CG(13)

1.7K 223 10
                                    

Setelah kejadian Jennie menangis di rumah Lisa tadi malam, kini Jennie masih meringkuk dan mendengkur dengan nikmatnya di atas ranjang kamar tamu di rumah Lisa. Ya, semalam gadis itu memutuskan untuk menginap. Tenang, Jennie sudah izin Irene.

Tok..tok..tok

Bunyi ketokan pintu dari luar terdengar di indra pendengaran Jennie. Bukannya bangun, dirinya malah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"JENNIE BANGUN." teriak Lisa dari luar kamar itu sambil menggedor-gedor pintu brutal.

Ceklek..

Pintu kamar itu terbuka, menampilkan gadis berambut oranye memasuki kamar itu.

Gadis itu membuka gorden yang ada disitu, sehingga cahaya matahari mengganggu manusia yang masih meringkuk di kasur itu.

Srek
Lisa menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Jennie.

"Yak! Bangun pemalas." Bentak Lisa. Jennie yang merasa terganggu melemparkan bantalnya ke arah Lisa. Lisa yang sebal, mengambil bantal itu dan ia gunakan untuk membekap Jennie. Dinaikinya tubuh kecil Jennie.

Jennie meronta tak terima. Gadis itu berteriak-teriak. Kakinya ia gunakan untuk menendang-nendang segala arah. Seperti sedang diperkosa saja.

Dan tanpa diduga tangan Jennie menjambak rambut Lisa. Bukan main sakitnya tarikan Jennie. Akhirnya Lisa melepas bekapan bantal dari wajah Jennie.

Jennie terduduk mengambil nafas dengan brutal. Wajahnya memerah.

"Yah. Kamu huh mau huh mem huh bunuh ku huh ya huhuh" ucap Jennie masih tersengal-sengal.

Lisa meringis. Kasihan juga sahabatnya itu. Tapi dia juga kasian dong, rambut berharganya dijambak monster.

"Iya iya maaf. Mandi sana." Suruh Lisa lalu beranjak dari ranjang itu.

.
.
.
.

"Lisa ya, sepertinya kau harus belajar memasak. Masa setiap aku makan di sini, cuma sama makanan instan." Keluh Jennie sambil mengambil ramyeon instan dari panci besar di tengah meja makan itu.

Lisa mendengus. Sahabatnya ini kenapa tidak punya rasa bersyukur sih, untung-untung ia buatkan makanan.

"Cerewet sekali." Dengus Lisa. Jennie menyerutup ramyeonnya dengan nikmatnya.

"Ahh, ya mau bagaimana lagi. Jangan membuat malu ayahmu dong. Ayahmu kan chef. Paling tidak kau bisa masak makanan yang sederhana. Tapi bukan makanan instan." Nasihat Jennie. Entah setan apa yang merasuki gadis ini. Tiba-tiba saja ia menjadi bijak.

"Iya, besok aku akan latihan dengan Daddy." Ucap Lisa. "Pantas saja tubuhmu seperti lidi. Setiap hari makanannya cuma mie. Ckck." Kata Jennie.

"Sudah dong Jen. Cerewet sekali sih." Lisa berjalan mengambil minuman di kulkas. "Lagian ini tuh tidak kecil-kecil banget. Hanya saja aku kan tinggi. Dari pada bantet kaya kamu." Tambah Lisa.

"Huh, ini itu bukan bantet tapi semok. Nggak boleh bilang bantet ataupun bocel. Awas saja." Kata Jennie dengan tatapan mematikan. Sebenarnya daripada dibilang mematikan, lebih mirip seperti kucing yang sedang ngambek.

"Oh iya. Setelah ini aku mau ke mall beli baju buat pesta ulang tahunnya Nayeon. Kamu mau ikut?" Tanya Lisa. Jennie menggeleng.

"Tidak. Aku mau pulang saja. Lagian pesta ulang tahunnya masih Sabtu depan. Kalau aku beli dress hari ini, nanti nggak baru lagi. Hehe." Canda Jennie. Lisa menggeleng.

.
.
.
.

Wassap gaes. Balik lagi sama gue author yang gaje ini. Gimana gaes.

Gue harap setiap ada author note tuh dibaca ya, soalnya bisa aja penting. Kayak target buat next chap. Buat cerita ini sih target gue  kalau vote udah mendekati 100 bakal gue up.

Oh iya mampir ke ff satunya ya PERFERT BOY. Itu ff bakal lanjut kalau target udah tercapai. Jadi semuanya terserah readers.

 Jadi semuanya terserah readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRAZY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang