" Berhenti mendebatku! " Minho membentak Sulli dengan kasar, pasalnya pria itu sudah cukup jengah dengan ajakan istrinya untuk hadir dalam Brand Launching milik Alex. Pria itu sudah cukup sabar seharian ini karena Sulli terus-menerus berbicara dengan pria bermata lampu vespa itu didalam ruangannya, dan hal tersebut membakar amarahnya.
Dan dimeja makan ini ia sama sekali tak peduli dengan kedua anaknya yang tengah meringkuk takut. Sudah cukup stok kesabarannya hari ini dan ia ingin tenang. Namun istrinya kembali membahas bahkan sampai membujuk dirinya untuk ikut, TIDAK AKAN!
Sulli menatap Minho dengan pandangan tak percaya, padahal ia sudah berbicara lembut. Mengajaknya dengan bujukan halus, namun ia sama sekali tak percaya kalau Minho bisa meledak seperti sekarang ini. Kalau memang tidak mau dan tidak memperbolehkannya juga ikut ia akan memberi kabar pada Alex kalau dirinya memang tak bisa hadir.
" Kamu engga perlu semarah itu, kalo kamu memang engga mau ikut ya aku juga engga bakalan pergi " Sulli menggeser kursinya, tanpa menatap ketiganya ia langsung pergi meninggalkan meja makan karena sama sekali tak berselera. Menaiki tangga, Sulli bertolak kekamar anaknya untuk membereskan beberapa buku pelajaran yang akan dibawa besok dan memasukkannya kedalam tas mereka masing-masing. Rasanya sudah lama sekali ia tak melakukan ini.
Sulli terdiam memikirkan kata-katanya tadi, ia juga tak seharusnya menyulut emosi suaminya. Tapi jauh didalam lubuk hatinya ia ingin sekali hadir, ia ingin mengatakan pada semua orang bahwa hubungan mereka berdua sudah berjalan sangat baik sampai sejauh ini.
" Bunda " Sulli menoleh, wanita itu menatap anaknya yang tengah berdiri didepan pintu dengan kaus berlogo M. Walaupun tanpa inisial dikausnya itu dari potongan rambutnya saja sudah terlihat bahwa itu adalah Micky. Sulli berdiri dari posisinya, Micky menutup pintu dan masuk kekamarnya, anaknya itu duduk dipinggir ranjang dengan kaki menggantung kebawah. Sulli mendekat lalu mengecup puncak kepalanya.
" Udah selesai makan malamnya? " Tanya Sulli, Micky mengangguk.
" Bunda yang belum selesai, Kakak masih dibawah dan ngabisin makan malam bunda " Sulli tersenyum kecil sembari mengusap rambutnya setengah botaknya.
" Good Boy, kamu kenapa engga makan juga? Apa kamu engga ngabisin makan malam kamu lagi? " Micky hanya tersenyum kecil, apapun kegiatannya ia ingin Ibunya ini selalu ada disampingnya, termasuk makan malam yang baru saja ia tinggalkan karena tak ingin Ibunya sendirian. Sebenarnya ia sama sekali tak berselera sejak Ayahnya duduk dimeja makan lalu memulai pertengkaran. Mulut penuh nasipun ia masih sempat-sempatnya bicara dan hal tersebut membuat Micky sedikit sebal.
" Bun, kenapa sih kalian bertengkar lagi? Aku engga suka loh! Aku engga mau ada acara kabur-kaburan dari rumah lagi " Ucapan Micky membuat Sulli mengangguk pasti, hanya kesalah pahaman kecil dan Sulli akan mengatasinya sendiri. Micky percaya pada Ibunya, wanita itu sudah melewati masalah yang lebih buruk dari ini, dan anak itu yakin kali ini Sulli mampu melaluinya lagi.
" Aku sayang Bunda " Ia memeluk Sulli erat, wanita itu membalasnya tak kalah erat.
" Bunda juga sayang, Kamu udah ngantuk? " Micky mengangguk karena dirinya sadar sedari tadi sudah tiga kali menguap.
" Tolong bilang kakak hari ini engga bisa duel dulu, besok aku ada test matematika pagi-pagi " Ia langsung masuk kedalam selimut setelah melepaskan pelukannya. Sulli tersenyum kecil lalu mengecup puncak kepalanya lagi, ia tak mengerti duel apa yang anaknya maksud. Ia juga membenarkan letak selimutnya agar menutupi seluruh tubuhnya, setelahnya ia keluar dan betapa kagetnya ia saat melihat Nicky sedang berdiri didepan kamar mereka berdua.
" Hayo, abis curhat yah? " Tanyanya dengan kekehan, Sulli mengacak rambutnya sedikit sebal. Ia tak mengerti dari mana sifat jahil yang didapati olehnya ini. Apakah.. Apa jangan-jangan ia sudah terkontaminasi oleh Chanyeol?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Husband✔
ChickLit(REPOST DENGAN JALAN CERITA BERBEDA) Nicky dan Micky harus berjuang sendiri untuk bertemu dengan Ibunya, mereka tidak mengerti alasan perpisahan kedua orang tuanya yang begitu tiba-tiba. Dan juga Ayahnya, entah kenapa orang yang dicintainya itu tiba...