21

118 10 3
                                    


MIKI POV:

"Yuki-kun"

Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat saat ini, Furukawa Yuki. Cinta pertamaku, dan selamanya akan menjadi orang yang aku cintai, ada dihadapanku.

Yuki juga sepertinya merasakan hal yang sama, tidak percaya akan kehadiranku. Terlihat sekali dari sorot matanya.

"Miki?" ujarnya tak percaya.

Aku mengangguk, masih dengan senyum yang terpasang di wajahku. Entahlah aku sangat merindukannya saat ini sehingga aku tak sadar semejak aku sadar akan kehadirannya aku sudah tersenyum.

Tapi diluar dugaanku, Yuki melangkah kearahku kemudian memelukku dengan erat. Seakan ini adalah mimpi, aku bisa merasakan kehangatan dari setiap dekapannya.

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya. Suara yang tenang namun dingin itu, sudah lama sekali aku tidak mendengarnya.

"Baik. Yuki-kun sendiri?"

Ia mengeratkan pelukannya.

"Aku juga baik" ujarnya.

Namun aku buru-buru melepaskan pelukannya, tidak ingin menjadi tontonan banyak orang.

Ya maaf saja aku kan bukan aktris drama, dan ini adalah rumah sakit jadi tidak layak untuk tontonan masal haha.

"Yuki-kun apa yang kau lakukan disini?" tanyaku penasaran.

Seketika Yuki-kun menghela nafas.

Eh ada apa? Apa aku salah bertanya.

"Eum.. gomen... aku sepertinya tidak harus bertanya ini kalau begitu aku-"

"Nana sakit"

"Ya?"

"Nana, istriku dia sakit. Dia kanker hati" ujar Yuki.

Seketika aku diam membeku, itukah yang menyebabkan Yuki menjadi sedih? Entah mengapa rasa sakit dalam diri Yuki aku bisa merasakannya dengan baik.

"Lalu dimana Nana-san sekarang?" tanyaku.

"Dia sedang diperiksa oleh dokter Nemoto. Kau tahu dia?"

"Tentu saja! Dia itu dokter kepalaku! Yaa sebelum aku jadi dokter disini, aku belajar banyak padanya! Bahkan dari masih KOAD!" ujarku bangga.

Doktor Ryuji Nemoto adalah dokter kepala yang selalu membimbingku, meskipun aku ini anaknya tidak sepintar para dokter yang lain namun beliau sangat sabar dan kuat membimbingku. Karena itu aku sangat mengagumi beliau bahkan hingga saat ini aku mengaggumi dan menghormatinya.

Selain itu berkat ia yang selalu membimbingku kami menjadi sangat dekat, bahkan dokter Nemoto sudah kuanggap sebagai kakekku sendiri.

Yuki terkekeh, kemudian mengacak puncak kepalaku..

"Kau masih saja polos seperti dulu, sepertinya tidak ada yang berubah darimu selain sekarang kau sudah memakai jas putih dan menjadi dokter" ujarnya.

"Bagaimana? Kau bangga?" tanyaku.

"Tentu saja. Meski begitu dari dulu sampai sekarang aku tetap gurumu, aku bangga padamu" ujar Yuki.

Aku tersenyum, entah selebar apa senyumku saat ini tapi mendenga perkataan itu darinya aku sangat bangga.

"Sayang!"

Yuki dan aku menoleh, didapatilah Nana Kawaru sedang berjalan kearah kami. Nana ternyata masih sama ya, masih cantik dan tetap langsing dibarengi dan kulit awet mudanya yang seputih susu.

Candy KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang