♡twenty one - alex is waiting♡

3.3K 182 12
                                    

"Kenapa kau marah-marah padaku Gabriel?" Gabriel ingin sekali menghantam dagu Alex. Jelas saja dia marah, Alex telah mengusik Krysan. Membuat gadis itu tak bisa tidur dan terus memikirkan wanita yang ada di dalam foto itu. Foto Annetha. Gabriel tahu jika yang ada di foto itu adalah Annetha. Tapi Gabriel tak bisa mengatakannya pada Krysan. Gadis itu akan terus bertanya siapa Annetha dan mengapa wajahnya bisa sangat mirip dengannya. Gabriel hanya tak tahu harus menjelaskan apa pada gadis itu.

"Kau memberinya foto Annetha, apa kau sudah gila? Apa tujuanmu?" Gabriel berang.

Alex hanya tertawa, "apa salahnya? Toh mereka bukan orang yang sama kan? Annetha sudah mati. Mungkin memang benar kalau Krysan adalah wanita yang Tuhan takdirkan untukku, untuk menebus kesalahan Annetha padaku. Makanya wajah mereka mirip." kata Alex.

"Bicara apa kau! Krysan adalah milikku, jauhkan tangan kotormu darinya." kata Gabriel memperingatkan.

"Well, siapa yang  tahu jika akhirnya nanti Krysan memilih diriku?" Alex mengendikkan bahunya.

Seperti biasa, Alex sangatlah menyebalkan di mata Gabriel. Dan apa katanya tadi? Tidak tahu saja Alex jika Krysan sangat jijik pada semua lelaki kecuali, Gabriel. Gabriel seakan ingin tertawa tepat di depan muka Alex. Krysan jelas tidak merasa risih dengan tangan Gabriel. Yang tidak Krysan tahu hanyalah kini Gabriel memiliki sebuah rasa spesial untuk dirinya. Dan yang tidak Gabriel tahu, sebelum Gabriel memiliki rasa itu, Krysan telah lebih dahulu merasakan getaran cinta untuk pria itu.

"Jangan mimpi."desis Gabriel. Pria itu meninggalkan Alex yang menyeringai. Dengan cara apapun, Alex akan mendapatkan Krysan. Jika tidak dengan hatinya, meski hanya tubuhnya saja, gadis itu hanya akan menjadi miliknya.

Di ujung jalan ini, Alex menunggu Krysan dan akan membawa gadis itu menjauh dari Gabriel.

***

"Gab, jujur ya. Wajah Krysan menurutku tidak asing." Toby membolak-balik lembaran laporannya. Sebelum ia berikan pada Gabriel, laporannya harus sempurna karena dia tidak ingin lembur malam ini.

"Kata Alex, Krysan mirip Anneth. Tapi menurutku tidak. Enak saja Krysan disamakan dengan wanita bedebah gila harta itu." Gabriel mengatakannya dengan nada sinis.

"Hey, ada apa ini Tuan? Dari nada bicaramu aku tebak kau sedang tergila-gila dengan Nona Muda Krysan."

"Jangan bercanda."

Toby merapikan kertas laporannya dan memasukkannya kembali ke dalam map. Ia lalu menaruhnya di atas meja Gabriel, "justru aku sedang serius. Pertama, aku tidak merasa Krysan mirip dengan Anneth. Dan kedua, tidak masalah jika kau tertarik dengan Krysan. Asalkan dia juga tak masalah punya kekasih tua sepertimu."

Gabriel ingin sekali menelan Toby. Jika saja Toby bukanlah sahabatnya.

"Lalu Krysan mirip siapa?" tanya Gabriel.

"Jangan marah ya?" Gabriel mengangguk.

"Kupikir Krysan itu mirip ibuku." Gabriel hampir menjatuhkan rahangnya. Lelucon macam apa ini?

"Dengar Gab, kau belum pernah melihat ibuku. Dan jika kuingat lagi, garis muka dan hidung mereka itu mirip. Yah, walaupun warna matanya berbeda." kata Toby.

"Banyak yang seperti itu. Apalagi ibumu dan Krysan sama-sama perempuan." Gabriel membereskan kertas dokumennya dan memasukkannya ke dalam brankas. Ia mengambil map yang tadi ditaruh Toby dan memeriksanya.

"Yeah... Kau benar." Toby tak punya argumen lagi. Lagipula apa yang dikatakan Gabriel ada benarnya juga.

Di balik itu, Alex terus bermain-main dengan Krysan. Ia bahkan mengikuti kemanapun Krysan pergi. Termasuk saat gadis itu tengah bersepeda sore bersama Carren.

The Shabby Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang