Haii! Happy Reading!
Hari ini Yuki sedang menemani Nana berbelanja untuk persiapan pernikahannya. Dari mulai survey kue pengantin, mencoba cincin dan yang terakhir mencari gaun pengantin dan tuxedo yang akan mereka kenakan pada saat pernikahan. Persiapan pernikahan ini tidak melibatkan kedua orangtua mereka, baik dari pihak Nana maupun dirinya. Ini dikarenakan orangtua Nana yang dua – duanya pengusaha sangatlah sibuk sehingga sulit menyesuaikan waktunya, sedangkan orangtua Yuki. Ayahnya masih dalam tahap istirahat sehingga tidak diperbolehkan untuk banyak beraktifitas dan keluar pun hanya untuk berjalan – jalan santai untuk olahraga sedangkan ibunya entahlah semejak keputusannya ingin menikahi Nana ibunya jadi dingin padanya, dan seringkali mengabaikan dirinya terlebih Nana. Seringkali itu juga Yuki memberikan pengertian pada Nana mengenai sikap ibunya yang berubah itu, dan untunglah Nana pengertian ia dengan sabar dan tetap bersikap baik pada ibunya.
Sehingga persiapan pernikahan pun hanya mereka lakukan berdua, meski begitu Yuki mengakui lebih nyaman seperti ini.
Setidaknya mereka bisa bebas tanpa ada larangan ini dan itu.
"Bagaimana menurutmu?"
Yuki membalikkan badannya, terlihatlah Nana yang keluar dari ruang ganti dengan gaun putih panjang yang memperlihatkan pundak serta punggunya yang mulus. Yuki mengakui bahwa Nana memang cantik, tak heran jika gadis ini berhasil menjadi aktris serta model terkenal di Jepang.
"Kau cantik"
Nana tersipu malu mendengar pujian dari Yuki. Ia merasa bahwa pipinya bersemu merah saat ini.
"Be-benarkah?" ujar Nana agak gugup, ah yaampun semoga Yuki tidak mendengarnya.
Yuki tersenyum mengangguk.
"Kau juga terlihat tampan dengan tuxedo itu, warna putih terlihat bagus padamu" ujar Nana memuji balik.
Yuki mengangkat bahunya santai.
"Aku tahu aku memang tampan" ujar Yuki percaya diri.
"Hahahaha kau ini memang tidak berubah ya" ujar Nana mengingat Yuki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya masih sama dengan Yuki sahabatnya di SMA.
"Begitulah, kau juga sama. Sekarang ayo kita pergi, aku yakin kau pasti lapar" ujar Yuki.
Nana mengangguk.
"Baiklah. Kalau begitu aku ganti baju dulu ya, aku tidak mau pakai ini selama jalan – jalan" ujar Nana.
"Kamu pakai pun aku tidak akan protes" ujar Yuki.
"Issh! Sudah ah! Aku pergi!" ujar Nana pura – pura kesal, lantas berbalik menuju ruang ganti.
Yuki terkekeh menyadari bahwa sudah membuat gadis itu kesal, meski begitu ia tahu bahwa Nana tidak benar – benar marah padanya. Lantas Yuki pun sama menuju ruang ganti untuk mengganti Tuxedo.
Tanpa sadar dompetnya terjatuh, dan sebuah foto ukuran 3x6. Foto itu adalah foto dari seorang gadis yang selama ini ingin ia lupakan, tapi tentu saja selamanya pun ia tidak akan bisa melupakan gadis itu.
Gadis itu tentu saja adalah cinta dalam hidupnya.
"Miki apa kau sedang mengingatkanku kembali tentang dirimu? Kau tahu aku tidak akan bisa melupakanmu, aku mencintaimu. Jadi jangan mengingatkanku lagi okay? Karena aku tidak akan pernah lupa" ujar Yuki dalam hati sambil menatap lembut foto tersebut, lantas memasukkan kembali foto itu kedalam dompetnya dan meletakkannya dibagian dalam dompet.
***
Setelah makan di sebuah restaurant barusan, Yuki dan Nana memutuskan ingin menonton sebuah pertunjukkan lumba – lumba yang diadakan masih disekitar wilayah Mall. Tampak acara tersebut dipenuhi oleh penonton. Meski begitu mereka bersyukur bisa mendapatkan tempat duduk di barisan ketiga tengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Candy Kiss
FanfictionApa jadinya bila Miki Honoka, seorang gadis berusia 17 tahun jatuh cinta pandangan pertama dengan seorang pria yang tak sengaja bertubrukan dengannya di Bus? dan telebih pria itu adalah seorang guru di Sekolahnya!. "Aku menyukaimu Furukawa sensei!"...