Confused

353 56 45
                                    

Ambil napas panjang. Ini panjang bgt!




Harry membakar ikan hasil pancingannya tadi. Dia terlihat serius, seserius saat dia sedang mengerjakan tugas kuliahnya. Yeah, malah kali ini dia terlihat lebih serius dari pada itu. Sedangkan Kendall,  hanya duduk manis dan memperhatikan setiap gerakan pria yang ada di depannya, mengipas-kipas dan membolak-balikkan ikannya.

"Kau tidak ingin aku yang melakukannya?" Kendall hanya mencoba menawarkan diri.

Harry tersenyum. Tapi matanya masih fokus pada ikannya. Ingat, dia sangat serius, yang padahal itu hanya ikan. "Dan membuatnya gosong?"

Bagus, secara tidak langsung dia berhasil membuat Kendall merasa bukan seorang wanita sejati. Dari seseorang gadis yang hanya bisa  makan saja  tanpa tahu bagaimana makanan itu bisa dimakan. "Baiklah, kau membuatku merasa tidak berguna sekarang." Harry benar, Kendall merasa seperti itu.

Tidak lama kemudian, ikannya sudah matang. Walaupun dia hanya menggunakan bumbu alakadarnya, itu cukup berhasil membuat hidung gadis itu kembang-kempis karena baunya sangat enak sekali menurutnya.  Atau mungkin dia benar-benar sudah lapar. "Baunya sangat enak sekali..." ujar Kendall terlihat antusias.

Harry melempar tatapannya pada Kendall. Dia tersenyum miring. "Bumbunya hanya kecap." ucapannya membuat gadis itu terdiam beberapa detik.

Shit!

Batin Kendall.

"Tanpa bumbu pun aku yakin kau akan mengatakan hal yang sama."

Kendall membalas senyumannya. "Yeah, setidaknya itu matang..." Kendall merasa persetan jika dia tidak bisa memasak. Sebenarnya bisa, hanya saja akan tidak enak atau malah tidak matang. Atau mungkin malah kematangan atau gosong. Itu sama persis dengan apa yang dikatakan Harry sebelumnya.

Harry tergelak. "Kita tidak sedang mencoba untuk bertahan hidup di hutan." Lalu dia mengangkat ikan bakarannya. "Ayo, makan..."

"Apa itu sudah matang..."

"Kujamin, ini tidak akan membuat mati jika masih mentah." Lagi-lagi Harry mengejek.

Kendall menarik napas dalam-dalam dengan mulut sedikit terbuka. "Okay..." Dia mengangguk pasrah.

Menyiapkan piring besar, Kendall menaruh ikan itu di atasnya. Seperti sedang mengisyaratkan, 'lihat, aku tidak hanya bisa makan saja'. Yeah, walaupun dia hanya menaruh ikan di piring saja. Hey, bahkan semua orang bisa melakukan  itu.

Mereka makan bersama. Ikan itu cukup besar jika hanya dimakan dua orang saja. Sehingga membuat Kendall geleng-geleng kepala dan menyerah untuk menghabiskannya. Jadi, dengan senang hati Harry menghabiskan ikan bakarannya. Tapi yang jadi masalah di sini, tidak ada TV ataupun sinyal. Itu akan membuat keduanya merasa bosan, terlebih Kendall.

"Tidak ada jaringan..." Kendall melihat ponselnya dengan geram. Ingin melempar ponselnya ke danau, tapi dia urungkan mengingat dia hanya punya satu ponsel saja.

"Kau berharap banyak? Kita di hutan."

Harry benar-benar sangat membosankan, dia tidak seperti Kendall yang sebenarnya mempunyai banyak ide gila di otaknya. Misal dia bisa mengelilingi hutan dan mencari seekor harimau atau singa. Tapi itu terlalu beresiko. Kendall tidak memilih untuk itu.

"What the fuck?! Apa yang kau lakukan?" Mata Harry melotot kaget melihat Kendall melepas  kaus pendeknya. Hanya saja, Harry tidak tahu gadis itu sengaja atau tidak tahu apa yang dia lakukan membuat Harry kepanasan saat itu juga.

Kendall berdiri setelah melepas pakaian atasnya. "Berenang..." jawabnya santai dengan membuka celana panjangnya, yang sekarang hanya menyisakan pakaian dalamnya. Yeah, jelas itu hanya bra dan celana dalam saja.  Harry yakin, Kendall sengaja melakukannya. Kendall tidak sepolos yang dia kira.

Cousin [Hendal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang