*Pict of Miki Honoka
"Yuki – kun?" ujar Miki.
"Miki? Eum..maksudku Honoka. Apa yang sedang kau lakukan disini?" ujar Yuki saat menyadari bahwa mereka bertemu di tempat yang sama.
Miki pun memaksakan senyumnya, entah ada perasaan aneh apa yang menelusup dihatinya. Yang pasti perasaan ini sama sekali tidak enak.
"Aku sedang..."
Belum selesai Miki menjawab, Kinnosuke merangkulnya erat.
"Kami sedang berkencan sensei" ujar Kinnosuke meneruskan ucapannya, ia menjawab dengan percaya diri. Sedangkan Miki hanya tersenyum menanggapi perkataan Kinnosuke, entah mengapa ia merasa Kinnosuke menyelamatkannya dari kegugupannya dan rasa sakit karena harus melihat Yuki bersama dengan gadis lain.
Dan ini membuatnya sangat lega.
Yuki terdiam, entah mengapa perasaannya saat ini benar – benar menjadi buruk, terlebih dengan seorang lelaki bernama Kinnosuke yang merangkul gadis itu. Yang merangkul Miki harusnya dirinya.
"Begitukah? Baguslah nikmati kencan kalian" ujar Yuki dengan datar, lalu pergi dari game center itu.
Nana merasa bingung dengan apa yang terjadi saat ini, sehingga saat ini ia pun mengejar Yuki.
"Yuki! Tunggu!" ujarnya kemudian berlari untuk menyamaratakan dengan langkah pria itu yang besar – besar.
Sedangkan Miki maupun Kinnosuke yang melihat kejadian itu hanya terdiam, Miki yang menyadari bahwa Yuki sudah pergi dari game center pun lantas inisiatif memegang tangan lelaki itu.
"Haruskah kita bermain sekarang?" ujarnya dengan ceria.
Lebih tepatnya memaksakan diri ceria, agar sahabatnya itu tidak mengetahui perasaannya saat ini.
***
Yuki saat ini sedang membasuh wajahnya berkali – kali untuk menetralisir perasaan yang ia rasakan saat ini. Entah mengapa ia begitu kesal saat Miki harus bersama dengan lelaki lain. Ah khususnya anak yang bernama Kinnosuke itu. Tentu jelas dimatanya bahwa Kinnosuke sangat menyukai gadis itu, atau jangan – jangan mereka benar – benar saling menyukai? Tapi bukannya gadis itu menyukainya?.
Ini benar – benar membingungkan.
Bahkan seumur hidupnya baru kali ini ia merasakan perasaan kesal ini, yang dinamakan. Cemburu.
Tunggu ia cemburu?
Itu tidak mungkin kan?
Yuki selama ini selalu menggunakan logikanya, jadi kali ini juga ia akan berusaha untuk menggunakan logikanya. Ia tidak akan marah hanya karena sesuatu yang berhubungan dengan hati. Yuki pun menutup keran air kemudian keluar dari Toilet.
Di depan pintu sudah ada Nana yang menunggunya, terlihat ekspresi khawatir memenuhi wajahnya saat ini.
"Kau baik – baik saja? Apa kau sakit?" tanya Nana.
Yuki pun tersenyum.
"Aku tidak apa – apa. Kau tenang saja, haruskah kita makan siang sebelum filmnya dimulai?" tanya Yuki.
Nana pun tersenyum lalu mengangguk.
"Tentu, terimakasih Yuki" ujar Nana lalu berjalan disamping Yuki.
"Nana-chan"
"Hmm?"
Yuki pun menatap Nana, yang kemudian mereka berdua menghentikkan langkahnya. Nana yang merasa kikuk karena ditatap oleh Yuki pun menelan ludahnya, ia merasa jantunya berdetak tidak karuan saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/41889382-288-k849003.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy Kiss
FanfictionApa jadinya bila Miki Honoka, seorang gadis berusia 17 tahun jatuh cinta pandangan pertama dengan seorang pria yang tak sengaja bertubrukan dengannya di Bus? dan telebih pria itu adalah seorang guru di Sekolahnya!. "Aku menyukaimu Furukawa sensei!"...