4. Keputusan

240 46 10
                                    


Sulli sampai satu jam setelah pergi dari kantor Minho. Wanita itu membayar ongkos taksi yang ditumpanginya dan menatap rumah besar yang sudah lama sekali tak dikunjunginya.

 Wanita itu membayar ongkos taksi yang ditumpanginya dan menatap rumah besar yang sudah lama sekali tak dikunjunginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah berpagar tinggi itu sepertinya bakal membuat Sulli tidak lupa kalau dirinya adalah menantu dari keluarga Choi. Rumah ini yang membuat Sulli betah, rumah inilah yang memberikan Sulli kehangatan juga cinta dan kasih sayang. Namun tidak lagi, sewaktu pertama kali menikah dengan Minho mereka hanya tinggal selama satu bulan disini lalu mereka pindah ke rumah yang dihadiahi oleh kedua mertuanya.

Karena Minho selalu bekerja ia menghabiskan waktunya bersama teman satu profesinya juga kadang ia datang kekantornya untuk sekedar menggodanya yang selalu saja sibuk dengan berkas-berkasnya. Mengingat hal tersebut Sulli tersenyum miris. Mungkin saja Minho akan menceraikannya sebentar lagi, mungkin saja Minho akan kembali mendepaknya kalau dirinya terus-menerus berdiri disini dan tak segera menemui anak-anaknya.

Sulli menatap rumah tersebut yang dalam keadaan sepi. Ia tak yakin Micky dan Nicky ada disini, apa asisten suaminya itu berbohong? 

Ia berdiri cukup lama, ia takut, sangat takut walau hanya sekedar memencet bel rumah besar tersebut. Ia benar-benar tidak sanggup, ia tidak siap menampakkan wajah nya didepan kedua mertuanya. Minho mungkin sudah mengatakan pada mereka kalau dirinya pergi meninggalkannya, Minho mungkin saja sudah menceritakan kejadian tersebut dengan versinya dan dilebihkan sedikit hingga membuat orang berasumsi hanya dirinyalah yang bersalah. Oke Fine , kalau memang itu yang membuat suaminya senang ia mencoba tak mempermasalahkannya.


" Tidak ada makanan manis-manis sayang, nanti kamu batuk " Sulli menatap dari lubang kecil yang ada dipagar, itu Ibu mertuanya kan? Dengan kedua anaknya.. Jantung Sulli berdegup keras, ia sedikit mundur dari posisinya karena mungkin saja mereka akan membuka pagar. Sulli merasakan lengannya bergetar, mampukah ia berdiri dihadapan mereka?

" Oke Grandma " Sahutan dari kedua anaknya membuat air matanya berhasil lolos dan jatuh kepipinya. Ia mendengar suara gerbang berdecit disertai tawa kecil anak-anaknya, Sulli mendongak dan menatap kedua pasang mata bulat besar yang tengah membulat menatapnya balik. Sulli meneguk ludahnya, ia jatuh terduduk dan langsung disambut oleh pelukan dari kedua anaknya. 

Micky dan Nicky tidak percaya akan hal ini, ia tak menyangka kalau Ibunya ada disini dan menemuinya. Mereka memberikan Sulli pelukan erat, padahal Maria sudah menyuruh Chanyeol, anaknya untuk mencari Sulli dan memanggilnya kesini tapi wanita itu sudah lebih dahulu datang tanpa undangan. Ia tersenyum kecil melihat kedua cucunya berhamburan penuh haru dipelukan Ibunya. Namun hatinya tersenyum miris, benarkah itu menantunya? Berapa pon lemak juga kalori yang hilang dari tubuhnya? Apa Minho terlalu keras padanya, mungkin saja memang iya karena ia tahu seberapa besar cinta yang dimiliki menantunya untuk anaknya.


" Kalian sehat? Apa Bibi Lidya selalu membuatkan kalian sarapan? " Tanyanya, keduanya mengangguk, Maria mendekati Sulli dan membantunya berdiri. Sulli tak berani menatapnya, tangannya menggenggam kedua lengan putranya dengan erat, ia tak ingin dipisahkan kembali oleh Minho, mereka ingin hidup bersama-sama lagi. Namun tubuhnya ditarik begitu saja kedalam pelukannya, Sulli tak bisa untuk tak menangis, setelah ia mengalami semuanya ia tak menyangka kalau mertuanya masih ingin menerimanya, padahal ia sudah memperlakukan kedua cucunya dengan begitu buruk.

The Cold Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang