The Cold Husband✔

13. Pulang

Sulli memaksa Chanyeol untuk mengurus kepulangannya, bukankah Minho tengah pergi? Ia merasa tak enak hati kalau harus menitipkan kedua anaknya dirumah mertuanya lagi. Memasuki pekarangan rumah Minho, pria itu menatap Sulli yang masih diam sembari menatap jauh kearah rumah besar tersebut.

Pagi ini Sulli benar-benar membuatnya kelimpungan karena wanita itu terus saja memaksanya pulang, Dokter juga Suster pun menyerah, akhirnya ia memperbolehkan wanita itu pulang padahal ia masih harus beristirahat satu hari lagi.

Ia membawa tas berisi perlengkapan Sulli dan memapahnya masuk. Wanita itu hanya diam sembari menatap langkahnya yang terasa berat sekali memasuki rumah ini. Ia terima kalau Minho tak mau menemaninya selama dirumah sakit, ia tahu kesibukan pria itu, tapi apakah ia sama sekali tak mau menjemputnya? Kenapa pria itu begitu jahat?

Dan kenapa ia malah menyuruhnya adiknya untuk menjaganya. Ia mati-matian menjauhi Chanyeol,ia tak mau membuat pria itu berharap banyak walaupun hanya menungguinya dirumah sakit, ia merasa sangat-sangat tak enak hati. Mereka masih menjadi sahabat, sama seperti saat mereka sekolah dulu hanya saja ia tak punya banyak waktu, bukan tak punya malahan sama sekali tak ada waktu. 

Ia ingat sekali saat dirinya mulai menjauh waktu Minho mendekatinya, pria yang tak lain adalah Kakaknya Chanyeol sendiri. Mereka hanya berpacaran sebentar, lalu secepat itu juga Minho mengajaknya menikah. Kalau ia dekat, maka rasa bersalahnya pada pria itu pasti semakin besar. Dan saat pria itu menyatakan cintanya, Sulli menolaknya dengan tegas dan mengatakan kalau ia tengah mengandung buah hatinya bersama Minho.

Sulli menatap pria itu lagi, hubungan mereka memang tak seharmonis dulu. Saat mereka masih bersekolah, ia tak mengeluarkan seribu uangpun saat dirinya jalan dengan Chanyeol. Pulang dan Pergi ke sekolah pria itu akan mengantarnya dengan senang hati. Kalau pergi makan atau nonton pria itu akan membayar semuanya. 

Dan saat Sulli mengatakan akan menikah setelah Chanyeol menyatakan cintanya, pria itu langsung mendiaminya , dan sampai sekarang pun ia masih terbayang bagaimana wajah terluka milik pria itu. Sulli membuang pandangannya, pria itu berubah begitu banyak hingga Sulli tak mengenalinya, ia lebih dingin dan tak bersahabat, walaupun pria itu diam-diam masih sangat perhatian padanya.

" Bunda " Pekikan itu mengintrupsi Sulli untuk menatap keempat mata bulat dari kedua anak laki-laki yang tengah berlari kearahnya. Sulli melepaskan pegangan tangannya pada pria itu dan berjongkok sembari merentangkan kedua lengannya pada kedua anaknya. 

Beberapa rumah sakit memang menerapkan peraturan kalau anak-anak dilarang menjenguk terlebih menginap. Dan selama empat hari disana Sulli benar-benar merindukan kedua malaikatnya ini. Mereka memeluknya dengan erat, karena begitu merindukan masakan Sulli. Chanyeol melepaskan kedua pelukan keponakannya karena dirinya tahu Sulli pasti tidak nyaman dengan posisi berjongkok seperti itu. Keduanya mencebik kesal , namun Chanyeol dengan sigap menghindari pukulan bertubi-tubi dari keduanya.

" Padahal aku rindu banget sama Bunda " Nicky menatap Paman nya dengan kesal , sedangkan Chanyeol hanya tersenyum pada kedua keponakannya. Nicky dan Micky menatap Pamannya dengan pandangan mematikan, kalau seperti ini mereka jadi mirip sekali dengan kakaknya, mata bulatnya, mata bulatnya persis sekali seperti yang dimiliki oleh Kakaknya.

Sulli meraih tas yang ada ditangan Chanyeol, pria itu menolaknya namun Sulli memaksa dengan raut muka kesal pria itu akhirnya menyerah dan memberikan tas yang berisi keperluannya tersebut ke tangannya. Keduanya menatap Chanyeol dengan wajah kusut dan kurang tidur, mereka seharusnya berterima kasih dengannya bukan karena sudah menjaga Ibunya selama dirumah sakit. 

" Terima kasih udah jagain Bunda, Paman " Chanyeol tersenyum dan mengusap rambut Micky, Pria itu menatap Sulli yang masih pucat, wanita itu sudah seharusnya istirahat. Chanyeol melambaikan tangannya pada kedua keponakannya, tugasnya sudah selesai dan sekarang ia harus menyelesaikan misinya yang sesungguhnya.