Kruyuk..
"Aduh Niel aku lapar nih. Masak sana." Ucap Jennie yang kini tengah tiduran di sofa tapi dengan posisi kepala di bawah. Huh, ada-ada saja bocah ini.
"Kau saja. Kau kan perempuan." Ketus Daniel sambil masih fokus pada tayangan televisi. Jennie mendengus. "Kau serius?" Tanya Jennie meyakinkan. Daniel melempar bantal sofa pada Jennie "ya kau fikir saja. Masa aku serius menyuruhmu memasak. Bisa mati muda aku." Pekik Daniel yang di balas cengiran oleh Jennie. Padahal Jennie akhir-akhir ini belajar memasak dan bisa beberapa menu makanan, tapi kalau ada Daniel kan ngapain masak.
"Ya buruan buatkan makanan!" Pinta Jennie kemudian. Daniel mendengus, lama-lama jengkel juga dengan sikap Jennie "bisa sabar tidak sih. Nanti setelah acara ini selesai. Aku ambilkan makanan di rumahku, mama sudah masak ayam kecap." Ucap Daniel sedikit jengkel. Jennie mengangguk, sambil membayangkan bagaimana rasa ayam kecap itu. Ahh Jennie jadi semakin lapar.
"Niel..." Belum sempat Jennie berbicara Daniel segera berdiri dari duduknya sambil mengumpat lalu pergi keluar dari rumah itu. Jennie melongo "aku kan hanya mau minta dia ambilkan ponsel. Kenapa malah mengumpat seperti itu." Gumam Jennie sambil mengambil ponsel di tikar samping tempat Daniel duduk tadi.
Setelah menunggu sekitar dua puluh menit --padahal rumah mereka hanya berseberangan-- akhirnya Daniel datang membawa beberapa wadah dengan ukuran sedang. Jennie bangkit dari tidurannya dengan antusias "aduh..aduh sini aku bantu Niel." Ucap Jennie sambil mengambil alih 2 kotak makanan itu. Daniel mendengus.
Setelah sampai di meja makan, mereka menata makanan itu dengan rapi. Daniel merasa seperti orang bodoh, kenapa dirinya mau mau saja disuruh mengambil makanan di rumahnya, banyak lagi. Kenapa tidak menyuruh Jennie makan di rumah Daniel saja, kan lebih simpel, pikir Daniel sambil mengurut pangkal hidungnya.
"Ayo Niel kita makan. Aku ambilkan ya." Ucap Jennie bersemangat sambil mengambilkan nasi untuk Daniel. Daniel tiba-tiba berkata "sepertinya sore ini akan hujan. Tadi waktu di luar benar-benar gelap." Jennie menatap Daniel sekilas lalu kembali fokus mengambilkan lauk untuk Daniel.
Tak
Piring berisi makanan itu diletakkan di depan Daniel. Saat Daniel hendak menyantap, tiba-tiba Jennie memekik "ehhh jangan dimakan dulu. Kita makan barengan."
"Nah ayo kita makan. Selamat makan." Ucap Jennie sambil memakan nasinya. Tapi tiba-tiba
Byur
"Ahh hujan." Gumam Daniel lalu Daniel menatap Jennie "Jen ada jemuran tidak?" Tanya Daniel. Bukannya menjawab Jennie hanya bergumam saja masih menikmati makanannya.
"Jen."
"Jen."
"Jennie."
"JENNIE KIM" pekik Daniel. Jennie menatap Daniel "eoh, ada apa?" Tanya Jennie. Daniel menghela nafasnya berusaha sabar "di luar hujan, ada jemuran tidak?" Tanya Daniel. Jennie mengangguk "oh hujan." Lalu melanjutkan makannya. Daniel menghela nafas, berarti tidak ada jemuran. Namun saat hendak memakan makanannya "HAH HUJAN. BAJUKUUU." teriak Jennie heboh lalu pergi untuk mengambil jemuran.Daniel mengelus dadanya. Belum sempat dia makan, sudah diganggu saja. Akhirnya Daniel memutuskan untuk makan, tapi "NIEL BANTU AKU, HUJANNYA MAKIN DERAS." Teriak Jennie. Rasanya Daniel ingin menangis. Makanan di depannya menggoda tapi kenapa sahabatnya itu tidak bisa diam. Dan seperti dugaan, Daniel keluar membantu Jennie mengambil pakaian.
Setelah tragedi hujan itu, Daniel dan Jennie memutuskan untuk mengganti pakaian mereka dahulu karena tidak enak kalau makan tapi baju mereka basah.
Duk
"Ayo kita makan. Aku tidak akan peduli pada apapun." Gumam Daniel lalu mengambil sendok di piringnya.
Ting tong
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL
Random"wah kau tampan. sepatumu keren, jam tanganmu keren. stylemu bagus. hidungmu juga besar, apakah milikmu juga besar. hehehe" "dasar gadis gila."