Part. 5

42.5K 2.1K 16
                                    

Lima menit kemudian pintu membuka dan Drake muncul dengan ekspresi terkejut di matanya ketika melihat Cassie masih duduk di sofa miliknya. Tangan kuat itu seketika meraih gagang pintu dan mendorong hingga menutup.

"Apa telingamu tuli sampai tidak mengerti ketika aku memintamu pergi!" Drake berkata pedas.

Tatapan menusuk itu menekan Cassie hingga ke tulang rusuknya, membuatnya sesak nafas. "Aku tidak akan pergi sampai..." Cassie berdiri menegakkan kepalanya, menajamkan mata menunjukkan betapa kukuh pendiriannya. "...sampai kau melakukan sesuatu untuk Ben."

Pria itu tertawa parau. "Apa pentingnya bocah itu bagimu? Sekeras apapun usahamu, aku tidak akan memenuhi permintaan itu."

"Aku akan mengatakan pada seisi dunia bahwa kau punya wanita simpanan yaitu aku. Harga diriku memang sudah tidak berarti, tapi bagaimana denganmu? Apa kau yakin skandal ini tidak akan menghancurkan bisnismu dalam sekejap?" Ancamnya.

Drake melangkah pasti ke hadapan Cassie, menekan pelan telunjuknya di kening Cassie sebelum berjalan lagi dan duduk di kursi singgasana. Pria itu menghela nafas kasar, merebahkan kepala di sandaran kursi yang tinggi. Satu tanganya di atas meja, jemari nya melakukan gerakan mengetuk meja.

"Aku tidak akan mengembalikan satu juta dollar milikmu, meskipun harus tinggal selamanya di penjara. Kerugian sepenuhnya dipihakmu, Mr. Lincoln. Tolong pikirkan lagi." Lanjut Cassie lagi. Menambah kerutan di kening Drake, dan Ia sudah merasa menang.

Satu alis Drake terangkat naik. "Kau mengancamku dan itu adalah pelanggaran hukum perdata. Pengacaraku akan menuntut sejumlah uang, amat besar, pada kedua orang tuamu dan kau akan melakukan apapun termasuk menjual jiwamu kepada iblis agar bisa membayar padaku."

"Jelas sekali kaulah iblis itu, Drake Lincoln. Haruskah aku menjual jiwaku untuk kedua kali padamu?" Ucapan yang tidak bisa ditarik lagi. Cassie tidak menyesali mengatai pria itu iblis.

Sudut bibir Drake melengkung tajam ke atas. Seringai itu lagi-lagi muncul membuat Cassie merinding. Drake mencondongkan badannya ke depan.

"Aku merasa tersanjung Miss Fleur. Selama ini sang iblis tersimpan rapat dibalik setelan ini, tapi kau membangkitkannya sekarang dari tidur panjang." Drake berdiri menjulang, kursinya tersentak menjauh saat tubuh besar Drake melintasi meja untuk mendekati Cassie.

Kaki Cassie bergerak mundur seiring Drake yang kian mendekat. Drake menopang tangannya pada dinding di atas bahu Cassie, tubuh mereka nyaris menempel satu sama lain. Pria itu mencondongkan kepala dan berbisik di telinganya. "Aku setuju memenuhi keinginanmu, dengan satu syarat. Kau akan ikut denganku ke Malibu selama satu minggu. Dan selama itu aku akan menunjukkan padamu seperti apa iblis yang sebenarnya."

Cassie membenci lututnya yang selembek bubur setiap berhadapan dengan Drake Lincoln. Meskipun pria itu mengancamnya dengan cara yang ia yakini tidak biasa, tapi Cassie tidak sabar menanti siksaan Drake untuknya. Ia mendambakan Drake, tentu saja. Meskipun kasar dan kurang ajar, namun keahlian memuaskan wanita, pria itu adalah raja.

Cassie mengangkat tangannya pada kancing kemeja Drake yang terbuka. Ia menyusurkan jarinya di dada pria itu, Cassie menggigit bibir merasakan gelenyar gairah ketika jemarinya memijat otot keras Drake. Selama ini ia tidak pernah berani menyentuh Drake. Selangkangan Drake yang keras menumbur perut Cassie. Ia menangkup kejantanan Drake dengan tangan yang lain, menurunkan bagian depan celana Drake dengan bersemangat.

Kepala Drake tersentak menatap Cassie, tangan itu menangkap lengan Cassie menghentikannya berbuat lebih jauh. "Aku bukan kekasihmu. Yang memutuskan kapan dan dimana bercinta adalah Aku."

Pria itu berkata sinis, tapi Cassie dapat melihat kabut gairah memenuhi bola mata Drake.

"Tapi aku ingin." Ucap Cassie tidak tahu malu. Ia mulai terbiasa menjadi wanita  penggoda di hadapan pria itu. Ibarat ulat yang berubah menjadi kupu-kupu, Ia adalah kupu-kupu malam milik Drake Lincoln. Cassie menarik tangannya dari dada Drake dan menyentuh lengan yang memegangi tangannya. Masih menatap pria itu, Ia mengusap kulit tangan Drake yang berbulu halus. Tekanan ibu jari dan telunjuknya menekan titik sensitif pada lengan pria itu.

Deal With The Devil (The Affair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang