Yuki berlari dengan cepat menelusuri setiap bagian rumah sakit, untuk mencari kamar ayahnya dirawat. Ia benar – benar khawatir akan kesehatan ayahnya. Jarang sekali ayahnya masuk rumah sakit, pria itu termasuk pria yang sehat bagi Yuki. Jarang sekali sakit, dan sekalinya sakit hanyalah flu. Namun kali ini pastilah bukan penyakit flu biasanya.
Karena ini pertama kalinya ayah Yuki masuk rumah sakit.
Setelah menemukan kamar ayahnya Yuki pun bergegas masuk.
"Otousan- Ayah!" teriaknya panik.
Tuan Takuma yang terbaring di ranjang, kaget mendapati putranya mengkhawatirkannya. Lantas kemudian terkekeh.
"Aih! Ada apa ini? Mengapa kau begitu cemas? Hahaha" ujarnya.
Yuki menggigit bibirnya lalu menatap ayahnya agak kesal.
"Ayah bagaimana bisa kau tertawa begitu? Aku mengkhawatirkanmu! Barusan ibu meneleponku kau masuk rumah sakit! Bagaimana keadaanmu sekarang? Kau sakit apa?" tanya Yuki cepat.
Nyonya Mirae yang mendengar itu menepuk pundak Yuki.
"Yuki – kun dudukla dulu, agar bicaramu santai. Bagaimana bisa kau mengajak bicara ayahmu dengan posisi berdiri seperti itu?" ujar ibunya.
"Ibu! Aku khawatir!" ujar Yuki menekan nada bicaranya.
Tuan Takuma menghela nafas, mengerti bahwa jika Yuki dan istrinya bertengkar agak sulit menghentikkan mereka berdua.
"Sudah kalian berhenti, aku sedang malas mendengar kalian adu mulut di depanku. Nah sekarang Yuki kau duduklah disini" ujar Tuan Takuma menyuruh Yuki duduk disampingnya.
Yuki yang sudah agak tenang kemudian menuruti ayahnya untuk duduk disebelahnya.
Beberapa saat kemudian seorang gadis muda dengan perut buncit masuk kedalam kamar, ia terkejut mendapati Yuki yang berada di kamar.
"Oh?! Yuki! Kau sudah datang rupanya?!" ujar gadis itu yaitu Yukari, kakak perempuan Yuki.
"Oneesan?!" ujar Yuki kaget kemudian memeluk erat kakaknya itu "Kapan kau datang? Bukannya kau harusnya di Kobe? Kandunganmu sudah besar" ujar Yuki.
Yukari tertawa menanggapi perkataan Yuki.
"Hahaha aku tahu, tapi sama sepertimu aku juga khawatir begitu tahu ottosan – ayah masuk rumah sakit. Tapi kau tenang saja Yuki, ayah hanya terlalu lelah bekerja sehingga ada masalah pada jantungnya. Jadi dokter menyarankan ia sudah harus banyak istirahat" ujar Yukari mencoba menenangkan Yuki.
"Lihat kau tenang saja ayahmu baik – baik saja" ujar tuan Takuma.
"Habis ibu membuatku khawatir!" ujar Yuki.
Nyonya Mirae menatap tajam putranya.
"Memang aku berkata apa? Aku hanya memintamu ke rumah sakit karena ayah masuk rumah sakit, aku tidak berkata apapun! Hey jangan menyalahkan ibu!" ujar Nyonya Mirae mengerucutkan bibirnya.
Yukari terkekeh.
"Yuki masih sama rupanya, khawatiran seperti biasa" ujar Yukari.
Dan seisi ruangan itu tertawa kecuali Yuki yang hanya mengumpat dalam hati.
"Yuki ada yang ingin ayah bicarakan padamu" ujar Tuan Takuma seketika tawa itu menjadi hening.
"Hmm? Ada apa itu ayah?" tanya Yuki bingung.
Tuan Takuma menatap Nyonya Mirae dan Yukari bergantian, sebelum akhirnya menghela nafas dan menghembuskan nafasnya perlahan. Berharap Yuki akan siap mendengar hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy Kiss
أدب الهواةApa jadinya bila Miki Honoka, seorang gadis berusia 17 tahun jatuh cinta pandangan pertama dengan seorang pria yang tak sengaja bertubrukan dengannya di Bus? dan telebih pria itu adalah seorang guru di Sekolahnya!. "Aku menyukaimu Furukawa sensei!"...