CG (14)

1.7K 272 28
                                    

Pls vote and comment. Kayaknya ini bakalan jadi up terakhir. Sampai besok lebaran.

Komen sebanyak-banyaknya tapi yang berhubungan sama ff ini, biar gue usahain up lagi ehe *

Baca dengan hati hati, yoai.

.
.
.
.
.

"Niel, mau ya." Rengek Jennie sambil menarik-narik lengan seragam Daniel. Daniel yang berada di sampingnya memilih tak peduli dan melanjutkan menulis.

"Ih Daniel. Jangan serius-serius dong nulisnya." Ucap Jennie sambil menarik buku milik Daniel dan jangan lupakan bibirnya yang masih cemberut. Inilah alasan Daniel enggan menatap Jennie, karena ia pasti akan luluh hanya dengan menatap wajah bulat kecil itu.

"Daniel, hiks" Daniel yang mendengar suara tangis mengarahkan pandangannya pada Jennie yang tengah menunduk.

"Kau menangis?" Tanya Daniel sambil menyibakkan rambut depan Jennie yang menutupi wajahnya. Jennie mendongakkan wajahnya, menatap Daniel dengan tatapan memelas.

Huftt, Daniel dijebak. "Jen, bukannya aku tidak mau mengantarmu atau menemanimu. Tapi kan bajumu masih banyak." Bujuk Daniel dengan sabar.

Ya, alasan Jennie merengek sejak tadi yaitu karena Jennie ingin membeli dress baru untuk datang ke pesta ulang tahun Nayeon. Sebenarnya, awalnya Jennie tidak ingin membeli dress baru tapi karena Lisa bilang Lisa akan membeli dress baru, Jennie jadi ingin. Lebih tepatnya ikut-ikutan.

"Tapi nanti malam kalau aku paling jelek bagaimana? Nanti dirimu juga akan malu kan." Kata Jennie sambil berkaca-kaca. Sungguh, sebenarnya Daniel tidak tega. Tapi bagaimana lagi, kalau dia belikan dress baru bisa-bisa Irene Noona memarahinya.

"Ck, tidak usah berlebihan. Sudah jelek mau bagaimana lagi." Ucap seseorang yang baru saja lewat di samping Jennie, jangan lupakan dengan nada suaranya yang dingin.

Jennie melotot tak terima. Diambilnya tempat pensil yang ada di mejanya itu lalu dilempar ke arah siswa tersebut, tapi sayang lemparan Jennie meleset. "Apa-apaan sih. Dasar Taehyung buncit." Pekik Jennie.

Taehyung mendekat ke arah Jennie "Dasar nenek lampir, pendek, gendut, jelek." Ejek Taehyung.

Jennie yang geram mengepalkan tangannya dan hendak memukul Taehyung. Tapi tangannya lebih dulu dicekal oleh Taehyung dan

Tuk
Tempat pensil tadi Taehyung gunakan untuk memukul dahi Jennie. Tidak keras sih, tapi bagi Jennie tetap sakit. Tanpa mengucapkan apa pun, Taehyung melengos meninggalkan tempat itu.

Jennie memandang Taehyung dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu menoleh ke arah Daniel. Matanya berkaca-kaca "huwaaa, Taehyung jahat." Pekik Jennie lalu memeluk Daniel.

Daniel menepuk-nepuk punggung Jennie pelan. "Ssst. Tenanglah." Ucap Daniel lembut.

"Aku.. hiks.. jelek.. hiks.. ya?" Tanya Jennie sesenggukan. Daniel mengelus rambut Jennie, melepaskan pelukan itu lalu mengusap air mata gadis di depannya.

Daniel mengangguk."Apa lagi saat ini. Kau sangat jelek, benar kata Taehyung. Seperti nenek sihir." Kata Daniel.

Jennie makin sesenggukan. Daniel sahabatnya kenapa jadi jahat. Saat Jennie hendak berdiri Daniel menarik lengan Jennie kembali hingga Jennie kini berada di pelukannya.

"Tapi Kalau tidak menangis Jennie sangat cantik." Bisik Daniel lalu melepas pelukannya dan meletakkan tangannya di pipi Jennie sambil menghapus air mata gadis itu.

Jennie tersenyum. "Apalagi tersenyum seperti ini. Jennie sangat sangat sangat cantik." Kata Daniel sambil tersenyum.

Ah, Jennie sangat bersyukur memiliki sahabat sebaik Daniel. Daniel- nya ini sangat baik.

Jennie tersenyum. Memberikan gummy smile miliknya pada Daniel. "Yasudah ayo kita pulang. Aku tidak jadi ingin baju baru." Kata Jennie lalu berdiri.

Daniel mengangguk lalu membereskan bukunya yang masih ada di meja. Sepertinya Daniel akan melanjutkan menulis catatan di rumah saja. Lagian ia bisa mencontek catatan Minhyun.

Disusulnya Jennie yang sudah berjalan terlebih dahulu. Tak lupa senyuman manis terpatri di bibir Daniel. Ia lega. Jennie- nya tidak merengek lagi.

.
.
.
.

Sementara itu di apartemen Taehyung tepatnya di kamar Taehyung kondisinya sudah tak bisa dibilang baik baik saja. Baju-baju berserakan dimana-mana. Sampai-sampai ranjang berukuran king size itu penuh dengan baju miliknya, belum lagi yang tergeletak di lantai.

Tidak bisa dipungkiri, baju-baju dan jas itu harganya sangat mahal. Tapi bagaimana lagi, namanya juga orang kaya di taruh lantai pun tak masalah.

"Ck. Kenapa tidak ada yang cocok sih." Ucap Taehyung sambil menempelkan kemeja dan jas di badannya.

"Ah iya. Dress code nya putih kan? Berarti bukan ini. Ini kan warna biru." Monolog Taehyung lalu melemparkan jas itu ke lantai.

"Jas putihku membosankan. Aku beli saja lah." Kata Taehyung. Lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Hallo. Paman bisakah Carikan jas atau apalah itu untukku."

....

"Untuk acara ulang tahun temanku. Sebenarnya tidak terlalu formal, tapi ya bagaimana ya. Pokoknya warna putih ya."

....

"Terimakasih paman. Aku tunggu."

Bugh
"Hah lelahnya. Kenapa tidak dari tadi saja minta tolong Paman Soojung." Ucap Taehyung lalu duduk dari rebahannya.

Ia edarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamarnya yang berantakan. Dihembuskan nafasnya dengan kasar.

"Ck, siapa yang akan membereskan ini. Aku tidur di kamar tamu saja. Biar besok Pelayan Min yang membereskan." Ucap Taehyung. Entah kenapa akhir-akhir ini Taehyung merasa malas. Biasanya ia mau mau saja membereskan kamarnya, bukan, bahkan apartemennya sendiri. Tapi beberapa Minggu belakangan ia jadi malas.

Apa mungkin ini efek berteman dengan Jennie.

Ah, gadis itu. Taehyung merasa bersalah saat tadi di sekolah. Niat hati ingin menggoda Jennie. Tapi ternyata Jennie terlalu sentimental.

Maafkan daku kalau banyak typo,
Pencet bintang dan jangan lupa komen.

Cek 'pervert boy' ya, udah mau 100 vote tuh. Biar cepat up

Nggak maksa kok tapi sangat maksa

CRAZY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang