Green eyes

733 103 58
                                    

Mungkin ada beberapa typo(s). Maafkan ya






Now, 2015







"Aku tidak masalah. Sungguh. " Seorang  wanita paruh baya berdiri dengan keadaan gelisah. Dia menerima telepon dan tentu saja dengan kegelisahannya itu cukup menggambarkan jika yang dia dapatkan adalah kabar buruk atau yang lainnya.

"Maafkan aku, Anne. Aku selalu merepotkan mu," balas seorang pria yang ada di seberang sana.

"Jack, aku tidak merasa direpotkan. Aku serius. Diriku sangat senang jika dia harus melanjutkan kuliahnya di sini. Kau tenanglah. Selesaikan dulu masalahmu. Dan aku bisa mengerti bagaimana keadaanmu." Anne berbicara dengan sangat hati-hati. Ngomong-ngomong Jack adalah kakak satu-satunya.

"Terima kasih.
Dia sudah berangkat setengah jam yang lalu. Mungkin besok dia akan sampai."

Anne melihat jam yang menempel di dinding tepat di atasnya. Yang sekarang menampilkan pukul satu malam.

"Okay...
Besok aku akan menjemputnya ke bandara." Dia tersenyum. Tidak lama kemudian wanita paruh baya itu menutup teleponnya.

"Bagaimana dengan Jack?"

Seseorang sedang menginterupsinya. Dia adalah suaminya yang tengah duduk di sofa depan TV. Dia bernama Bradley.

"Kau tahu, mereka tinggal di kota besar dengan pendapatan yang sedikit." Anne berjalan ke arah suaminya. Lalu dia duduk tepat di sebelahnya.

"Aku tidak masalah. Bertambah satu anggota keluarga tidak akan membuat Harry marah." Brad tersenyum hangat. Dia benar-benar tidak keberatan.

Anne bernapas panjang. Matanya menatap lurus ke arah TV tapi dengan tatapan kosong. "Jack satu-satunya keluargaku. Dan Kendall satu-satunya keponakanku."

Brad melarikan tangannya mengelus lembut rambut istrinya. "Kendall seperti putri kita..."



"Wait...
Kendall?"



Anne dan Brad menoleh cepat ke arah tangga setelah mendengar suara yang baru saja menginterupsi mereka.


"Harry, kau belum tidur?" tanya Anne yang sebenarnya sedikit kaget dengan kedatangan anak tunggalnya itu. Satu lagi, dia tahu anaknya sangat sensitif jika nama Kendall disebut.

"Kuputuskan untuk tidak tidur setelah aku mendengar percakapan ibu di telepon," jawab Harry dengan ketus. Itu sangat terlihat karena wajahnya  manjadi kaku serta tatapannya  menyala.

Baik, Anne tahu bahwa anaknya baru selesai menguping pembicaraannya. "Baiklah. Persiapkan dirimu untuk menyambut Kendall besok pagi." Anne sangat santai sekali menanggapi anaknya. Karena dia sangat tahu Harry.

"That's a bad joke!" Rahang Harry semakin mengeras. Dan dia masih berdiri di tengah-tengah tangga tanpa menghampiri orang tuanya.

"Sayangnya ini bukan lelucon." Anne menggeleng pelan dan diiringi senyuman tipis di bibirnya.

Harry tergelak, "Ngomong-ngomong ini bukan bulan April." Dia masih tidak percaya. Lebih tepatnya, dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika itu tidak benar.

Hey, siapa tahu jika Anne benar-benar bercanda.

Setidaknya itu yang dipikirkan Harry.

"Aku akan bilang 'Kendall tidak akan datang' jika ini bulan April."

Seketika wajah Harry kembali kaku. Dia benar-benar gagal memberi kepercayaan untuk dirinya sendiri. "Kau tidak lucu." Wajahnya datar tanpa ekspresi.

Cousin [Hendal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang