17. Masa Lalu

289 43 13
                                    



" Kenapa? " Tanya Minho pada Sulli yang tengah memejamkan matanya saat pesawat sudah lepas landas. Sebenarnya ia tahu kalau Sulli memang paling anti dengan besi terbang tersebut, tapi mau bagaimana lagi, masa mereka harus naik angkot untuk sampai ke korea? Mana bisa...

Pada akhirnya pria itu menyerah dan meraih kepalanya lalu direbahkan dipundaknya. Tak lupa tangannya menggenggam erat lengan istrinya yang masih tampak gemetaran. Dengan usapan selembut bulu pria itu mengelus rambut panjangnya yang tergerai. Entah kenapa perasaan marahnya tiba-tiba saja menguap sejak Sulli menceritakan hal tersebut, ia juga tak tahu, perasaan yang tiba-tiba menghampirinya saat itu adalah ingin sekali ia meluapkan kekesalannya pada pria yang namanya disebutkan oleh Sulli waktu itu, apakah benar itu Sean? Mantan rekan bisnisnya dulu? Apa pria itu yang merencanakan ini semua untuk menghancurkan rumah tangganya? Kalau memang iya pria itu cari mati namanya.



" Takut " Cicitnya, Minho mengeratkan genggamannya lalu membawanya kepelukannya. Ia tak peduli dengan pramugari yang tengah lewat disampingnya. 

" Kenapa kamu engga kasih tau? " Sulli terdiam , kasih tahu apa? Apa yang ingin suaminya ketahui? Ia mendongak dan sedikit memberi jarak pada Minho.

" Kenapa harus Sean, Sulli? Dia.. Dia jebak kalian? " Tanyanya, bukannya menjawab Sulli malah membuang wajahnya. Seharusnya memang ia tak berbicara dan membuat suaminya terus berasumsi, ia memang tak tahu siapa yang salah dan itulah yang membuatnya bungkam. Ia tak mau menuduh orang sembarangan , sehingga membuat dirinya yang harus terjebak pada kemarahan suaminya. Sulli tak punya bukti kuat untuk menuduh Sean, ia juga tak tahu apa-apa karena malam itu mabuk.

" Maaf karena udah ngecewain kamu " Minho hanya diam, ia membuang pandangannya kearah depan , tak menatap mata sayu yang hampir menangis itu, yang terpenting sekarang adalah ia akan mencari kebenarannya, kebenaran yang sudah menghancurkan rumah tangganya. 

Bagaimana kalau Sulli memang tidak bersalah? Bagaimana kalau asumsinya selama ini salah dan membuat dirinya terjebak pada kemarahan juga keegoisannya yang terasa begitu konyol. Benar! Ia memang tak mencari tahu karena terlalu larut dalam emosi. Tapi kenyataan yang pagi tadi ia dengar membuat dirinya berfikir bahwa, ia bukan hanya sekedar salah tapi ia telah menjadi orang yang bodoh!



Perjalanan terasa begitu panjang, apalagi saat Minho sama sekali tak membuka mulutnya. Sulli ingin sekali mengatakan semuanya namun bibirnya tak sanggup. Ia kecewa pada dirinya sendiri, ia juga marah karena dirinya sama sekali tak berani mengungkap kebenaran, dan juga ia sendiri takut, ia takut kalau nama pria itu kembali terucap hanya rasa sakitlah yang terasa dihatinya.

Sebelum malam itu, Sulli mengingat jelas bagaimana pria itu dengan tenang menuangkan alkohol kedalam gelasnya. Ya, seperti tak terjadi apa-apa. Setelah Sulli memukul kepalanya dengan sikunya juga berhasil melumpuhkan miliknya, ia langsung datang ke tempat perayaan dan bersikap seolah-olah pria itu tak pernah menyentuh bahkan hampir memperkosanya. 

Pria itu memang tampan, tapi tak semua pria tampan itu sopan dan juga baik seperti Minho. Sean, ia bahkan bisa mengingat bagaimana pria itu mengunci ruangannya dan mulai menggerayangi tubuhnya , mungkin kalau ia tak berbekal ilmu bela diri ia tak mungkin bisa melawan, ia mengingat keluarganya dirumah juga.. kejadian ini bukanlah yang pertama tapi sudah kedua kalinya. Ia tak mungkin marah kepada Minho yang berhasil memaksanya ikut pemotretan waktu itu. Minho adalah Managernya, ia akan menurut dengan apa yang diperintahkannya, terlebih pria itu adalah orang yang dicintainya. 



