Malamnya, setelah Jennie selesai mandi ia merasa terganggu dengan ketukan dari arah pintu kamar miliknya.
Saat Jennie membuka pintunya
"Bwaa.. mukamu Jen hahahaha." Tawa Daniel kencang. Jennie yang merasa diledek langsung memukul kepala Daniel keras."Ada apa?" Tanya Jennie dengan ketus. Daniel mulai menghentikan tawanya. Lalu tersenyum penuh arti.
"Tara.. ini untukmu." Daniel memberikan sebuah paperbag yang dari tadi ia jinjing.
Mata Jennie berbinar. Lalu meraih paperbag itu. "Wah. Makasih Niel." Ucap Jennie sambil tersenyum lebar.
Daniel mengangguk. "Yasudah ganti baju sana. Aku mau mandi dulu. Jangan lupa dandan yang cantik." Pinta Daniel. Lalu pria itu berbalik untuk kembali ke rumahnya.
Jennie masuk ke kamarnya, tidak lupa mengunci pintu. Siapa tahu Daniel tiba-tiba datang lagi.
Ia berjalan ke arah ranjangnya. Lalu mengambil pakaian dari paperbag tadi. "Hmm. Lumayan lah." Gumam Jennie lalu menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.
Hah Jennie baru sadar kalau sedari tadi ia masih memakai bathrobe.
.
.
.
.
."JEN. TURUN! DANIEL SUDAH MENUNGGU." Teriak Irene dari lantai bawah.
"IYA SEBENTAR. SABAR." Terdengar teriakan Jennie dari kamarnya. Daniel yang mendengarnya hanya mampu meringis pelan. Bagaimanapun juga Irene ada di sampingnya. Tidak mungkin kalau Daniel tutup telinga. Bisa-bisa ia dimarahi karena tidak sopan.
Padahal yang tidak sopan kan Irene dan Jennie. Mereka teriak-teriak ketika ada tamu. Mereka pikir ini hutan.
"Mau kemana sih Niel?" Tanya Irene yang tengah menonton tv sambil memakan cemilan dari toples yang dipeluknya.
"Ke acara ulang tahun temen." Jawab Daniel. Irene hanya mengangguk paham.
"Ayo Niel." Ajak Jennie. Daniel beranjak dari duduknya.
"Eh. Baju baru Jen?" Tanya Irene sambil mendekati Jennie. Jennie mengangguk sambil berputar berniat memamerkannya pada Irene.
"Kenapa beli baru. Kau kan masih punya banyak. Buang-buang duit saja. Mending ditabung. Ya ampun borosnya." Omel Irene.
Daniel meringis merasa tidak enak sedangkan Jennie malah bersikap tak peduli. "Itu aku yang membelikan." Ucap Daniel.
Irene mengangguk. "Lain kali jangan terlalu dimanja. Bisa-bisa dia minta uang saku juga padamu." Nasihat Irene.
Daniel mengangguk. Tidak sering dibelikan saja Jennie suka memoroti Daniel, apalagi sering. Bisa-bisa Daniel kere.
"Udah ah. Aku berangkat eonnie. Dah." Kata Jennie sambil berlalu diikuti Daniel di belakangnya.
.
.
.
.Berbeda dengan Daniel dan Jennie yang sudah siap untuk berangkat. Taehyung kini masih uring-uringan di atas ranjang miliknya.
Bagaimana tidak, Paman Soojung lupa dengan pesanan Taehyung tadi. Sampai-sampai telepon dari Paman Soojung tidak diangkat.
Dibalik sikapnya yang dingin itu, sebenarnya Taehyung adalah orang yang pundungan dan manja.
"Aghh.. aku pakai baju apa? Aku benci Paman Soojung." Gumam Taehyung.
Ting
Jimin
Tae, kok belum datang?Taehyung
SebentarJimin
10 menit lagi acaranya mulai
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL
Random"wah kau tampan. sepatumu keren, jam tanganmu keren. stylemu bagus. hidungmu juga besar, apakah milikmu juga besar. hehehe" "dasar gadis gila."