:: Selamat Membaca ::
"Sebab Mencintaimu Tak Membutuhkan Alasan"
Jiyeon menghapus keringat yang mengalir di dahinya. Ternyata, Gochang tidak jauh beda panasnya dengan Anyang. Apalagi berjalan kaki di terik matahari begini. Kenapa juga dia harus jalan kaki? Oh ya, karena si Myungsoo Muka Jutek itu bilang pusat kota tidak jauh. Tidak jauh apanya?! Jiyeon memaki-maki dalam hati.
Ia menyesal tadi tidak memutuskan naik taxi saja. Sudah terlanjur sampai sini, mau memberhentikan taxi, dia merasa tanggung. Alun-alun kota, Gochang Hanok Village sudah tampak di depan sana.
Ia mau mencari mall. Karena tidak bisa tidur nyenyak, Jiyeon memutuskan untuk keluar setelah sarapan, mandi dan memejamkan mata beberapa lama. Sang resepsionis sudah memberi petunjuk kemana dia harus pergi.
Yang dia pikir, yang disebut mall itu layaknya mall yang biasa dikunjungi. Jadi matanya fokus mencari bangunan berlanati empat atau lima. Namun, tidak ketemu juga. Ternyata, mal itu lebih tepat disebut mini-mall. Tapi, tidak apalah, yang penting bisa cuci mata sambil menunggu makan siang.
Dia mendatangi mall dua lantai itu. Begitu masuk, sudah terdengar keramaian zona permainan anak. Belum juga dia naik menuju supermarketnya, telepon di saku celananya berbunyi. Myungsoo.
"Halo. Di mall. Memangnya ada mall lain selain yang ini? Bukannya kita mau ke Yein nanti sore, kenapa kamu harus jemput aku sekarang? Oh, jadi aku diundang makan siang di rumahmu. Oke, kutunggu." Jiyeon keluar dari mall dengan wajah cerah.
Myungsoo datang berjalan kaki. Dia tampak lebih segar. Mengenakan T-shirt warna merah, dengan rambut yang masih basah.
"Ayo." Begitu saja dia bilang, lalu jalan tanpa tengak-tengok. Kebiasaan, pikir hati Jiyeon. Jiyeon merasa lelaki ini harus diberi pelajaran sopan santun. Ia diam saja, mematung.
Myungsoo yang merasa Jiyeon belum bergerak dari tempatnya semula, menoleh ke belakang. Wajahnya menunjukkan muka tidak senang.
"Ikut apa nggak?" tanya dia.
"Ikut."
"Terus ngapain berdiri saja disitu. Ayo, jalan!"
Karena tidak berkurang juga garangnya, Jiyeon terpaksa jalan. "Nggak bisa ya, ngajak jalan bareng?" tanya Jiyeon setelah dekat dengannya.
"Mengajakmu pacaran?" tanya dia, diluar dugaan. "Nggak deh."
"Idih. Jalan bareng beneran, bukan pacaran," tukas Jiyeon.
"Nanti kalau sudah sampai rumah, nggak usak sok akrab sama Halmoni dan Haraboji. Nggak perlu banyak bicara, makan saja, terus cepat pulang," kata Myungsoo yang mulai lagi jalan duluan. Seumur-umur bertamu ke rumah orang, belum pernah Jiyeon mendapat pesan seperti itu.
"Oke," jawab perempuan itu.
Rumah Myungsoo hanya sekitar tiga ratus meter dari mall tadi. Tidak disangka, waktu tiba disana, sudah ada tiga orang berdiri di depan pintu pagar. Dua orang wanita dan seorang pria. Semuanya tersenyum lebar, seperti penerima tamu kondangan.
"Ini temannya Myungsoo? Wah, cantik betul, Eommonim. Lebih muda dari Dasom," kata wanita yang mengenakan rok biru. Wanita lainnya, yang mengenakan hanbok berwarna kuning menganggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMPURNA
RomanceSEMPURNA, cerita diambil dari sebuah novel karya Nonier. [Just share the novels that i like] Sebab Mencintaimu Tak Membutuhkan Alasan. Berawal dari tidak saling kenal, sampai akhirnya dipertemukan oleh sebuah kondisi kurang menyenangkan. Mati-matia...