Miki dan Yuki pun duduk di salah satu bangku taman. Miki sedari tadi memakan ramennya dengan lahap, dan sejak itu pula Yuki memerhatikan Miki.
"Yuki-kun, mau?" ujar Miki disela makannya, karena sadar bahwa Yuki sedari tadi melihat dirinya.
Yuki tersenyum kecil dan menggeleng.
"Kalau mau bilang ya" ujar Miki kemudian memakan kembali ramennya.
Yuki melihat ada beberapa lembar rambut Miki yang menghalangi mulutnya, sehingga dengan inisiatif ia menyingkapnya ke belakang telinga Miki. Miki yang menyadari itu terdiam dengan masih mengunyah ramennya.
"Seharusnya kalau kau makan lihat dulu ada yang menghalangi atau tidak, jorok sekali" protes Yuki "Kau ini dokter kan? Harusnya sudah tahu kalau makan dengan kondisi seperti tadi, berapa banyak bakteri dari rambutmu masuk ke makanan lalu ke mulut? Bisa-bisa kau diare" ujarnya menimpali.
Miki terkekeh.
"Kau ini seperti ibuku saja, beliau sering sekali mengomel seperti itu" ujar Miki. Kemudian ia memasukkan cup itu kedalam tong sampah.
"Bagaimana kabar ibumu?"
"Ibu? Dia baik dan sehat" ujar Miki.
Yuki mengangguk "Syukurlah".
"Kalau ayah, ibu dan kakakmu bagaimana?" tanya Miki balik.
"Mereka juga baik, dan kau tahu? Mereka merindukanmu" ujar Yuki.
"Hah? Benarkah?! aku juga rindu mereka! Apa mereka ada disini? Karena setahuku kau sempat tinggal di Amerika kan, hmm ya setelah menikah bukannya langsung pergi kesana? Apa mereka juga pergi kesana?" ujar Miki.
Yuki menghela nafas.
"Mereka ada di Jepang. Cuma aku dan Nana yang ke Amerika, aku pergi kesana karena harus mengurus perusahaan dan Nana ada kontrak artis disana" ujar Yuki.
"Nana sangat terkenal yaa. Aku sering lihat dia di acara televisi Amerika, dia benar-benar artis Hollywood" puji Miki.
"Itu 3 tahun yang lalu. Sekarang dia sudah berhenti jadi artis" ujar Yuki.
"Berhenti?! kenapa?! Padahal Nana kan keren sekali! Sayang kalau berhenti!" Miki terlihat ke kecewa.
"Nana sakit. Karena ingin fokus pada kesehatannya, ia memutuskan berhenti. Bagiku tidak masalah dia berhenti, lagipula untuk urusan finansial kami masih berkecukupan, terlebih sekarang yang paling penting adalah kesembuhan Nana. Asal Nana kembali sehat, kalaupun tidak kembali menjadi artis aku tidak masalah" ujar Yuki.
Miki menghela nafas.
"Kulihat rekam medis Nana, ia...kena kanker hati? Dan sudah stadium akhir"
"Iya. Awalnya tidak sampai stadium akhir, hanya saja makin hari kondisi Nana makin memburuk hingga sampai vonis dokter yang memeriksa dia di Amerika bahwa Nana sudah sampai stadium akhir. Aku benar-benar tidak tahu akan seperti apa, tapi entah mengapa aku masih berharap bahwa ada keajaiban untuk Nana. Aku benar-benar ingin melihat ia sehat kembali" ujar Yuki terlihat kesedihan mendalam di kedua bola matanya.
"Yuki-kun..."
"Setiap hari, aku melihat kondisi Nana yang semakin lemah. Dia yang sering pingsan, muntah, sakit kepala atau sering sakit dada membuatku semakin sedih. Tapi entah mengapa wanita itu masih berpura-pura kuat dihadapanku, ia masih sering jahil dan tertawa di hadapanku. Padahal aku tahu dia itu menahan sakit, wanita aneh itu" ujar Yuki.
Miki yang mendengar hal itu kemudian memeluk Yuki.
"Yuki-kun, aku yakin Nana pasti akan sembuh. Kau harus kuat, kuatlah untuk Nana agar ia bisa semangat untuk kesembuhannya" ujar Miki.
![](https://img.wattpad.com/cover/41889382-288-k849003.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy Kiss
FanficApa jadinya bila Miki Honoka, seorang gadis berusia 17 tahun jatuh cinta pandangan pertama dengan seorang pria yang tak sengaja bertubrukan dengannya di Bus? dan telebih pria itu adalah seorang guru di Sekolahnya!. "Aku menyukaimu Furukawa sensei!"...