Jika sebagian besar mahasiswa mengatakan masa-masa paling suram ketika menempuh gelar sarjana itu adalah sidang skripsi, sepertinya itu agak kurang tepat. Karena pada kenyataannya sidang usulan penelitian adalah bagian paling menegangkan sebelum sidang skripsi terjadi. Setiap mahasiswa skripsi akan dimintai penjelasan dan lebih tepatnya alasan atas penelitian-penelitian yang diambil. Sebisa mungkin selain wawasan dan pengetahuan yang harus siap, mahasiswa dituntut untuk bisa meyakinkan setiap penguji kenapa penelitiannya layak diteruskan ke skripsi.Ada kalanya itu dianggap remeh. Padahal banyak akhirnya dari mereka yang gagal dan harus mencari penelitian lain. Ada juga yang harus sidang ulang karena pemahaman peneliti tidak memenuhi apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti yang sedang melakukan penelitian pada skripsi.
Suasana kampus di jurusannya komunikasi pagi ini terkesan seakan lebih mencekam dari hari-hari biasanya. Puluhan mahasiswa dengan wajah sedikit pucat dan perasaan tegang memenuhi area sidang. Ada beberapa ruangan yang akan dijadikan tempat sidang. Satu persatu mahasiswa peserta sidang akan dipanggil sesuai jadwalnya. Vano salah satunya.
Tepat di depan ruang tempat ia akan sidang, Vano sudah duduk-duduk santai menunggu jadwal sidangnya pada jam setengah sembilan nanti. Padahal sekarang masih setengah delapan. Artinya masih ada satu jam lagi menuju gilirannya. Di dalam ruang sidang sana seorang temannya sedang terlihat mempresentasikan hasil usulan penelitiannya melalui tampilan slide Misrosoft Power Point yang ditembakkan ke layar besar melalui projektor.
Beberapa kawan Vano datang untuk memberikan dukungan. Termasuk sahabatnya Jerry. Sekalipun Jerry juga skripsi semester ini, tetapi dia baru akan melaksanakan sidang usulan penelitian pada Minggu depan.
Waktu seakan berjalan begitu cepat. Setelah menunggu satu jam. Akhirnya Vano mendapat giliran juga. Setelah peserta sidang berikut tiga penguji sebelumnya keluar, Vano buru-buru masuk. Ditemani oleh supervisor sidang, Vano langsung mempersiapkan semuanya. Sepuluh menit kemudian ketua sidang, penguji dan tentu saja pembimbingnya yaitu Dheo masuk ke ruang sidang. Ada perasaan cemas bergemuruh di dadanya. Ketakutan jika ia tidak bisa menjawab dan meyakinkan penguji serta ketua sidang akan usulan penelitiannya itu. Vano harus berjuang keras jika penelitiannya kali ini akan lolos membawanya pada sidang skripsi. Ia kemudian menatap mata Dheo sesaat. Ada anggukan kepala disertai senyuman yang Dheo berikan pertanda Dheo memberikannya keyakinan penuh jika Vano bisa. Setelah Vano membalas senyumannya itu, ia lalu menarik napasnya dalam sebelum akhirnya memperkenalkan dirinya dan sidang usulan penelitian atas namanya pun dimulai.
Sesi sidang dibagi menjadi tiga bagian. Presentasi Bab 1 sampai Bab 3, sesi tanya jawab, lalu terakhir sesi penentuan.
Vano telah selesai melalui sesi pertama. Dan sesi kedua adalah bagian paling ditakuti oleh semua peserta sidang termasuk Vano. Tiba-tiba saja wajah keluarganya melintas dipikirannya. Bukan hanya Ibu dan adiknya saja, tetapi almarhum ayahnya juga seolah hadir. Tetapi kehadiran ayahnya justru menganggu pikirannya. Misteri soal kematian ayahnya itu kembali datang dibenaknya. Hingga hari ini Vano masih belum menemukan siapa pelaku utamanya. Dalam beberapa detik, Vano hanya menatap kosong ke arah luar hingga kemudian senyuman ibu dan adiknya datang mencoba memberikannya semangat bahwa yang paling penting saat ini adalah bagaimana caranya Vano bisa lulus sidang usulan penelitian.
"Dimitri! Apakah Anda siap?" Sahut ketua sidang membuyarkannya.
"Vano tolong Anda fokus dan berikan jawaban sebaik mungkin" tambah Dheo.
"Baik. Saya siap!" jawab Vano tegas.
Sesi kedua pun dimulai. Pertanyaan pertama dilontarkan oleh penguji terkait latar belakang kenapa Vano memilih penelitian itu. Kemudian secara bergantian pertanyaan demi pertanyaan diberikan oleh ketiga penguji dalam ruang sidang itu pada Vano. Dengan sangat tenang, Vano berusaha menjawab setiap pertanyaan dengan sesekali nampak keraguan diwajahnya yang bisa Dheo lihat. Terlepas dari semua jawabannya itu benar atau tidak, Vano merasa yakin jika itu adalah jawaban-jawaban terbaik yang ia berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love without Degree
General FictionHighest Rank: No #2 - Dalam Kategori "Misteri" (Mei, 2018) ✔ "LOVE WITHOUT DEGREE" ADALAH SEBUAH CERITA KELUARGA, PERSAHABATAN, CINTA DAN MISTERI KEHIDUPAN YANG SEMUANYA DIBUNGKUS DALAM ALUR PLOT-TWIST BERLATAR TAHUN 2000-AN DAN TAHUN 90-AN. ✔...