Ekstra Part

54.1K 2.4K 110
                                    

Dua tahun kemudian.
Setelah menikah, mereka jauh lebih bahagia. Cassie telah menyelesaikan kuliah namun lebih fokus membesarkan bayi laki-laki mereka yang sudah memasuki usia 5 bulan. Drake adalah ayah yang penyayang, sebelum pergi ke kantor, Drake selalu menyepatkan menggendong putranya membawa bayi itu mengelilingi taman di halaman kediaman utama mereka hingga tidur. Di waktu libur, Drake berada di rumah menghabiskan waktu bersama-sama.

Cassie memiliki satu pengasuh yang membantunya menjaga Sean. Pekerjaan rumah pun tidak harus dikerjakan sendiri karena pegawai rumah tangga Drake berjumlah puluhan. Namun sebagai istri yang baik, Ia berusaha menyenangkan suaminya dengan membuat masakan sendiri setiap makan malam. Dengan begitu tidak ada alasan bagi suaminya untuk bekerja terlalu malam atau tidak pulang.

Hari ini suaminya pulang lebih cepat, suaminya masih mengenakan setelan lengkap ketika membawa Sean berkeliling hingga tertidur di pelukan Drake. Setelah itu bayi mereka dipindahkan kedalam ranjang bayi di kamar.

Drake menatapnya, dengan cara yang sama seperti dulu. Lutut Cassie gemetar di bawah sergapan mata kelabu Drake yang menggelap. Gairah diantara mereka tidak pernah pudar, menggebu-gebu penuh cinta.

Belaian intim tangan Drake masih sama setiap kali menyentuhnya. Di bawah desakan dan hantaman hasrat Drake, tubuh Cassie mengejang menggelenyar. Tarikan nafasnya mengisyaratkan gairah, erangan Drake bak singa lapar ketika mengangkat pinggangnya ke atas meja dapur dan menurunkan pakaian dalamnya.

"Sayang, nanti ada yang lihat." Ia menahan kepala Drake yang mencumbui lehernya.

Drake berbisik lirih di telinganya, "Mereka sudah kuperintahkan menjauhi dapur, Sean juga sedang tidur."

Padahal sebelum ke kantor setiap pagi, Drake minta dilayani. Cassie terkadang kewalahan memenuhi kebutuhan suaminya yang tidak biasa. Jika sebelum menikah, Drake memperlakukannya dengan kasar, setelah menikah pria itu juga tidak lantas menjadi lembut.  Cassie menyadari pentingnya menyenangkan suami di ranjang karena pengalaman hidup membuatnya belajar banyak.

Mereka sudah pernah bercinta di setiap sisi ruangan, tempat yang paling sering Drake senangi adalah meja dapur setelah ranjang kamar mereka. Erangan Cassie yang tidak bisa ditahan seringkali membuat dirinya sendiri malu di hadapan para pengurus rumah. Semua pengurus rumah Drake disumpah setia sehingga tidak pernah membuat gosip di dalam ataupun menyebarkan ke luar rumah.

Seperti saat ini, ketika para pengurus rumah diminta menjauhi dapur, Cassie bisa membayangkan betapa tidak tahu malu suaminya.  Tapi sikap dominan Drake yang membuatnya jatuh cinta. Tidak ada pria lain seperti Drake Lincoln.

Drake menurunkan retsleting celana panjangnya dan membenamkan kejantanan yang sudah mengeras masuk jauh ke dalam inti kewanitaannya. Cassie menjerit terengah-engah setiap kali hantaman Drake memompa kuat. Setiap gerakan memicu jantung memompa darah lebih cepat, adrenalin meningkat, peluh membasahi tubuh mereka. Drake tidak berhenti. Erangan Cassie yang mengeras menambah gairah Drake lebih buas. Cassie mengejang, klimaks menerjangnya. Ia bergelayut pada Drake, suaminya tersenyum puas dengan terengah-engah.

"Ayo ke kamar." Bisik Drake kemudian  membopongnya berjalan melintasi koridor.

"Makan malamnya..." Ia berseru melihat dapur yang berantakan.

"Biarkan saja. Aku sedang lapar yang lain, sayang."

"Aku bisa mati lemas, Drake."

"Ssttt...aku tahu obat mujarab untuk itu."

**********
THE END
(Nantikan ekstra part berikutnya, kalau author lagi senggang ya).

Deal With The Devil (The Affair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang