"Jennie! Segera turun! Daniel sudah menunggumu" teriak Irene seperti terompet tahun baru yang memekakan telinga.
Jennie muncul dari balik pintu dengan rambut berantakan, nampak sekali belum disisir. Dasi tidak terikat dengan benar. Tas gendong yang ia tenteng sebelah. Sebelah kaki terangkat untuk dipakaikan sepatu. Dan jangan lupakan mulutnya yang terisi roti tawar.
Daniel memutar bola matanya malas. Sudah makanan setiap hari ia melihat pemandangan seperti ini.
"Jen, kau mengenaskan." ucap Daniel sambil menatap jennie. Meneliti penampilan sahabatnya itu dari bawah keatas.
"Aku tau. Setidaknya hari ini aku sudah mandi." ucap Jennie sambil mengunyah rotinya. Pipinya yang pada dasarnya tembam, semakin membesar. Seperti di cium tawon. Bibirnya juga belepotan. Astaga! Daniel tidak percaya, selama 17 tahun ia menghabiskan waktu bersama gadis ceroboh ini.
"Anggap saja itu sebuah kemajuan." ucap Daniel. Jennie celingak celinguk mencari sesuatu. Setelah tidak mendapat sesuatu yang ia cari Jennie cemberut.
"Apakah kita akan naik bus lagi?" tanya Jennie. Daniel mengangguk, lalu berjalan meninggalkan Jennie yang masih cemberut.
Jennie lari mengikuti Daniel. "Memangnya dimana si Roki?" tanya Jennie. Daniel mendengus kesal, pasalnya si Roki kini tengah sakit.
"Yak! Apa kau lupa? Kemarin kan dirimu yang menendangnya sampai jatuh. Sekarang dia sedang sakit." ucap Daniel.
"Huft.. Bagaimana bisa? Tinggal diperbaiki di bengkel saja susah." ucap Jennie.
Daniel mendelik tidak suka " kau tau, Roki itu sangat berarti bagiku. Aku langsung mengajaknya ke bengkel kemarin. Dia terlihat sakit. Matanya pecah satu. Itu semua karena dirimu, kalau kamu lupa." cerocos Daniel.
Roki adalah motor milik Daniel. Motor itu hadiah dari Ayahnya yang sekarang sedang di LA.
Jennie nampak tak peduli. Dia berjalan agak cepat karena melihat bus yang hampir sampai di halte. Sebelum naik bus "ah iya. Daniel ah karena dirimu yang mengajakku naik bus. Bayar double ya." ucap Jennie lalu masuk ke dalam bus.
Daniel mendengus kesal. Temannya itu sungguh menyebalkan. Untung perempuan kalau laki laki mungkin sudah ia tinju dari kemarin kemarin.
.
.
.
Sesampainya di halte dekat sekolahnya Jennie turun dari bus itu dengan wajah ceria. Daniel yang melihat itu mendengus tidak suka. Jennie menolehkan kepalanya kearah Daniel.
"Hey ada apa? Jangan ngambek ouh." goda Jennie sambil menguyel uyel pipi Daniel. Daniel yang tidak terima menepis tangan Jennie lalu pergi.
Jennie menyusul Daniel dengan langkah cepat. Seperti anak ayam mengikuti induknya. Siswa siswi melihat mereka dengan berbagai tatapan. Ada yang iri, jijik juga kesal. Well, bukan rahasia lagi kalau Jennie dan Daniel merupakan sahabat. Mereka selalu bersama sejak kecil. Tak jarang jika orang awam melihat kedekatan mereka bisa menganggap keduanya berkencan.
"Jen" panggil seseorang dari belakang. Jennie yang awalnya sedikit berlari untuk mengejar Daniel, sekarang justru berputar arah menghampiri seseorang yang memanggilnya tadi.
"Ey, wassap wassap. Katanya di Thailand 2 minggu. Kenapa sudah pulang?" tanya Jennie sambil menepuk pantat lawan bicaranya.
"Ehe, aku rindu sekolah. Berhenti menepuk pantatku." jawab orang tersebut.
"Rindu sekolah? Pembohong. Kamu pasti merindukanku kan kan kan?" tanya Jennie sambil menaik turunkan alisnya.
"Uhh Jennie, oppa sangat merindukanmu." ucap orang itu dengan suara yang dibuat buat sambil memeluk Jennie.
"Aku juga merindukan oppa." ucap Jennie membalas pelukan orang tersebut.
"Heh kalian berdua. Sampai kapan kalian bertingkah aneh begitu. Dan berhenti bicara yang tidak jelas. Lisa itu perempuan jadi jangan dipanggil oppa." ucap Daniel yang entah sejak kapan sudah di belakang Jennie.
"Jangan mengganggu kami." ucap Jennie dan Lisa berbarengan. Daniel memutar bola matanya malas.
"Ck, apakah semua orang di sekitarku tidak waras." gerutu Daniel.
.
.
.
.Jennie terlihat bosan. Penjelasan guru di depan sana tidak ia dengarkan. Rasanya sangat sangat membosankan.
Jennie menidurkan kepalanya di meja. Hendak tidur. Tapi suara ketukan pintu mengganggunya, dengan malas ia melihat ke arah pintu kelas, siapa yang datang? Oh kepala sekolah. Lalu ia melanjutkan tidurnya.
"Baik anak anak, hari ini kalian kedatangan teman baru. Silahkan masuk!" ucap Kepala Sekolah. Terdengar riuh dari siswi kelas. Jennie yang sudah ngantuk pun tak acuh.
"Perkenalkan dirimu." pinta Kepala Sekolah.
"Namaku Kim Taehyung." suara berat itu membuat mata Jennie terbuka. Ughh, suaranya sangat seksi seperti suara V BTS. Tapi kenapa hanya begitu perkenalan nya. Sombong sekali kalau tampansih boleh. Oke sepertinya Jennie akan menyesal.
"Baiklah Kim, duduklah di samping Jennie. YAK JENNIE ANGKAT KEPALAMU JANGAN CUMA TIDUR." huh Kepala Sekolah kurang ajar -batin Jennie.
Jennie mengangkat kepalanya yang tadi menempel di meja.
Oh my god, siapa dia. Apakah kembaran V BTS. - batin Jennie
Taehyung berjalan ke arah bangku milik Jennie. Seakan waktu melambat, setiap gerakan Taehyung sangat keren dan membuat Jennie terpana.
Sampai sampai Jennie tidak sadar kalau Taehyung sudah di depannya. Jennie masih memandang Taehyung. Taehyung terlihat risih dengan sikap Jennie, tapi ia tak peduli. Taehyung segera duduk di kursi samping Jennie.
"Tutup mulutmu, air liurmu keluar. Menjijikkan." ucap Taehyung
SIAL-
TBC-
NEXT OR NO
Say hallo buat mas Taehyung, cakep kan👆
oke guys jadi udah gue putusin kalau cast cowoknya pake Taehyung. Soalnya kemarin lebih banyak yang vote Taehyung. Tapi tenang, buat yang udah vote orang lain bakal gue kasih di ep ep ini kok.
Btw gimana guys, bagus nggak?
Jangan lupa vomment ya, maksa ini
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL
Random"wah kau tampan. sepatumu keren, jam tanganmu keren. stylemu bagus. hidungmu juga besar, apakah milikmu juga besar. hehehe" "dasar gadis gila."