Hallo gaes, maaf atas keterlambatan update yoa,
Semoga nggak bosen.. yaudah deh langsung aja nih nih
.
.
Setelah hari dimana Jennie ikut ke apartemen Taehyung. Kini mereka semakin dekat, tidak juga sih hanya Jimin, Jungkook dan Jennie saja yang semakin dekat. Sedangkan Taehyung, masih seperti kemarin kemarin. Bedanya kalau dulu Jimin yang sering kena bully Jennie dan Jungkook sekarang justru Daniel yang sering di bully."Niel traktir ya." Ucap Jennie dibarengi anggukan dari dua babu nya- Jimin dan Jungkook - Daniel memutar bola matanya malas. "Dalam rangka apa, aku harus mentraktir kalian?" Tanya Daniel.
"PPh dong." Jawab Jungkook. Daniel mengerutkan dahinya. Dan memberi tatapan 'apa maksudmu bocah?'
"Pajak Patah hati." Ucap 3J bersamaan. Daniel melotot lalu mendengus tak suka.
"Biar aku saja yang traktir." Ucap Taehyung yang sedari tadi diam. Dia berdiri lalu meninggalkan meja itu.
Jennie menatap Taehyung bingung namun "thank you my brother, terbaik lah." Ucap Jennie sambil mengacungkan kedua jari jempolnya seraya mengangguk angguk lucu.
Taehyung melengos pergi tanpa memberi respon berarti atas tingkah Jennie. Jennie cemberut, Jungkook yang berada di sampingnya pun menepuk nepuk bahunya pelan.
"PPh Jen." Lirih Jungkook.
Pletak
"Bodoh, aku tidak patah hati. Bodo amat dia mau apa." Ucap Jennie lalu meminum milkshakenya.
.
.
.
.
.
.Tuk tuk tuk,
Jennie nampaknya bosan dengan mata pelajaran kali ini. Bagaimana tidak, sudah jam terakhir pelajaran sejarah pula. Belum lagi gurunya membosankan, sudah tua, berkumis, berjenggot tiga helai dan juga botak - bayangin aja sendiri gimana wujud gurunya -
Jennie mengalihkan pandangannya kearah Taehyung yang duduk di sampingnya. Ia menatap Taehyung sambil menidurkan kepalanya di meja.
Gadis itu tak henti-hentinya memuji pria itu, tapi di hatinya. Bagaimana bisa ada sosok yang hampir sempurna seperti pria di sampingnya ini. Hidung mancung, mata yang indah dan memberi kesan mengintimidasi saat menatap, bibir yang unik namun seksi, badan tinggi tegap, bahu lebar, pintar, dan tentunya masih banyak hal baik lainnya. Hampir tidak ada celah keburukan dari pemuda itu.
Huh, Jennie merasa tidak adil. Kenapa dirinya tak sesempurna pemuda di sampingnya itu. Oke mungkin terlalu berlebihan jika Jennie menginginkan untuk sempurna tapi setidaknya wajah cantik, tinggi dan pintar Jennie rela kok.
Tapi bagaimana lagi, kenyataannya Jennie hanya memiliki muka pas-pasan, tinggi pas-pasan, otak pun pas-pasan. Sepertinya semua miliknya pas-pasan.
Pletak..
"AW, siapa sih yang berani kurang a......... Apa kabar ssaem? Ehe" kata Jennie sambil cengengesan.
"Apa kabar apa kabar, kamu itu ya setiap pelajaran bapak selalu males-malesan. Mau jadi apa kamu kalau kayak gini terus." Kata Sunghee ssaem.
Jennie hanya meringis karena tidak tahu mau bilang apa. "Sebagai hukumannya kamu harus membersihkan toilet."
Jennie mendelik tidak suka "aduh ssaem. Maaf lho, kalau saya bersihin toilet yang baunya nauzubillah itu nanti kerjaan Pak Bon apa? Masa dia makan gaji buta. Nggak berkah nanti hidupnya." Jelas Jennie
Sunghee ssaem menggeleng "tau apa kamu tentang gaji buta sama berkah. Anak kecil juga."
"Ya ampun ssaem, saya itu bukan anak kecil buktinya tinggi saya 160 cm lebih berat badan 48 kg lebih dan satu lagi sudah puber dong." Ucap Jennie tanpa beban. Semua murid yang ada di kelas tertawa mendengar omongan Jennie.
Sunghee ssaem memijat pangkal hidungnya pelan "Bilang aja nggak mau dihukum. Yaudah hukuman kamu saya ganti, besok kamu nraktir semua murid kelas ini. Kalau ada yang nggak ditraktir bilang saya." Putus Sunghee ssaem lalu keluar kelas karena sudah jam pulang sekolah.
Jennie mendengus kesal. Benar benar sial. "Makanya jangan norak. Kayak belum pernah liat orang tampan aja." Celetuk Taehyung lalu berdiri dari duduknya.
Jennie mendelik tidak suka. Apa-apaan bocah tadi. Kurang ajar sekali. Jennie terus mengamati Taehyung yang sudah berlalu dari kelas.
Daniel, Jungkook dan Jimin menghampiri tempat duduk Jennie. Sudah seperti bodyguard saja. "Sabar ya Jen mungkin ini karma." Ucap Daniel.
Jelas lah karma, Jennie kan sering morotin Daniel. Yakin deh Daniel saat ini pasti lagi sorak sorak dalam hati.
"Besok traktir aku yang banyak ya." Ucap Jimin sambil merapikan buku dan pensil di meja Jennie - babuable sekali - Jennie memandang Jimin datar
"Dasar babi." Sindir Jennie. Jimin malah tertawa "kita sama kan" Jennie menonjok perut Jimin.
"AW sakit tau. Tangan kecil begitu kok kuat sih. Oh iya babi ya." Ucap Jimin lalu lari keluar.
"JIMIN"
"PPh Jen" ucap Jungkook. Jennie ancang ancang untuk melempar tempat pensilnya. Sebelum tempat pensil itu melayang di kepalanya Jungkook sudah keluar dahulu.
"Ck, jadi rindu Lisa. Kenapa harus pulang kampung sih. Sekolah sana sekalian biar puas." Omel Jennie.
"Udah lah Jen. Mending siap-siap pulang. Nanti ke toko buku kan?" Tanya Daniel. Jennie menghela nafas kasar "aku dipecat"
Daniel memandang Jennie seolah bertanya kenapa? "Kemarin aku tertidur saat berjaga." Ucap Jennie
Pantas saja - batin Daniel
.
.
.
.
.Hallo gaes gimana? Udah lupa sama story ini ya? Wkakak maap ya..
Buat kalian rajin rajinlah komen dan vote. Usahain jangan cuma komen next next doang. Komen apapun yang berhubungan sama cerita ini okay
Maaf kalau banyak typo
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL
Rastgele"wah kau tampan. sepatumu keren, jam tanganmu keren. stylemu bagus. hidungmu juga besar, apakah milikmu juga besar. hehehe" "dasar gadis gila."