♡f o u r t e e n : a long nightmare♡

3.4K 248 14
                                    

"Aduh... Aku akan merasa sangat patah hati. Pak Nathan akhirnya akan menikahi nona Alea. Sangat beruntung sekali gadis yang mendapatkan Pak Nathan."

"Benar. Meskipun Tuan Gabriel sangat tampan, tapi Pak Nathan memiliki hati selembut kapas. Itulah sebabnya banyak sekali yang mengidolakannya."

"Lagipula Tuan Gabriel terlihat lebih tempramental akhir-akhir ini."

"Ya, kau benar. Dulu kupikir Tuan Gabriel akan berubah karena ia terlihat lebih baik saat bersama gadis muda itu."

"Oh... Gadis muda yang cantik itu?"

"Benar. Sekarang karena dia tidak ada, kupikir Tuan Gabriel bisa menelan bulat-bulat karyawannya hanya karena masalah sepele."

"Padahal aku iri sekali dengan kecantikan alami gadis itu. Terlihat muda namun tidak kekanak-kanakan dan tidak terlihat tua juga. Harusnya Tuan Gabriel bersama gadis itu saja. Walaupun aku akan patah hati juga, tapi aku rela asalkan tidak dimarahi terus-terusan."

Toby yang kebetulan tengah membuat kopi di pantri mendengar semua pembicaraan karyawan itu. Mendengarnya membuatnya terngat akan sosok Krysan yang berwajah cuek dan terkadang ceria. Krysan masih remaja, dan harus berurusan dengan Gabriel si Beruang Grizzli. Mungkin sekarang Gabriel sedang kebakaran jenggot karena Alea akan menikah dengan Nathan kurang dari satu bulan lagi.

Dan benar saja, saat Toby memasuki ruangan Gabriel, semuanya kacau. Semuanya berantakan. Entah Gabriel benar-benar merasa sedih karena sangat mencintai Alea atau hanya karena pria itu marah sebab tak dapat memiliki Alea.

Toby mendekat, ia meletakkan kopi dan duduk di sofa. Melihat Gabriel yang terduduk sambil mengurut pelipisnya. Selalu saja. Gabriel bahkan sekarang disibukkan untuk mengurusi sesuatu yang tidak penting.

"Kalau kau benar-benar mencintai Alea, seharusnya kau meyakinkan gadis itu. Bukannya malah menggila seorang diri."

Gabriel mengangkat kepalanya. Sudah pening bertambah pening lagi karena ceramah Toby. Bukan hanya Alea sebenarnya. Gabriel terus saja teringat akan kejadian semalam. Semalaman suntuk ia mendengar tangisan seorang gadis. Mengingat ia yang hanya tinggal dengan seorang gadis dan beberapa pelayan. Ditambah kamarnya yang berdekatan dengan kamar gadis itu, Gabriel yakin itu suara tangisan Krysan.

Sesaat Gabriel merasa begitu brengsek karena mengatakan hal-hal jahat pada Krysan. Mungkin itu juga yang membuat gadis itu menangis sepanjang malam. Suara tangisan pilu yang hampir saja membuat Gabriel mendobrak pintu kamar Krysan.

Tadi pagi gadis itu sudah berangkat pagi-pagi sekali, bahkan melewatkan sarapan paginya. Kata Thea, Krysan tidak makan sejak kemarin malam. Dalam hati Gabriel mencemooh, untuk apa ia khawatir pada Krysan, toh dengan semangat gadis itu menemui Alexander.

Bingung. Itulah yang dirasakan Gabriel. Alea akan menikah dengan sepupunya dan ia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan wanita seanggun Alea. Malah sekarang ia dihadapkan dengan kenyataan kalau Krysan begitu menyukai Alex hingga rela menjadi boneka Gabriel.

"Apa aku harus merebut Alea, atau merebut bonekaku dari Alex?" tanya Gabriel tiba-tiba.

"Kau gila Gab, bisa-bisanya kau malah menyerahkan Krysan pada pria bajingan seperti Alex. Apapun tujuanmu, aku tidak bisa membenarkannya." kata Toby. Ia tidak menyangka mengapa Gabriel terlihat dan terasa mengerikan sekarang.

"Bagaimana ya, salahkan wanita-wanita haus akan harta itu. Mereka yang murahan dan memanfaatkan tubuhnya untuk cari uang. Hm, sepertinya aku akan merebut Alea saja. Alea adalah gadis terhormat dan tidak murahan." Gabriel meninggalkan ruangannya dan membuat Toby menggeleng kesal.

The Shabby Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang