5. Tidak Takut

242 42 8
                                    

" Sudahi dulu obrolan kalian Sayang, Sulli harus menyuapi anak-anaknya " Wanita itu mengangguk, suara lembut Ibu mertuanya memang menjadi kehangatan sendiri baginya. Sulli yang tadinya tengah sibuk bercengkrama pamit untuk melihat anak-anaknya yang ada dihalaman belakang rumah mertuanya.

Wanita itu meraih piring juga beberapa lauk berupa sayuran untuk mereka. Sudah lama sekali ia tak melakukan hal ini, terakhir saat dirinya masih berada dirumah dan itu dalam kurun waktu yang sangat lama. Sulli pamit kebelakang, disana ia melihat Nicky yang tengah naik sepeda mengelilingi adiknya Micky yang hanya termenung diatas ayunan kayu, semuanya tak ada yang berubah, dan makin menambah kerinduan Sulli pada tempat yang dulu pernah ditempatinya ini.


" Kamu keliatan engga semangat gitu, apa kamu engga seneng kalo Bunda kembali? " Sulli mendekati anaknya yang hanya diam termenung diatas ayunan kayu dibelakang rumah mertuanya. Melihat kesendirian anak bungsunya itu ia mendekatinya dan merangkulnya. Tidak biasanya ia sediam ini, biasanya ia akan cerewet juga tak ada henti-hentinya mengoceh serta bertanya keseharian nya. Tapi ada yang berbeda, Micky bahkan terlihat lesu dan tak begitu antusias.

" Aku seneng, tapi Ayah pasti marahin Bunda lagi nanti " Sahut Micky tidak semangat, Sulli mengelus rambutnya dengan sayang sebelah tangannya memegang piring berisi lauk yang tadi dibawanya, semuanya pasti ada jalan. Termasuk dirinya yang harus bersembunyi dari Minho untuk bertemu dengan anak-anaknya, biarkan rumah tangganya berada diujung tanduk, yang terpenting sekarang adalah ia bisa melihat anak-anaknya tersenyum.

" Bunda engga takut, yang terpenting sekarang Bunda bisa ketemu kalian terus " Sulli berusaha ceria, walaupun begitu hatinya merasa sedih juga takut Minho akan kesini dan menemukannya, lalu pria itu akan membuangnya jauh atau bisa saja Minho mengirim anaknya ke luar negeri dan menjauhkannya dari dirinya.

" Serius? " Pekik Nick yang langsung menjatuhkan sepedanya dan ikut duduk diayunan bersama Ibunya juga adiknya. Benarkah berita yang ia dengar ini? 

" Bunda tinggal disini, kalian bisa temuin Bunda kapanpun kalian mau. Tapi, kalian harus janji untuk sembunyiin ini dari Ayah. Bagaimana? " Keduanya langsung mengangguk setuju. Sulli tersenyum sambil memeluk keduanya, ia tak pernah sebahagia ini, ia tak peduli Minho mencapnya sebagai wanita apalah itu yang terpenting kedua anaknya tidak merengek lagi, yang terpenting sekarang ia bisa bertemu dengan anaknya, sepuasnya, seperti dulu lagi walau sekarang tanpa Minho disisinya.


Suara mesin mobil yang berhenti membuat pelukan Sulli ketiganya terlepas. Sulli menatap kedalam rumah mertuanya, apakah itu Minho? Apa Minho tahu kalau dirinya disini? Jantungnya memompa dengan cepat, Nicky dan Micky terdiam karena Ibunya tiba-tiba saja pucat. Kakaknya berinisiatif meraih piring yang ada ditangan Ibunya.

" Bunda engga kenapa-napa kan? " Tanya Nicky, ia menggeleng namun segera menjauhkan tubuhnya dari kedua anaknya. Micky hanya diam, ia takut Bundanya akan pergi lagi dan meninggalkan mereka.

" Makan yang banyak, Bunda harus pulang dan ambil pakaian, besok pagi Bunda anterin sarapan ke sekolah. Jangan nakal, turuti apa mau Ayah kalian " Keduanya tak mengatakan apapun, dan hanya diam melihat Ibunya berlari cepat kearah sayap kiri rumah neneknya. 

Saat mereka berdua masuk , Nicky dan Micky tak mendapati Ayahnya disana. Ia melihat Chanyeol yang datang sembari menelfon seseorang juga nenek dan kakeknya yang tengah mengobrol berdua. Nicky dan Micky mendekati Chanyeol, dengan wajah penuh tanya ia berdiri didepan Chanyeol, membuat pria itu tersenyum geli menatap wajah keponakannya.

Pria itu menurunkan lengannya, ia berjongkok dan menyamai tingginya dengan Nicky juga Micky, dengan gemas pria itu mencubit kedua pipinya karena begitu ekspresinya yang sangat menggemaskan. Karena Ibunya memintanya untuk segera pulang akhirnya ia terburu-buru datang tanpa makan siang sedikitpun.

The Cold Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang