Gabriel masih tak memahami makna dari kata-kata Krysan kemarin malam. Ia ingin sekali melupakan tatapan terluka milik Krysan. Dengan banyak bekerja dan menyibukkan diri serta tanpa mau melihat wajah Krysan, ia harap akan cepat melupakan Krysan. Namun kenyataannya tidak semudah itu. Ia malah terbayang wajah terluka gadis itu. Perkataannya pastilah sangat melukai hatinya.
Gabriel membereskan kertas-kertas yang berserakan di atas meja. Hari sudah sore dan ia memilih untuk pergi dari kantor. Mungkin meminum segelas wisky akan menghilangkan bayangan Krysan dari benaknya.
Kapan ya terakhir kali Gabriel jatuh cinta? Mungkin beberapa tahun yang lalu. Ia mencintai seorang wanita yang sama dengan Alex. Dia adalah Annetha. Beruntung saat itu Gabriel segera tahu bagaimana sosok Annetha yang sesungguhnya hingga ia tak merasa keberatan jika wanita itu memilih bersama Alex. Saat itu, bisnisnya belum sebesar sekarang. Mungkin itulah yang membuat Annetha memohon padanya untuk menerimanya kembali. Wanita rendahan yang gila harta. Lalu setelah Annetha menghilang, dan Alex mengetahui semua keburukan Annetha, Gabriel hanya bisa menonton dengan tenang. Ia tahu akhirnya akan seperti itu.
Jika tidak mati, pastilah Annetha mencari mangsa yang lebih hebat dari Alex. Wanita tamak tak akan tahu betapa sulitnya mencari uang.
Gabriel duduk di salah satu meja yang ada di sudut ruangan. Ruangan eksklusif yang sudah ia pesan. Ia tak ingin diganggu. Apalagi oleh wanita-wanita penghibur yang dengan tidak tahu dirinya mendekatinya.
Mencoba melupakan Krysan, Gabriel menenggak minumannya. Ia bukan tipe pemabuk. Bahkan bisa dibilang tingkat toleransinya cukup tinggi. Toby bilang, Gabriel harus menemukan cinta sejatinya jadi pria itu tak akan kesepian seperti sekarang. Masalahnya Alea akan menikah dengan Nathan.
"Alea, apa yang kau lihat dari Nathan?" tanya Gabriel.
"Apa maksudmu, Gab? Memangnya cinta harus melihat fisik? Status? Kau picik jika berpikir aku seperti itu!" kata Alea tak terima.
"Bukan begitu. Tapi apa kau tak melihat kalau aku lebih baik dari Nathan?" elak Gabriel.
"Kau mencintaiku?" Gabriel diam. Tidak. Jawabannya tidak.
"Nah, kau tidak bisa menjawabnya. Itu artinya kau tidak mencintaiku seperti Nathan mencintaiku. Sudah jelas bukan?" kata Alea.
"Pernikahan tak butuh cinta." Gabriel masih keras kepala.
"Jika kau ingin partner untuk bermain catur. Maka ya, kau tidak butuh cinta. Tapi jika kau ingin partner untuk membentuk sebuah keluarga, maka kau butuh cinta. Mau jadi apa anakku nanti kalau kedua orang tuanya tidak saling mencintai?" balas Alea.
"Bullshit Alea, banyak orang menikah tanpa cinta. Dan mereka tak mempermasalahkannya." Gabriel melipat kedua tangannya.
"Anggap saja aku orang aneh dan berbeda dari kebanyakan orang. Maaf Gabriel... Tapi aku bukan orang yang tepat yang dapat kau ajak untuk pernikahan pura-pura mu." kata Alea.
Gadis itu pergi meninggalkan Gabriel yang tengah mematung heran. Kenapa sulit sekali membujuk Alea. Ia pikir semua akan mudah karena ia telah mengenal Alea sejak lama.
Gabriel lagi-lagi menuangkan wisky ke dalam cangkirnya, ia menambahkan es batu ke dalamnya dan menenggaknya dengan cepat. Rasanya sungguh menyesakkan. Dan sialnya bayangan wajah pucat Krysan tak kunjung enyah dari otaknya.
Ting.
Gabriel melirik ponselnya. Sebuah pesan masuk menarik perhatiannya.
Aku tak menyangka kau akan melepaskan gadis cantik ini begitu mudah. Hah... Aku tahu, seleramu kan tinggi.
Tapi bagitu semua gadis sama saja... Bila dipakai di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shabby Girl ✔
RomanceBiarkan aku lari! Menjauh dari semua kegilaan dunia yang abadi. Biarkan aku bersembunyi! Membuang segala kenangan yang menyakitkan hati. Tidak ada yang tahu siapa namanya, karena memang ia terbiasa tanpa nama. Ditendang dan dimaki. Raganya masih ut...