7. Pertemuan (Season 2)

224 34 14
                                    

Nekat. 

Itu lah satu kata yang ada dibenak Lily, pria itu terlalu berambisi ingin bekerja sama dengan wanita bernama Choi Sulli itu , padahal ia sudah menegaskan berkali-kali kalau Choi Sulli tengah memfokuskan dirinya pada keluarga dan tak menerima job apapun.

Kalau ia menelusuri berita tentang wanita itu, sepertinya ia masih sakit hati bahkan curhatannya terdengar begitu frustasi dan menyayat hati akan masa lalunya. Ia terlihat begitu mencintai suaminya sehingga memilih menjadi pengurus rumah tangga saja diantara karirnya yang begitu cemerlang. Pilihan yang tepat, ia pasti akan menjadi istri yang baik. Berbeda dengannya yang begitu mementingkan karir.

Ia memang tak pernah mengenal Sulli ataupun bertemu langsung, namun beberapa kali ia melihat beritanya ditelevisi. Kalau dilihat dari caranya menatap suaminya orang-orang akan tahu apa yang dinamakan cinta. Saat Konferensi Pers beberapa minggu yang lalu wajahnya terlihat berbinar, tidak seperti saat hari dimana dirinya berpisah dengan prianya.

" Ada meeting jam sebelas nanti Tuan " Alex meraih jas kerjanya, pria itu tetap kekeh ingin mendatangi Sulli seorang diri.  Sebelumnya Lily tak pernah mendapati pria itu seperti ini sebelumnya, seperti ada yang aneh. Karena tak biasanya Alex terobsesi pada suatu hal bahkan sampai dirinya lah yang menanganinya langsung.

" Tolong batalkan , engga terlalu penting juga kan? " Tanyanya, Lily hanya diam, padahal pria itu yang minggu lalu minta melakukan meeting akan posisi yang akan ditempati oleh Manager bermasalah itu.

" Tapi Tuan .. "

" Ly, sekali aja, saya janji engga akan mangkir lagi " Saat pria itu meraih kunci mobilnya Lily menyerah. Dengan santainya bahkan ia langsung melenggang keluar ruangan sambi melambaikan tangannya. Hufft! Pasti hari ini akan jadi hari yang berat, ia bahkan harus meminta maaf pada beberapa orang yang tadi sudah ia reminder agar tak melupakan pertemuan penting pagi ini.


Tidak butuh waktu lama bagi Alex untuk bisa sampai digedung dengan sepuluh lantai dihadapannya ini. Gerimis mulai mengundang, peramal cuaca memprediksikan kalau dalam minggu ini akan turun hujan dan benar saja. Sedari berangkat tadi saja matahari belum terlihat dan mungkin tak akan menampakkan batang hidungnya hari ini.

Ia berdiri didepan meja resepsionis, pria itu menatap seorang wanita bertubuh kecil dan mungil yang memberi salam padanya. 

 " Ada yang bisa saya bantu? " 

" Saya ingin bertemu Tuan Choi, Choi Minho " Wanita itu tampak sedikit kaget, biasanya pria itu belum pernah bekerja sama dengan seorang pria tampan blasteran seperti ini. Kalau dilihat dari cara bicaranya, sepertinya pria itu sudah lama tinggal disini. 

" Tuan Choi sedang bersama istrinya diatas, anda bisa langsung naik kelantai sepuluh dari lift belok kearah kiri " Alex tersenyum tipis, pria itu langsung berjalan menuju lift dan langsung menekan angka sepuluh. Kantornya lumayan bagus, ia rasa ini adalah gedung baru kalau dilihat dari interiornya, ternyata seleranya itu boleh juga. 

Tapi beruntung sekali dirinya kalau bisa bertemu dengan Sulli sekaligus, ia sudah menantikan momen ini selama dua bulan belakangan. Wanita itu sama sekali tak memberinya nomer ponsel kecuali kartu nama suaminya. Ia rasa wanita itu memang bersungguh-sungguh tak punya ponsel kala itu.

Tak butuh waktu lama untuknya menunggu, lift berdenting dan tak lama pintupun terbuka. Ia disambut oleh pemandangan kota dari kaca transparan yang mengelilingi lantai tersebut. Ia tersenyum kecil, sesuai intruksi ia belok kearah kiri dan menemukan meja besar yang diisi oleh seorang wanita cantik yang tengah fokus menatap komputer, ia rasa wanita itu adalah sekertaris dari Choi Minho.

Dengan langkah sedikit terburu-buru ia menghampiri wanita dewasa tersebut. Ia sedikit tersentak kaget karena rasa penasarannya. Dengan senyuman khasnya juga lesung pipinya wanita itu berdiri dari posisinya dan menatap balik padanya.

The Cold Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang