1. Rumah Baru (Season 2)

336 44 21
                                    



" Nicky, Micky, sarapan udah siap sayang " Sulli mengetuk pintu kamar anaknya yang terasa asing. Ia membuka pintu tersebut dan melihat keduanya yang tengah berpelukan. Senyum tak pudar dari bibirnya, wanita itu mendekatinya dan memungut buku pelajaran mereka yang terjatuh dilantai. Ternyata mereka kelelahan setelah seharian membereskan beberapa barang setelah pindahan.

Seminggu setelah kepulangan mereka dari Korea, Minho menyuruh mereka untuk merapihkan barang-barang karena ia ingin memulai kehidupan yang baru. Jauh dari kehidupan masa lalunya. Rumah yang dibeli suaminya ini tak jauh dari rumah mertuanya, hanya beda beberapa blok saja agar memudahkan kedua mertuanya itu menjaga kedua anaknya kalau mereka tengah ada urusan.

Sulli merapihkan selimutnya, ia juga sudah meminta izin kepada wali kelasnya karena mereka baru saja pindahan dan keduanya kelelahan. Sulli mematikan pendingin ruangan dan menyalakan penghangat. Udara pagi ini memang terasa sejuk sekali, matahari sepertinya juga kelelahan maka dari itu cuaca terlihat gelap. 





Minho membeli rumah rumah yang tak teralu besar, namun kesan mewahnya tak pernah ditinggalkan. Entah sejak kapan pria itu merencanakan hal ini tapi ia senang sekali saat Minho memikirkan untuk meninggalkan rumah lama dan memulai semuanya dengan yang baru bersamanya. Hatinya terasa membuncah sekali. 

Pria itu terlihat lebih romantis akhir-akhir ini, dan juga Minho tak pernah absen mengucapkan kata maaf yang menurut Sulli sudah sangat berlebihan. Lagipula, bersama Minho juga kedua anaknya saja itu sudah lebih dari cukup, ia juga sudah sangat bahagia melihat Minho kembali menatapnya dengan lembut juga penuh kasih sayang.

Ia membereskan beberapa barang anak-anaknya yang masih berserakan, ia juga menaruh bola basket milik keduanya didalam keranjang. Karena rumah ini tidak memiliki lapangan yang cukup luas seperti rumah yang lama, akhirnya Nicky menyuruh Chanyeol memasangkan ring basketnya didalam kamar. Sulli tersenyum simpul kala itu, mereka juga meledek Ayahnya karena Minho kurang tinggi dari pamannya, padahal kalau dilihat-lihat mungkin mereka hanya berbeda dua sentimeter saja.

" Kamu ngapain? " Sulli tersentak saat Minho melongok kedalam kamar anaknya, Wanita itu menggantung jaket kedua anaknya dan ditaruh kedalam lemarinya. Ia keluar lalu menutup pintu kamar anaknya. Ia mengira suaminya ini belum mandi tapi melihat rambutnya yang basah juga aroma dari tubuhnya yang menguar membuat Sulli mabuk. Wanita itu mengecup singkat bibirnya sebagai ucapan selamat paginya.

" Kamar mereka masih berantakan, kemarin aku sibuk rapihin berkas-berkas punya kamu " Keluhnya, Minho mengacak rambutnya lalu merangkulnya keluar. 

" Maaf yah, aku udah ngantuk banget semalem " Katanya , Sulli mengangguk dan pelan-pelan menuruni tangga.

" Aku udah bikinin kamu sarapan, kamu mau kerja hari ini? " Tanyanya, Minho mengangguk, ia sudah mengambil cuti satu minggu dan sekarang ia harus kembali kalau tidak mau Jiyoung kerepotan.

" Bos juga engga boleh seenaknya sayang. Habis anter anak-anak kerumah Mommy kamu mampir kekantor yah? " Sulli tersenyum, setelah Ibu mertuanya bilang jangan sungkan mau tak mau Sulli kembali menitipkan kedua anaknya kepada mereka, padahal Sulli lebih senang membawanya ketimbang meninggalkannya. Tapi bagaimana lagi kalau itu semua sudah menjadi perintah suaminya, mau tak mau ia menurutinya bukan? 

Minho duduk disalah satu kursi meja makan, pria itu menatap istrinya yang hanya mengambil selembar roti panggang lalu diolesi dengan selai nanas kesukaannya. Berbeda dengan Minho, ia lebih suka sarapan yang berat, pas sekali karena ia begitu menginginkan telur mata sapi buatan istrinya. Ia mengambil nasi goreng yang ada diwadah besar lalu menaruhnya diatas piringnya. Sulli mengambilkan dua telur mata sapi milik suaminya dengan senyum mengembang, sepertinya prianya itu kelaparan.

The Cold Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang