The Last Story

383 56 62
                                    

Aku tidak  membalas pesannya. Dengan kepercayaan diri yang tidak begitu tinggi, aku berjalan ke arah kamarnya yang berjarak hanya kira-kira 50 meter dari lorong ini. Bukannya aku tidak hati-hati, tapi keberadaan Niall sangat bermanfaat karena dia yang lebih berhati-hati dan bersedia mengawasi keadaan.

Tepat di depan pintu, sebelum membuka pintunya, mataku menerawang masuk untuk melihat keadaan di dalam sana.
Tidak ada Jack di dalam sana. Tapi, entahlah, ini membuat diriku seperti orang pesakitan. Panas-dingin, berkeringat, jantung berdetak kencang, bergetar, dan ini seperti terkena epilepsi.

Aku membuka pintu kamar Kendall dan membiarkan Niall berjaga di depan pintu. Di sana Kendall menatapku tanpa mengatakan sesuatu setelah dia membuatku menunggu lama.

Aku segera menghampirinya dengan langkah lebar. "Apa yang terjadi? Fuck! Aku menunggumu sangat lama sekali." Umpatku sedikit memelankan suara. Takut jika ada seseorang, atau yang lebih buruknya lagi itu Jack, bisa mendengarnya.

Kendall tidak menjawabku. Wajahnya tersirat ketakutan, kesedihan, dan kecemasan. Saat itu juga, aku merasa dia kurang siap untuk ini. Tapi kenapa?

Aku meraih tangan kanannya lalu kucium dengan sangat lembut. "Hey, tenanglah... Ini tidak akan sesulit ketika kau membayangkannya. Kita akan bebas dan kita bisa hidup bahagia. Aku bisa jamin semua itu. Bukankah kau yang lebih bersemangat dari pada diriku?" Itu usahaku untuk menyakinkannya. Karena tidak mungkin aku berjalan mundur sedangkan ini sudah berjalan dan hanya kurang selangkah lagi.

Kendall menggigit bibir bawahnya. Dia seperti berusaha keras agar tidak menangis.  Saat itu juga tingkahnya membuatku bingung sendiri. "Hey... Kita hanya perlu segera pergi dan bebas. Apa yang kau pikirkan?" Mengelus rambutnya, yang ada Kendall malah menangis sampai sesegukan. Sial! "Ayo... Tidak ada waktu lagi untuk berpikir." Sungguh, aku tidak tahu apa yang membuat Kendall seperti ini. Ini jelas bukan dirinya. Aku juga tidak mau dia berubah pikiran jika kami masih berlama-lama di sini. "Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan pada Jack? Sekarang di mana dia?" Tanganku menarik tangan Kendall untuk kubantu duduk di kursi rodanya yang sudah disiapkan rumah sakit tempo hari.

Kendall menggeleng pelan. Dia sama sekali tidak menjawabku dan hanya menangis. Tubuhnya memberat seakan-akan tidak ingin beranjak dari ranjangnya. Dia... ketakutan...

Ada apa?

Pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan itu. Sungguh, dia membuatku bingung.

"Apa Kendall tidak mau ikut bersama mu?"

Sontak suara itu membuatku terkesiap. Semakin menegang dan jantungku hampir lepas saat mengetahui  suara itu dari Jack. Dia berdiri di belakang pintu dengan bersedekap. Begitu tenang, walaupun aku tahu sebenarnya dia sungguh-sungguh serius dengan pertanyaannya. Tapi, sejak kapan dia ada di sana?

"Shit!" gumamku. Lututku mendadak lemas seperti jeli. Itu membuatku tahu dengan apa yang terjadi pada Kendall. Ternyata ini tidak semudah seperti apa yang aku bayangkan.

Aku hanya bisa diam. Rasa takut mulai mengambil alih semua yang ada di dalam diriku. Sedangkan Jack, dengan perlahan dia mendekat. "Merencanakan untuk kabur? Apa yang membuatmu begitu percaya diri dengan apa yang kau lakukan? Kau pikir itu benar?" Tidak ada nada tinggi di setiap ucapannya. Begitu datar, tapi bisa membuatku merasa terintimidasi dan menciut dalam seketika.

"Ayah, hentikan..." Kendall semakin menangis. Dia memohon.

"Diam!" Jack tidak membentaknya, tapi itu cukup bisa membuat Kendall diam walaupun masih menangis sesenggukan. Lalu Jack beralih padaku yang sekarang bertambah pucat dan takut. "Kau anakku. Aku menganggapnya seperti itu. Aku menyayangimu, seperti aku menyayangi Kendall. Tapi kau membuatku kecewa, aku mengetahui semua tentang hubungan mu yang kau jalin dengan sepupu mu sendiri! Anak dari pamanmu! Adikmu!" Jack memberi jeda. Dia mencoba mengontrol semua amarahnya. "Aku sudah memperingatkan mu tempo hari, apa kau belum juga mengerti? Kau tahu Harry, aku bermaksud memberi mu peringatan karena aku tidak ingin semua  berubah. Aku tidak ingin kau semakin jauh dan hilang akal. Ini gila... Tidak seharusnya seperti ini." Jack menggeleng pelan. Terpancar kekecewaan di matanya.

Cousin [Hendal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang