36 - HASIL PEMERIKSAAN

1.8K 175 32
                                    

Kalut masih menyelimuti pikirannya. Kepulan debu seolah memenuhi otak hingga membuatnya gelap. Sama seperti debaran jantung yang masih saja berlarian tak tentu tujuan. Sejatinya Dheo tak menginginkan hari ini terjadi, tapi nyatanya terjadi.

Sekian lama persahabatan yang ia jalin bersama Steve bagaikan nila dan ungu, selalu berdampingan, selalu satu tujuan untuk mengindahkan pelangi mana kala menyeruap ke permukaan setelah hujan. Indah. Seperti itulah definisi dirinya menjalani persahabatan bersama Steve.

Ada pertengkaran, beda paham atau saling melempar ledekan pada pasangan masing-masing sepertinya adalah hal biasa. Tetapi untuk satu ini, semua itu bukan lagi hal yang akan dianggapnya biasa. Ia menghapus semua keindahan itu dengan sebuah perpisahan yang berakhir dengan tumpahan darah.

Ada sesal yang mengusik hatinya. Sesal karena dirinya yang selama ini dianggap paling bijak, paling dewasa dan paling pemaaf oleh teman-temannya itu nyatanya sama saja seperti manusia pada umumnya yang bisa saja seperti kesetanan ketika amarah sudah memuncak di atas ubun-ubun. Tapi lebih dari sesal itu, ia merasa begitu sangat puas. Gak peduli ada benang persahabatan sebelumnya yang ia jalin dengan Steve, yang jelas baginya Steve pantas mendapatkan semua luapan emosinya itu akibat telah bermain api dengan kehidupannya.

Kini setelah berusaha menenangkan diri selama lebih dari dua jam, ia telah berada tepat di depan rumah Rumayesa Ariandini. Bahkan Yesa sudah berdiri sambil melipat kedua tangannya di atas dada menyambut kedatangan Dheo dari kediaman Steve. Dengan cepat, Yesa melentangkan kedua tangannya itu dan langsung menyambut Dheo dengan sebuah pelukan.

"I'm sorry..." lirih Dheo sendu.

"It's okay... lo gak salah Dhe..." balasnya ikut berbisik. Lalu mereka masuk setelah itu.

Abe dan Nongki, kedua teman dekatnya yang menemaninya ke tempat Steve ikut masuk ke rumah Yesa setelah memarkir mobil mereka ke dalam garasi.

Biasanya, mereka kumpul kalau ada yang ulang tahun, nonton bareng atau sekedar reuni kecil-kecilan untuk melepas penat setelah beberapa bulan berkutat dengan pekerjaan, termasuk menunggu kelanjutan kabar Vano yang selalu Dheo bagi pada teman-temannya itu yang sudah seperti sinetron bersambung. Sebuah geng anak muda Bandung pada masanya yang terbentuk sembilan tahun yang lalu bernama "Ririungan". Diambil dari bahasa Sunda yang artinya "Berkumpul bersama-sama".

Geng "Ririungan" sendiri beranggotakan tujuh orang dengan tiga perempuan di dalamnya dan empat laki-laki, diantaranya Yesa, Grace, Felicia, Abe, Nongki, Dheo dan tentu saja Steve. Tiga orang sudah menikah yaitu Nongki serta Abe yang berhasil menikahi Felicia. Tetapi hari ini Felicia tidak bisa hadir karena baru saja melahirkan tiga minggu yang lalu. Bahkan Dheo saja belum sempat menjenguknya. Sementara Grace berhalangan hadir juga karena sedang ada tugas ke luar kota dari kantornya.

Pada waktu itu mereka dipertemukan oleh dunia maya. Dimana mereka masuk dalam sebuah grup relawan "Pungut Sampah Cikapundung" yang diadakan sebuah komunitas di jejaring sosial Friendster. Paska kegiatan sosial bersih-bersih sampah di sungai Cikapundung itu, enam orang (tanpa Steve), menjalin pertemanan yang berkelanjutan. Bahkan saking dekatnya, Dheo dengan berani berterus terang jika dirinya adalah seorang gay. Dari situ masalah besar muncul. Semua temannya kecewa berat. Tetapi bukan sahabat namanya kalau soal orientasi saja tidak bisa menerima. Maka dua bulan setelahnya, Dheo kembali suka ikut kumpul bersama mereka. Hingga ketika ia masuk komunitas gay Bandung, Dheo bertemu dengan Steve. Ia sempat dekat dengan Steve, bahkan beberapa kali tidur dengan Steve namun tidak pernah menjalani hubungan lebih dari sekedar teman dekat. Hingga setahun kemudian, Steve gabung bersama kelima teman dekat Dheo yang lainnya hingga terbentuklah geng "Ririungan". Dengan nama geng yang sebenarnya tak memiliki filosofi khusus selain ungkapan bahasa Sunda yang tercetus begitu saja dari mulut Dheo pada waktu itu.

Love without DegreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang