CG (12)

1.7K 302 41
                                    

Cie yang nungguin. Makanya vote dong, komen juga. Ehe

Semenjak hari dimana Jennie bilang jika ia menyukai Mingyu, gadis itu menjadi lebih sering pergi ke minimarket. Entah dengan alasan membeli pembalut, pasta gigi, ramyeon instan bahkan minuman kaleng.

Lisa yang penasaran, pernah sekali ia ikut ke minimarket. Tapi sayang dia tidak tertarik. Yah bagaimanapun juga Mingyu bukan tipenya, Lisa suka orang yang lebih dewasa mungkin seperti Goblin ahjusi wkakak..

Hari ini pun Jennie pergi ke minimarket. Sudah dua Minggu berturut-turut dia mengunjungi minimarket ini.

Jennie memandang Mingyu yang sedang menghitung belanjaan pembeli.

"Ah, Noona kamu datang lagi. Kali ini beli apa?" Tanya Mingyu sambil tersenyum.

Jennie menyodorkan satu bungkus permen di meja kasir. Mingyu tersenyum.

"Ini Noona , aku yang membayar." Ucap Mingyu sambil tersenyum. Ah manisnya, Jennie kan jadi pengen nyium.

"Terima kasih Mingyu." Ucap Jennie sambil memberikan senyum terbaiknya. Lalu dia meletakkan ponselnya di meja kasir.

Jennie beranjak pergi dari minimarket itu. Setelah keluar, ia berjalan sampai tikungan depan minimarket. Ia berdiri di situ sekitar dua menitan. Lalu berjalan menuju minimarket lagi.

"Ah, Noona mau mengambil ponselmu ya?" Tanya Mingyu sambil menyodorkan ponsel Jennie.

"Makasih Mingyu. Aku tadi panik karena lupa menaruh ponselku." Jelas Jennie sambil cengengesan. Dasar pembual.

"Shift mu sudah habis?" Tanya Jennie yang mendapat anggukan dari Mingyu. 

"Iya, sekarang shift nya woojin." Kata Mingyu. Jennie melirik ke arah woojin.

"Hai Noona. " Sapa Woojin sambil menampilkan gingsulnya. Jennie tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Woojin.

"Ayo Noona kita keluar bareng." Ajak Mingyu. Jennie tersenyum. Pipinya memerah, uhh Jennie kan jadi salting.

Jennie berjalan di samping Mingyu sambil menggigiti bibirnya malu-malu.

Setelah keluar dari minimarket. Tiba-tiba seorang wanita menghampiri mereka.

"Oppa, aku sudah lama menunggu tau." Ucap gadis itu lalu menarik tangan Mingyu. Baru saja Jennie ingin menegurnya, tiba-tiba tangan Mingyu mengacak surai milik gadis tersebut.

Jennie melongo. Apa-apaan ini? Siapa sih gadis ini.

"Ah iya lupa. Sayang kenalin ini Jennie Noona. Noona ini Pinky, pacarku." Ucap Mingyu malu-malu.

Jennie menjatuhkan rahangnya, apa tadi? Pacar. Ah Jennie patah hati.

"Pinky." Ucap Pinky sambil mengulurkan tangannya, tidak lupa senyum manis menghiasi bibirnya.

Jennie membalas uluran tangan gadis itu. Sebenarnya saat ini Jennie pengen lari karena kesal campur malu. Tapi dia masih sadar diri, ia tak mau dianggap orang aneh.

"Jennie." Kata Jennie dengan senyum kakunya. Jennie mengarahkan pandangannya kearah jabatan tangan mereka. Seperti kopi susu, tangan Pinky terlalu putih.

Buru-buru Jennie melepaskan tangannya. "Ahh iya aku lupa. Aku harus segera pulang. Sudah ditunggu eonni ku. Dah." Kata Jennie lalu lari sekuat tenaga v:

.
.
.
.
.
.

"Hiks.. hiks.. hiks"

"Udah lah Jen, gitu aja cengeng."  Ucap Lisa yang mulai jengah dengan tangisan Jennie. Pasalnya, Jennie nangis sudah lebih dari 2jam. Dan itu cukup mengganggu Lisa.

"Kau kan tidak tau perasaan aku Lis. Belum juga aku bilang cinta eh ternyata dianya udah ada yang punya." Ucap Jennie sambil mengusap air matanya dengan tisu.

Lisa memutar bola matanya malas. Sudah biasa bagi Lisa. Dua Minggu sekali Jennie pasti datang ke rumahnya sambil menangis. Dan alasannya selalu sama 'patah hati'. Dasar bocah.

"Apanya yang tidak tau. Kalau hampir tiap Minggu kamu galau kayak gini." Ucap Lisa.

"Tapi ini beda." Bela Jennie.

"Terus apa bedanya sama Kai?" Tanya Lisa agak membentak.

"Kai siapa? Anjing aku?" Tanya Jennie sambil mengeluarkan ingusnya. Eiwww

"Bodoh. Kai manusia lah." Ucap Lisa. Jennie nampak berfikir.

"Oh pengantar pizza. Aku kan tidak suka sama dia. Cuma kagum." Kata Jennie.

Lisa memilih diam. Besok juga Jennie sudah kembali normal.

"Lis masa pacarnya Mingyu putih sih. Aku kan kasian." Kata Jennie yang sudah berhenti menangis. Lisa mengarahkan pandangannya pada Jennie. Dan menaikkan salah satu alisnya seolah berkata 'kenapa'

"Kan Mingyu hitam. Nanti kalau jalan bareng kan jadi kayak kotoran cicak." Kata Jennie.

Lisa menyemburkan tawanya. Sahabatnya ini memang ajaib. Tadi saja galau, sekarang malah ghibah.

"Heran deh kenapa kasir minimarket di sana hitam semua. Mingyu, Woojin bahkan pemiliknya juga. Mino. Hii." Kata Jennie.

"Kamu kan juga hitam Jen." Celetuk Lisa. Jennie merenggut. "Ini tuh bukan hitam tapi eksotis tau." Ucap Jennie tak terima.

Lisa hanya menganggukkan kepala, malas berdebat dengan bocah satu ini.

"Ahh, tapi Mino juga sama seperti Mingyu. Dia kan kekasih Irene eonnie. Pantas saja kalau aku pulang ke rumah seperti ada yang aneh. Mereka kan seperti kotoran tokek. Apalagi ditambah Mino yang tinggi dan eonnie yang kerdil." Jelas Jennie.

Lisa yang mendengar itu malah asik membayangkan penampakan Mino dan Irene yang menyerupai kotoran tokek. Benar juga. Hahaha

.
.
.
.
.

Maaf kalau ada typo v:

CRAZY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang