14. Rencana

266 46 12
                                    

Chanyeol menggebrak meja kerjanya dengan begitu keras. Pria itu terdiam membaca beberapa informasi yang sudah ia dapatkan. Tak sulit mencari pria itu karena informasi apapun ada di internet, bahkan jejaring sosialnya pun masih aktif. Segampang itukah? Sial! Kalau seperti ini kenapa tidak dari dulu ia yang mencari keadilan.

Bodohnya itu, kenapa kakaknya tidak mencari tahu lebih dahulu. Lebih bodohnya lagi kenapa kakaknya sampai mengusir istrinya sendiri dan menjauhinya dari anak-anaknya. Buat apa punya banyak uang juga perusahaan kalau otaknya tidak dipakai. 

Apa pria itu bakalan percaya kalau Chanyeol membuka fakta ini? Pria itu tertawa sinis , apa ia harus menculik Sulli agar pria itu percaya? Seratus bahkan seribu persen pun ia yakin kalau Kakaknya itu masih sangat mencintai istrinya. Walaupun kebenciannya pada wanita itu lebih mendominasi.

Sebuah notifikasi masuk kedalam akun instagram yang baru saja dibuatnya. Jongsuk0914, sejauh apapun ia berada dirinya akan mendatanginya untuk mencari keadilan. Mungkin ia marah pada Sulli yang menolak cintanya , tapi cinta tak harus memiliki kan? Tidak ada yang salah dengan membiarkan orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain. Menurutnya itu saja sudah cukup.

Jongsuk0914 

           Ah~ si cantik itu.. minggu depan saya free, mau ketemu? 

Pertanyaannya membuat Chanyeol begitu bersemangat. Ia akan mengajukan cuti pada kakaknya yang berada dikantor pusat. Kali ini pria itu tak akan lolos lagi. Setelah membuat masalah lalu kabur dan tak bertanggung jawab, lihat saja apa yang akan ia lakukan pada pria yang sudah membuat masalah itu.

****

" Ayah liat Bunda engga? " Minho mengalihkan pandangannya ke arah Nicky yang berdiri dengan piyama tidurnya. Minho menatap kearah pintu, disana Micky berdiri dengan tampang ketakutan seperti biasanya. 

Semenjak anak itu keluar dari rumah sakit ia tak pernah manja bahkan memeluknya tiba-tiba seperti dulu lagi. Kalau Minho memberinya perhatian anak itu tak menolak, hanya saja ia tak berani memulai sebagai yang pertama. 

" Mick kayanya Ayah engga tau, ayo kita cari " Minho menatap anak bungsunya yang mengangguk lalu berbalik. Sudah tengah malam, kenapa anak-anaknya ini malah keluyuran. Minho menghadang langkah Nicky, anak itu menatap Ayahnya dengan kening mengkerut.

" Kenapa belum tidur? " Tanyanya sembari mengusap rambutnya yang sedikit berantakan. Ia tak tahu kemana wanita itu berada, semenjak pergi keluar dari kamarnya Minho memang tak melihatnya lagi. Apa dia pergi karena ucapannya? Baguslah, berarti wanita itu masih punya harga diri bukan?

" Bunda tadi janji mau nemenin kita, tapi udah jam segini dia engga ke kamar " Ucapnya pada Ayahnya yang menghentikan langkahnya.

" Nick, Bunda udah ketemu " Teriakan Micky membuat Nicky langsung meninggalkan Minho dan berlari keluar kamar Ayahnya. Dilihatnya Sulli yang hanya memakai piyama tidurnya berjalan kearahnya. Wanita itu tersenyum kecil, ia bingung karena mendengar suara ribut-ribut dari atas. Dan ternyata jagoannya tengah mencarinya, padahal ia hanya membuat susu di dapur.

" Bunda dari mana sih? " Tanya Nicky yang terkesan tak sabaran, bagaimana tidak kedua nya sudah menunggu selama setengah jam untuk tidur sedangkan Ibunya tak kunjung datang kekamarnya padahal mereka berdua sudah sangat mengantuk, anak itu menggandeng lengan Sulli dan membawanya kearah Minho. Langkahnya semakin berat saat Minho menatapnya dengan pandangan tak terbaca.

Jangan sampai sumpah serapah itu keluar dari bibir suaminya.

" Kalian udah ngantuk kan? Ayo tidur sayang " Katanya mencoba merancang rencana agar ia tak bertatapan muka dengan Minho, sebenarnya ia pergi untuk menenangkan diri. Setelah ucapan Minho siang tadi mood nya seharian ini benar-benar buruk, walaupun begitu ia tak menonjolkannya pada keduanya. Ia merasakan seorang diri bagaimana Minho memperlakukan dirinya dengan kejam bahkan mengatainya dengan kasar. 

" Kita mau tidur sama kalian " Sahut Nicky, ketimbang Micky, kakaknya itu memang lebih berani mengutarakan pendapat bahkan ketidak setujuannya. Minho menatap anaknya dengan kening mengkerut, tidak akan, ia tak akan pernah lagi satu ranjang dengan Sulli. Wanita itu membuatnya muak dan kesal setengah mati.

" Bunda mau kan? Kenapa kalian diam? Apa begitu susah? " Sahutnya kembali. Micky menatap Minho takut-takut, ia ingin bicara namun bibirnya kaku, pegangan tangannya mengerat membuat Sulli mengalihkan pandangannya pada si bungsu itu.

" Kita udah lama engga tidur berempat, bukannya kalian orang tua kita berdua? Kita kan engga barang mahal, iya engga Mick? " Micky mengangguk, namun pandangannya tak lepas dari Sulli. Sulli tak mau menjawab, ini semua keputusan Minho, kalau memang ia mengiyakan dirinya akan menurutinya, kalau tidak, lebih baik ia tidur diranjang yang mulai sekarang harus ia biasakan.

Minho menatap mata keduanya yang terlihat penuh harapan. Pria itu mengangguk dan berbalik kearah kamarnya. Sulli mendesah lega, setidaknya tidak hanya dirinya saja dan Minho tapi ada kedua anaknya. Ia tersenyum penuh haru. Ketiganya masuk mengikuti Minho yang sudah terlebih dahulu berbaring diranjang besarnya. Sulli berharap ranjang itu masih muat, Sulli bersyukur karena anaknya mendekatkan dia kembali dengan suaminya.

Nicky dan Micky menaiki ranjang, Sulli menatap keduanya yang tertawa begitu riang, sudah lama sekali bukan? Sudah lama sekali mereka tidak tidur berempat seperti ini.

" Bunda kenapa diem aja? Sini berbaring disamping kita " Sulli tak bisa menutupi rasa bahagianya. Minho bisa melihat jelas bagaimana berbinarnya wajah Sulli , jadi rencananya sudah berjalan mulus sehingga ia tersenyum senang seperti itu? Jangan harap Minho bisa dibodohi lagi oleh tampang sok polosnya itu.

Wanita itu masuk kedalam selimut, begitupun dengan Minho. Nicky juga Micky sama sekali tak bisa berhenti tersenyum, keduanya bahkan masih saja bercanda seperti kakak beradik yang telah lama terpisah jauh. Sulli tak berani mengeluarkan suara, sebelum deheman yang lumayan keras mengintrupsi kegiatan mereka. Memang seperti ini lah anaknya kalau mereka berdua tidur dalam satu ranjang dengan nya.

" Mau berangkat sekolah jam berapa besok? " Tanya Minho, keduanya terdiam lalu memasukkan kepalanya kedalam selimut.

" Udah malem, kalian harus tidur atau engga ada uang jajan selama satu minggu " Ancamnya, Keduanya mengangguk didalam selimut dengan patuh. Minho hanya heran saja, kenapa mereka harus diancam lebih dahulu baru mau tidur. 

Pria itu menatap Sulli yang tengah membuka selimut yang menutupi kepala anaknya. keduanya tengah berpelukan dengan begitu dramatis. Sulli merentangkan tangannya, ia memeluk keduanya walaupun tangan kecilnya tak bisa memeluk penuh tubuh kedua anaknya. Mereka langsung memunggungi Minho, yang kini tengah menatap mereka dengan pandangan sebal. Jadi, mereka berdua berpihak pada wanita itu?

" Ayah engga ikut meluk kita? " Tanya Nicky, Minho yang tadinya ingin turun dari ranjang malah mengurungkan niatnya, pria itu ragu-ragu merentangkan lengannya. Namun Nicky yang tak sabaran itu langsung menariknya dan membuat lengannya jatuh tepat diatas lengan Sulli. 

Mereka terdiam dengan mata saling pandang, Nicky yang berada dibelakang Micky tersenyum kecil karena hal kecil pun bisa membuat mereka berdua berdebar. Ya, mereka berdua bisa mendengarkan detak jantung keduanya yang saling berlomba. Micky bisa mendengar jantung Sulli yang berada tepat didepan wajahnya. Sedangkan Nicky, anak itu bisa mendengar detak jantung Ayahnya yang posisinya tepat berada dibelakangnya.

" Bunda, mimpi yang indah " Ucap Micky pelan, Sulli tersenyum kecil. Hatinya menghangat karena Minho sama sekali tak memindahkan tangannya. 

" Mimpi indah sayangku " Katanya sambil mengelus kepala kedua anaknya. Mereka semua memejamkan mata, berbeda dengan Minho yang masih menatap mereka semua dalam diam. Kenapa? Kenapa dari sekian banyak wanita hanya Sulli yang mampu menjungkir balikkan dunianya? Kenapa hanya Sulli yang mampu membuat dirinya berubah dan jadi orang lain. Kenapa? Kenapa hanya Sulli yang mampu menghidupkan kembali jantungnya seperti ini. Apakah ini efek dari hormonnya? Apakah ia marah? Kenapa jantungnya berdegup keras seperti ini. 

Kali ini Minho tak bisa untuk tak memejamkan mata, ia sangat mengantuk sekali. Entahlah~ Tapi satu menit kemudian ia sudah tertidur dengan mata terpejam erat, ia sudah begitu pulas. Dan sayup-sayup ia bisa merasakan sebuah kecupan yang mendarat di keningnya.

..tbc..

Beberapa hari migrain-___-" Jadi natap komputer aja udah males duluan padahal tulisan bentar lagi kelar.

Jangan males comment dong :)

Happy weekend..

The Cold Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang