Haii Readers! Happy Reading! Keep enjoy it! :)
Tuan Hiroshi menatap Yuki dan Nana yang terkejut satu sama lain, ia pun berdehem untuk memecah suasana yang mulai terasa canggung.
"Aku tidak tahu jika kalian saling mengenal" ujar Tuan Hiroshi bergantian memandang mereka berdua dengan sambil terkekeh.
Yuki tersenyum kikuk, menyadari bahwa tenggorokannya terasa kering ia lantas meminum ocha yang ada di depannya.
Mendengar hal itu Nana menepuk pundak ayahnya pelan.
"Ayah, dia adalah sahabatku di SMA. Dulu aku pernah bercerita bahwa aku punya sahabat baik dan Yuki lah orangnya" ujar Nana menjelaskan.
"Hmm begitu rupanya, jadi Yuki yang kau maksud adalah Furukawa Yuki. Kebetulan sekali kalau begitu ya" ujar tuan Hiroshi.
Yuki pun menaruh gelas ochanya kemudian menatap tuan Hiroshi dengan senyum tipis.
"Ya kebetulan sekali" ujarnya tidak bersemangat.
Kemudian pandangannya mengarah pada langit malam, yang entah mengapa langit tersebut gelap tanpa bintang yang ada hanya awan tebal yang menandakan akan turun hujan sebentar lagi. Entah mengapa sebuah wajah tergambar pada ingatannya saat ini.
Gadis itu seolah tanpa permisi mengambil alih perhatiannya.
Sedang apa dia sekarang?
Apa ia sudah pulang?
Apa ia masih sedih?
Pemikiran – pemikiran tetang gadis itu merangkai dengan sempurna tergambar dari langit malam yang ia lihat saat ini.
'Miki apa kau baik – baik saja?' pikirnya.
"Yuki?" ujar sebuah suara seolah mengembalikan dirinya pada keadaannya saat ini.
Ia melihat Nana di hadapannya yang mengerutkan keningnya, tergambar kekhawatiran dari ekspresinya saat ini.
"Maaf hari ini fokusku terganggu" ujar Yuki.
"Kau baik – baik saja?" tanya Nana khawatir.
Yuki mengangguk.
"Ya. Tentu saja, aku hanya sedikit lelah jadi barusan melamun. Maafkan aku, maafkan saya tuan Hiroshi" ujar Yuki membungkukan badanya tanda ia menyesal. Tentu saja apa yang ia lakukan tadi seharusnya tidak terjadi.
Khususnya di acara penting seperti ini.
Tuan Hiroshi terkekeh kemudian mengibaskan tangannya, tanda ia tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Aku mengerti kau pasti lelah bekerja di perusahaan kemudian menjadi guru sementara menggantikan kakakmu cuti melahirkan, Yuki mungkin saranku adalah jika kakakmu sudah selesai cuti melahirkan kau harus memfokuskan diri pada perusahaan selain menghemat tenagamu perusahaan juga akan lebih optimal jika kita fokus dengannya. Kau mengerti maksudkukan?" saran tuan Hiroshi.
Yuki mengangguk.
"Ya saya mengerti tuan Hiroshi, saya berencana akan lebih fokus dengan perusahaan setelah kakak cuti melahirkan. Setelah kelulusan kelas 12 di angkatan ini saya akan berhenti menjadi tenaga pengajar, saya pastikan saya akan lebih memperhatikkan perusahaan dan menjalankannya dengan lebih serius" ujar Yuki.
Tuan Hiroshi mengangguk dengan mantap, ia yakin bahwa keluarga Furukawa khususnya Yuki adalah partner terbaik untuk melakukan kerjasama karena ia tahu bahwa anak dari sahabatnya termasuk direktur yang memiliki kinerja yang baik
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy Kiss
FanfictionApa jadinya bila Miki Honoka, seorang gadis berusia 17 tahun jatuh cinta pandangan pertama dengan seorang pria yang tak sengaja bertubrukan dengannya di Bus? dan telebih pria itu adalah seorang guru di Sekolahnya!. "Aku menyukaimu Furukawa sensei!"...