" Ayo minum, ini sebagai rasa terima kasihku karena kamu juga Jong Suk sudah berhasil merampungkan iklan juga pemotretan ini " Ucapnya, Sulli bersengut jijik, bukannya genit atau apapun, tapi melihat tatapan penuh gairahnya membuat Sulli mendekatkan kursinya pada pemilik tubuh jangkung pria yang menjadi pasangannya pada pemotretan kali ini.

Pria itu menangkap sinyal tak nyaman dari dirinya, dengan sigap ia meraih lengannya dan menggenggamnya, dari sorot matanya pria itu mengatakan kalau dirinya akan baik-baik saja selama disampingnya. Sulli meraih gelasnya juga membuang pandangannya, wanita itu sama sekali tidak tahu kalau alkohol yang dtuangkan itu adalah yang paling dihindarinya. Hanya satu sloki saja wanita itu pasti akan payah.

" Kamu engga tahu yah bagaimana caranya bersenang-senang? " Ucapnya, Sulli melotot pada Sean saat pria mendekatinya dan mendekatkan gelas kecil tersebut kedalam mulutnya. Jong Suk menahan lengannya, air matanya keluar karena pria itu terus memaksanya, sebelum bogem mentah merusak wajahnya pria itu melepaskan gelas tersebut dan membantingnya dengan kasar.

" Kasar sekali! Ini namanya pelecehan " Ucap Jong Suk. Pria itu menarik lengan Sulli untuk berdiri, Sulli meriah tasnya dan langsung mengikutinya pergi dari tempat terkutuk tersebut. Sulli terbatuk-batuk merasakan tenggorokannya terasa terbakar, diluar , wanita itu meringsek kedalam pelukannya sambil bergetar hebat. Ia takut, ia sangat takut, kenapa disaat seperti ini Minho malah tidak ikut? Kenapa disaat seperti ini suaminya malah meninggalkannya seorang diri. Ia butuh perlindungan.



Sulli tidak tahu kalau kejadian itu menjadi boomerang dalam rumah tangganya. Foto dirinya yang tengah memeluk Jong Suk dengan pria itu yang tengah mengelus rambutnya tersebar dimana-mana. Padahal mereka tidak tahu kalau wanita itu tengah mencari perlindungan. Ia hampir menangis ditempat duduknya, wanita itu melirik Minho yang hanya diam sambil memandang kumpulan awan yang terlihat dari jendela yang ada disampingnya.

Apakah pria itu sama sekali tak punya belas kasihan padanya?

" Kalau aku engga bersalah kamu bakal maafin aku? " 

" Choi Sulli! " Bentaknya, sampai orang-orang didalam pesawat melirik aneh kearah mereka. Sadar kalau mereka tengah jadi perhatian Minho memutar bola matanya malas, ia sudah diam karena tak ingin berdebat, lagipula pikirannya terus dipenuhi berbagai macam asumsi tak mengenakan. Makanan yang disediakan pun sama sekali tidak dimakan.

" Kamu seharusnya engga nyuruh aku ikut, aku pasti bikin malu kamu nantinya "

" Bisa diam? " Ucapnya tajam, tapi Sulli menggeleng dan terus membuka mulutnya dengan berani.

" Kebenaran bakal dateng dengan sendirinya Minho, kalo kamu masih punya cinta untuk aku otomatis kamu percaya sama aku " Minho terdiam, tentu saja ia masih mencintai Sulli, tapi kepercayaannya langsung hilang sekejap mata saat ia mengetahui kalau istrinya bermain mata dibelakangnya.

" Aku pasti mikir berkali-kali buat selingkuh dari kamu, kamu itu cinta pertama aku. Aku bakal jelasin yang sebenar-benarnya, masalah percaya atau tidak itu terserah kamu. Dan setelah pulang nanti aku bakal balik lagi ke apartemen, aku pasti bakalan nyusahin kalo terus-terusan numpang dirumah kamu " Wanita itu menatap Minho dengan sendu, Minho bisa melihat matanya yang berubah sedih juga senyum yang dipaksakan. Minho diam saat wanita itu menggenggam tangannya, Sulli membawanya ke pipinya, ia pasti sangat merindukan tangan besar yang dulu sering merengkuh nya ini. Ia menikmatinya, mencoba berlama-lama takut dirinya akan sangat merindukan Minho nanti. 

" Aku siap kalo kamu ceraikan aku " 





..tbc..

The Cold Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang