Mangambil air di baskom beserta selembar kain kompres. Menaruhnya di meja nakas samping ranjangnya dan aku duduk di sampingnya dengan kursi kecil. Aku mengompresnya. Badannya benar-benar panas dan diriku sedikit khawatir karena aku sendirian di rumah. Jika kalian ingin tahu, ini pertama kalinya aku merawat orang sakit dan aku tidak tahu dengan apa yang akan kulakukan selain dengan mengompresnya. Sial!
Aku tidak tahu apa yang membuatnya sakit. Tidak mungkin dia sakit karena melihatku telanjang. Tidak mungkin juga dia sakit karena tidak memakan utuh hotdognya. Tidak mungkin dia sakit karena...,
"Oh, shit!"
Wajahku tolol seketika, ketika mengingat diriku sempat menghujan-hujankan tubuhnya, hingga membuat bajunya basah walaupun sedikit. Sialnya lagi, aku belum mengganti pakaiannya.
Tolol! Apa yang harus kulakukan?
Aku berdiri dari kursiku. Mondar-mandir mencoba berpikir tentang bajunya. Membiarkannya atau melepasnya?
"Fuck!" Semua ini membuatku bingung dan kepalaku berdenyut sangat kencang.
Aku tahu, aku tahu... Aku seorang pria yang sangat suka sekali melihat tubuh seorang gadis telanjang. Tapi dalam keadaan seperti ini, itu tidak masuk dalam caraku. Apa lagi, ini Kendall... Kuulangi lagi, ini Kendall!!
"Harry, tenangkan dirimu..." Layaknya orang gila, aku berbicara pada diriku sendiri.
Menutup mulutku dengan satu kepalanya tangan kananku, sedangkan tangan kiriku bersedekap memeluk perut. Otakku masih berusaha berpikir sampai membuatku berkeringat.
Aku menarik napas dalam-dalam. "Okay..." Dan aku harus lakukannya.
Melangkah ke arah lemari bajunya. Aku membuka dan mengacak-acak isinya. Mengambilnya dengan asal dan tanganku menarik sebuah kaus abu-abu polos yang besar.
Mengambil lagi, karena aku butuh celana untuknya dan aku menemukan celana olahraga panjang.
Aku membuang napas dari mulutku. Lagi-lagi itu kulakan untuk menenangkan jantungku yang sekarang ingin melompat keluar. "Kau bukan seorang bajingan, Harry. Kau hanya membantunya dan kebetulan kau mendapatkan bonus." Yeah, bonus, itu benar.
Berdiri di dekatnya dengan membawa baju ganti. Aku sudah siap untuk melepaskan semua pakaiannya.
"Ken..." panggilku untuk memastikan jika dia sudah sadar lalu bisa mengganti bajunya sendiri. Yeah, walaupun iblis di dalam diriku terus berbisik agar diriku yang melakukannya.
Tapi kau bukan bajingan! Ingat itu!
Mereka di dalam diriku mulai berdebat. Dan iblis yang menang. Yeah... Iblis. Tahu apa artinya? Dan aku merasa iblis di dalam diriku tertawa keras dengan melompat-lompat.
Menarik kaus bagian bawah Kendall yang kupastikan ini mudah sekali untuk di lepas. Karena kain ini hanya separuh menutupi perutnya. Secara perlahan kutarik ke atas dan mengangkat punggungnya bersamaan dengan tangannya. Membuat kaos ini terlepas, memperlihatkan bra hitam yang menutupi dadanya.
Oh, damn! Fuck!
Seketika jantungku berhenti, dan kemudian kembali berdetak. Sialnya kali ini sangat keras, bahkan ingin melompat keluar. Aku mulai kepanasan dan mengeluarkan keringat di sekujur tubuhku.
"Crap!" umpatku lagi dengan memandangi keadaanya yang memperlihatkan bra hitamnya.
"Aku bukan seorang bajingan!" tekanku untuk diriku sendiri.
Tapi kau melakukannya, idiot!
Bernapas dalam dan merilekskan otot-ototku, mencoba menenangkan diriku lagi. Mengetahui ini sudah terlanjur dan aku harus segera menyelesaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cousin [Hendal]
Hayran KurguDia suka menggangguku dengan cara mengambil semua barang-barangku dan juga termasuk ibuku. Yeah... Walaupun itu sudah sangat lama sekali, tapi otakku dengan baik masih mengingat semua itu. Dan... Apa besok akan seperti itu?