12

238 55 41
                                    




:: Selamat Membaca ::



"Sebab Mencintaimu Tak Membutuhkan Alasan"



Mereka turun di Terminal Bus Gochang. "Masih ada tas di bagasi. Ahjussi, tas saya," kata Jiyeon pada kondektur, saat Myungsoo hendak jalan. "Makasih, Ahjussi."

"Kamu sudah bawa tas sebesar itu, masih bawa tas yang lain juga?" tanya dia heran. "Memangnya mau pindahan kesini?" lanjutnya.

Jiyeon merasa tidak perlu menjawab ledekan seperti itu. Terserah dia mau bawa tas berapa biji. Bawa springbed pun siapa yang melarang.

Myungsoo mengambil alih tas yang ditenteng Jiyeon setelah berterimakasih pada kondektur. Mereka berjalan keluar terminal. Seperti biasa, begitu sampai di luar, belasan taxi berderet menunggu penumpang, ada juga beberapa orang yang menawarkan sewa mobil berserta sopirnya. Myungsoo menolaknya dengan sopan. Mereka berdua menyebrang jalan

"Masih jauh jalannya? Kenapa nggak naik taxi saja?" tanya Jiyeon. Sesekali berhenti untuk memijat leher. Sepertinya salah posisi tidur. Myungsoo tidak menjawab, jalan terus, tanpa tengak-tengok ke belakang.

Ternyata tidak terlalu jauh dari terminal bus, ada sebuah hotel. Tampaknya, masih baru. Masih tanpa bicara, Myungsoo masuk duluan menemui resepsionis.

"Kartu indentitas." Kata dia sambil mengulurkan tangan. Jiyeon mengambil KTP di dompet, menyerahkan padanya. Sesaat, Myungsoo memperhatikan foto di KTP, membandingkannya dengan wajah Jiyeon yang asli. "Kamu istirahat dulu hari ini. Sore nanti, baru kuantar ke tempat Yein."

"Kalau aku mau jalan-jalan gimana? Pusat kota dimana sih?" tanya Jiyeon.

"Sepanjang jalan di depan ke arah sana itu pusat kota. Jalan kaki juga nggak jauh, kalau mau. Kalau perlu taxi ada di depan. Jangan sewa mobil!" Myungsoo tampaknya sudah tidak sabar ingin pergi dari situ. "Aku pulang dulu."

"Aku nggak kamu ajak main ke rumahmu?" tanya Jiyeon, tanpa bermaksud apa-apa.

"Nggak." Jawabnya singkat. "Kalau butuh makan, di sekitar sini banyak kedai dan restoran juga. Tanya ke resepsionis kalau perlu apa-apa. Jangan sering-sering meneleponku." Lanjutnya.

"Kamu ini sama sekali nggak berniat menjadi duta wisata Gochang ya? Ada tamu luar kota ya sepantasnya dijamu, dibawa jalan-jalan, ditunjukin tempat-tempat menarik. Ini, ramah aja nggak, apalagi berusaha menyenangkan orang." Sindir Jiyeon langsung pada sasaran.

"Tujuanmu kesini apa?" tanya dia.

"Menemui Yein."

"Nah, bukan plesiran kan?"

"Bukan sih. Tapi...."

"Bye..." Dia melambaikan tangan sekedarnya, terus balik kanan jalan. Amit-amit jabang bayi, orang kok bisa seperti itu. Mana tahan kalau jadi pacarnya. Lebih baik Seungho banget lah, kalau begini. Lagi-lagi, Jiyeon hanya bisa memaki dalam hati.


---------------------------------


"Depan kiri, Ahjussi," kata Myungsoo pada sopir taxi yang ditumpanginya. "Rumah bercat putih itu." Kepalanya menoleh ke seberang jalan. Barusan ekor matanya melihat seseorang sedang lewat mengendarai sepedanya. Apakah itu Soojung ? tidak mungkin perempuan itu berada disini, sangkal hatinya.

SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang