Taehyung, Jimin dan Jungkook kini tengah berdiri sambil celingak celinguk mencari tempat duduk yang kosong. Salahkan Jungkook yang terlalu lama berada di wc, sehingga mereka tidak kebagian tempat duduk di kantin.
"Ck, ini semua salahmu." gerutu Jimin sambil menatap Jungkook sebal. "Bagaimana bisa ini salahku? Aku kan tidak menyuruh kalian menungguku." ucap Jungkook tak terima.
Taehyung yang berada di tengah dua orang yang berdebat itu memutar bola matanya malas. Lalu berjalan kearah salah satu bangku kantin yang kosong.
"Heh Taehyung kau mau kemana?" teriak Jimin membuat sebagian orang di kantin itu menoleh kepadanya. Jimin meringis malu. Sedangkan Jungkook, dia berjalan mengikuti Taehyung terlebih dahulu.
"Boleh aku duduk di sini? Seluruh kursi sudah penuh." ucap Taehyung lalu duduk. Percuma saja ia minta ijin untuk duduk di tempat itu kalau ujung-ujungnya dia tetap duduk sebelum orang yang di depannya menjawab.
"Kenapa meminta ijin, kalau kau saja duduk sebelum kita memberi ijin." ucap Daniel. Ya, dua orang yang ada di tempat itu adalah Daniel dan Jennie.
"Biar sopan." ucap Taehyung. Jungkook yang di dekat Taehyung hanya mengangguk sambil makan dengan lahapnya.
"Kalau sopan jangan setengah-setengah." ucap Daniel sok menasihati. Taehyung mengangguk. Lalu sumpitnya ia arahkan ke piring Daniel untuk mengambil daging disitu.
"Eh eh, apa yang kau lakukan?" tanya Daniel bingung. Taehyung melahap daging yang berasal dari piring Daniel.
"Kau bilang kalau sopan jangan setengah-setengah. Ya sudah aku memutuskan untuk tidak sopan saja." kata Taehyung tanpa merasa bersalah.
Jennie tertawa terbahak-bahak sambil memukuli meja kantin.
"Hahaha.. Makanya jangan sok menasihati orang lain. Hahah" ucap Jennie tersengal-sengal sambil menepuk punggung Daniel. Daniel mendengus kesal.
"Yak! Kalian berdua! Kenapa meninggalkan aku sendiri." ucap Jimin yang baru datang. Entah dari mana saja dia.
"Hai Boxer Pink." ucap Jennie sambil melambaikan tangannya ke arah Jimin, dan jangan lupakan bibirnya yang tersenyum lebar. Jimin melotot tidak suka.
"Heh gadis gila. Berhenti memanggil aku dengan sebutan menggelikan itu." kata Jimin. Jennie menggeleng "tidak bisa. Anggap saja itu panggilan sayang dariku." ucap Jennie
"Panggilan sayang apanya. Itu memalukan." gerutu Jimin sambil duduk. Jennie memandang Jimin lekat. Jimin gugup. Bukan, bukan karena Jimin menyukai Jennie, hanya saja Jimin takut kalau-kalau matanya ada kotorannya. Kan bisa-bisa ia diledek lagi.
"Jim, kau mau berbuat jahat ya?" tanya Jennie. Jimin mengernyit bingung.
"Ishh, kemarin kan kamu mengantar Seulgi Eonnie ke toko buku." ucap Jennie. Jimin membulatkan mulutnya lalu menggeleng.
"Memang kenapa?" tanya Jimin. "Seulgi Eonnie kan kekasih Chanyeol oppa." ucap Jennie. Jimin tersedak minumannya. Bukannya baru tau, tapi ia sedikit sensi jika menyangkut Seulgi dan Chanyeol.
Jennie menyeringai menatap Jimin. Alarm bahaya di kepala Jimin berbunyi nyaring. "Jangan-jangan kamu tidak tau kalau Seulgi Eonnie kekasih Chanyeol Oppa." tebak Jennie. Jimin bungkam
Jennie cekikikan "kasian sekali. Cintamu bertepuk sebelah tangan. Mungkin saja Seulgi Eonnie malu kalau jadi kekasihmu." ledek Jennie
Jimin mengerutkan keningnya.
"Iya malu. Kan kamu suka pakai boxer pink." tambah Jennie. Astaga! Rasanya Jimin ingin meraup wajah Jennie dengan garpu di tangannya.
.
.
.
.
.Pulang sekolah,
Sekolah sudah sepi, tapi Daniel masih berada di taman sekolahan. Ia memainkan game di ponselnya untuk menghilangkan kejenuhannya. Bagaimana tidak jenuh? Sudah hampir 45 menit ia berada di sini. Menunggu Jennie yang masih berada di kamar mandi. Tidak! Jennie tidak buang air besar apalagi kencing, tapi...
"Hosh...hosh... Lelahnya." ucap seorang siswi lalu duduk di samping Daniel. Daniel memutar bola matanya malas. Malas bertemu gadis di sampingnya ini dan juga malas melihat penampilan gadis ini.
"Ey Daniel. Sahabat datang. Lelah juga, kenapa tidak di beri minum." protes Jennie. Daniel menghela nafasnya kasar. Lalu mengambil botol air mineral (tentu masih ada isinya) dan melemparnya ke arah Jennie. Dasar, padahal Jennie di sampingnya. Kenapa harus dilempar?
"Daniel aku lelah sekali." ucap Jennie setelah menghabiskan minumannya dalam lima kali teguk (jennie ngitung kok) . kepalanya ia senderkan ke lengan Daniel.
Daniel mengusap rambut Jennie yang berantakan. Menatap baju Jennie yang terlihat lusuh. Baju itu dihiasi warna coklat. Miris.
"Kalau lelah tidak usah bekerja saja bagaimana?" rayu Daniel. Jennie mendongakkan kepalanya menatap Daniel cukup lama.
"Aku ingin bekerja." rengek Jennie. Daniel menghembuskan nafasnya pelan.
"Bagaimana kalau nanti kamu pingsan lagi?" tanya Daniel sedikit khawatir. Jennie tersenyum,manis. Lalu menggeleng.
"Tapi pulang dulu ya, mandi ganti baju dan makan juga." pinta Daniel. Jennie nampak berfikir.
"Jangan terlalu lama berfikir. Ayo kita pulang dulu. Biar tidak telat bekerja. Lihat bajumu! Banyak peluhnya dan itu eww, ada dakinya juga." ujar Daniel sambil mendorong Jennie yang tadi bergelanyut di lengannya.
Jennie nyengir. "Salahkan guru botak sialan itu. Aku kan hanya ingin melakukan atraksi membuang permen karet dari atas kursi. Eh si botak malah lewat, ya kena kan."
Daniel menggeleng. Sahabatnya ini sungguh ajaib. Semoga saja Daniel tahan dengan kelakuan absurd gadis itu.
Tbc--+
Hallo gaes. Gimana? Nggak sependek kemarin kan?
Jangan lupa VOMMENT. Maaf kalau banya typo. Anggep aja typo itu hiasan 😂
Paipai
Tunggu next chap ya (kalau di terus in)
![](https://img.wattpad.com/cover/160626969-288-k968982.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL
Разное"wah kau tampan. sepatumu keren, jam tanganmu keren. stylemu bagus. hidungmu juga besar, apakah milikmu juga besar. hehehe" "dasar gadis gila."