Kesibukan bersama Drake dan ditambah dengan Alexander Smith membuat Cassie mengabaikan sahabatnya sendiri. Hellen yang berbeda jurusan dengan Cassie sore itu menunggu diluar kelas saat kuliah Professor Smith masih berlangsung. lima belas menit kemudian kelas dibubarkan dan Hellen melangkah masuk dan duduk di bangku kosong di belakang.
"Dosen baru ya? Ya ampun dia tampan juga." Hellen memandangi Professor Smith dengan kagum.
Cassie membereskan tas nya lalu menyeret sahabatnya keluar kelas. "Astaga, dia tersenyum padaku Cassie." bisik Hellen kegirangan. Cassie berdecak heran lalu menarik Hellen agar berjalan lebih cepat.
"Lupakan dosen tadi, dia sudah punya anak."
"Kau yakin?"
Raut muka kecewa tergambar jelas di mata Hellen. Cassie mengungkapkan fakta meskipun hanya sebagian. Professor Smith memang memiliki anak, namun Ia sudah bercerai. Hellen tidak boleh dekat dengan pria itu, karena Ia yakin Professor Smith bisa saja memanfaatkan Hellen demi kepentingan pribadi.
"Sayang sekali. Eh, Cass." Hellen menahan tas Cassie dan membuat langkahnya terhenti. "Ada apa dengan rokmu? Sejak kapan kau suka memakai pakaian seperti ini. Kau mau merayu dosen tadi ya?"
"Bodoh, mana mungkin. Sudah kubilang dia sudah punya anak. Ada masalah sedikit dengan keuanganku jadi belum bisa laundry pakaian kotor. Dana beasiswa baru keluar nanti malam, ada beberapa masalah." CAssie berkata jujur. Pihak Yayasan mengalami kendala karena masalah internal, jadi dana beasiswa yang harusnya dikirimkan ke rekeningnya satu minggu lalu baru bisa dilakukan hari ini. Ia mengalihkan uang laundry untuk biaya makan sehari-hari.
"Kenapa kemari?" Tanya Cassie penasaran. Karena semenjak berpacaran dengan pria satu kelas, Hellen jarang mengunjunginya lagi. "Apa kabar Darryl?"
Hellen mengernyitkan dahi, lalu kedua alisnya terangkat naik. "Kami lagi break, tapi bukan karena itu aku datang. Ada pasar malam di pinggir pantai, kita harus kesana. Aku yang traktir."
"Setuju." Cassie merangkul bahu Hellen dan berjalan menuju parkiran. Sahabatnya selalu membawa kendaraan, Hellen berasal dari keluarga yang berada, tidak seperti Ia.
************
Langit senja memerahkan langit, matahari seolah tenggelam ditelan hamparan air laut. Cassie dan Hellen berjalan disepanjang garis pantai. Hellen bercerita tentang kekasihnya yang posesif. Darryl tidak menyukai Hellen berbicara dengan teman laki-laki, dan Ia sependapat dengan Hellen meminta jeda agar keduanya bisa lebih menghargai kehidupan masing-masing pasangan. Andai Cassie juga diijinkan melakukan hal yang sama terhadap Drake, Ia ingin jeda lebih lama. Dalam waktu dekat Drake akan kembali dari California dan hidupnya tidak bisa bebas lagi.
Hellen membeli berondong jagung dan beberapa tiket permainan. Cassie sudah lama tidak bermain lempar cincin, hadiah akan diberikan sesuai lemparan cincin yang mampu melingkari nomor yang telah disusun secara acak. Cassie memperhatikan hadiah utama diantara hadiah lainnya. Sebuah kalung liontin ruby, batu berwarna merah berbentuk hati. Ia belum pernah memakai perhiasan, meskipun tidak mahal tapi Cassie ingin sekali mendapatkan hadiah itu.
Tidak terhitung berapa lemparan yang dilakukan keduanya, Cassie sangat kecewa.
"Yakin mau kalung itu? Tunggu disini, aku beli lagi tiketnya." Hellen berlari mengantri di konter tiket dan kembali beberapa menit kemudian dengan setumpuk tiket senilai ratusan dollar. "Kenapa harus hadiah itu sih?"
Cassie memandangi hadiahnya di atas meja. Tangannya menyentuh leher dan menggusap tulang selangka nya yang menonjol. "Belum pernah ada perhiasan yang dipakai di leherku, aku ingin kalung itu sebagai yang pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal With The Devil (The Affair)
RomanceCassie kehilangan ayahnya ketika berusia sepuluh tahun kemudian ibunya menikah lagi. Ayah tirinya adalah pengusaha yang pernah berjaya namun kebiasaan berjudi membuat perusahaannya bangkrut dan terlilit hutang. Tidak sanggup menghadapi kenyataan Ibu...