♡e l e v e n : is she a princess?♡

3.5K 246 0
                                    

Rutinitas baru Krysan terasa jauh lebih membosankan. Bagaimana tidak merasa bosan. Gabriel akan selalu membawanya ke kantornya. Makan bersama dan pulang bersama. Lalu akan ada jam belajar di rumah meski tidak sepadat sebelumnya. Sudah sebulan semenjak pesta perusahaan Gabriel dilaksanakan, dan tidak ada perubahan sifat Gabriel. Justru semakin hari, pria itu semakin asyik membuat Krysan berubah-ubah sesuai dengan kehendaknya.

Bagi Gabriel, Krysan itu layaknya tanah liat yang mudah dibentuk menjadi apapun. Karena di luar dugaan Gabriel, Krysan adalah anak yang pandai dan cepat dalam mempelajari suatu hal.

"Kakak mau kemana?" tanya Carren.

"Meeting dengan klien." Carren memicing, kenapa Gabriel membawa Krysan? Gadis itu tengah mengenakan sebuah dress berlengan panjang dengan panjang mencapai lututnya.

"Krys, kau melupakan jadwal kita hari ini? Kita harus membuat kue, kau lupa? Jangan pergi dengan orang ini." Krysan meringis. Harusnya ia tidak boleh pergi dengan Gabriel.

"Aku-"

"Dia tinggal di rumahku, jadi terserah aku mau kubawa kemana. Kau buat kue saja dengan pegawaimu. Eh... Satu lagi, jangan terlalu banyak menginap di apartemen Matt. Awas saja kalau pria itu tidak segera menikahimu."

Carren melongo, "kau sudah memonopoli Krysanku dan sekarang kau menuduhku yang tidak-tidak? Kenapa juga aku harus punya kakak sepertimu." Carren berjalan meninggalkan Gabriel dengan hati kesal.

Krysan yang merasa tak enak akhirnya ikut berlari mengejar Carren dan membuat mata Gabriel melebar tak percaya.

"Carren?!" panggil Krysan. Carren menghentikan langkahnya. Ia tidak menyangka kalau Krysan akan mengejarnya dan mengabaikan Gabriel.

"Hei, ada apa?" Carren jadi bingung sendiri karena melihat ekspresi bersalah Krysan.

"maaf..." ucap Krysan.

"Tidak masalah. Aku mengerti posisimu. Hanya saja aku takut kakak akan menyakitimu suatu ketika. Tolong, jangan terpengaruh padanya ya..." kata Carren.

Krysan mengangguk, "aku minta maaf karena tidak bisa menepati kesepakatan kita. Bagaimana kalau akhir pekan nanti kita berdua pergi. Hanya ada kau dan aku." tawar Krysan dengan wajah cerah.

Carren mengusap kepala Krysan, "dengan senang hati... Aku harap kau mau menjadi bridesmaidku nanti." Carren berbisik pada kalimat terakhirnya.

"Sungguh? Kau akan menikah?" tanya Krysan dengan wajah berbinar.

"Aku juga awalnya tak percaya, tapi Matt sudah merencanakan semuanya. Matt, ayah dan ibu mertua. Semuanya melakukan yang terbaik untuk pernikahan kami. Jadi aku ingin kau menjadi saksi dalam pernikahanku nanti..." ucap Carren.

"Tentu, Carr... Apapun untukmu..." Carren memeluk Krysan dengan erat.

"Ehem. Kita pergi, klien sudah menunggu." kata Gabriel. Krysan melepaskan pelukannya pada Carren dan menatap Gabriel dengan tatapan tak terbaca.

"Pergilah, Krys. Aku tidak ingin beruang grizzli ini menyakitimu nanti." ucap Carren sambil melirik tajam ke arah Gabriel.

"Carren, sejak kapan kau jadi kurang ajar kepadaku?" Gabriel menatap Carren dengan tatapan mengancam.

"Sejak kau menjadi aneh dan merebut Krysan dariku." ucap Carren.

Saat Gabriel hendak membalas perkataannya, Carren sudah lebih dulu berlari meninggalkan Gabrie dan Krysan.

Gabriel memasuki sebuah privat room yang ada di restoran Jepang itu. Ruangan yang telah diresevasi oleh kliennya. Seorang pengusaha muda yang mengajukan tawaran kerjasama. Di belakangnya, Krysan tampak mengekor dalam diam. Hari ini Gabriel tak ingin ditemani sekretarisnya, ia malah membawa Krysan.

The Shabby Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang