She Fainted

416 64 86
                                        

Maaf kalo ada typo(s)

Jangan lupa, kasih vote dan komen ya.

Makasih...

Play mulmednya kalo kalian juga suka lagu itu😘😘

Selamat membaca...




Senyumannya sangat lebar, dan itu membuatku muak.

Sampai kami memesan makanan, dan sampai makanannya sudah selesai, dia tetap tersenyum. Saat itu juga, dengan sangat yakin kusimpulkan ada yang salah pada dirinya. Padahal ini hanya hotdog . Kukatakan lagi, HOT-DOG!

Gila! Yeah, dia gila!

"Kau suka hotdog?" tanyaku dengan sedikit meliriknya. Kupikir dia tersenyum gara-gara hotdog.

Dia memakan satu suapan. "Hotdog jika itu benar-benar hot dog." Kemudian dia memakannya lagi lalu  tersenyum.

Yeah, tidak salah lagi, dia gila. Dia juga pemakan anjing. Anjing yang baru direbus dan masih menguapkan panas.

Baik, lupakan...

Aku dan Kendall masih berada di luar. Di dalam mobil, di depan para penjual makanan sampah di pinggir jalan.

Kendall menoleh ke arahku. "Bukankah kau lapar?"

Aku tidak ingin menjawabnya. Tapi langsung kumakan hotdogku.

Hening saat itu. Lagi pula untuk apa aku membuka percakapan untuknya? Karena jelas tidak ada sesuatu yang membuatku tertarik. Sampai suara sendawa keras dari mulutku membuat tidak hening lagi.

Dia langsung melempar tatapannya padaku. "Orang tampan tetap terlihat jelek jika dia bersendawa," cibirnya dengan tatapan jijik.

"Oh, terima kasih. Karena kutahu itu tidak berlaku untukku." Aku tersenyum, dan mataku melihat turun ke tangannya yang masih memegang hotdog, dan itu masih seperempat.

Katakan aku bebas melakukan apapun. Termasuk merebut hotdog bekas dari gigitannya.

"Harry!" pekiknya dengan mata melotot. Dia terlihat kaget dan tidak terima. Tapi siapa yang peduli?

Aku tersenyum lalu mengunyahnya hanya satu suapan. Tidak menjawabnya karena akan sulit untuk mengatakan sesuatu. Itu jika dia ingin melihat hotdognya keluar semua dari dalam mulutku. Ewww...

"Kau masih mau lagi, Ken? Cari tempat atau yang lainnya karena aku ingin memuntahkannya untukmu." ucapku seakan-akan tidak peduli dengannya.

Sedangkan matanya terus menatapku tajam dengan wajah yang kaku. Dia terlihat sebal dan ingin mencakarku.

Aku tersenyum lebar setelah berhasil mengunyah semua hotdognya. Membuatnya marah  ternyata membawa kesenangan tersendiri. Tapi sesuatu yang tidak kusangka, gerakan tangannya sangat cepat,  memukul punggungku dengan sangat kuat.

"Ghost! Kau idiot!" pekikku kaget dan kesakitan sampai membuatku terbatuk-batuk. Tangan panjangnya terus memukuliku dan bodohnya diriku hanya bisa mengumpat dan menghadang dengan kedua tanganku.

"Muntahkan!" teriaknya dengan jelas. Dia masih memukuliku seperti kesetanan. "Cepat, muntahkan sekarang!"

Sampai membuatku terbatuk-batuk dan jelas tangannya sangat terasa di punggungku.

"Itu hanya seperempat! Oh, fucking stupid!" Tanganku masih berusaha menyembunyikan tubuh bagian belakangku.

Oh, hanya seperempat hotdog bisa membuatnya sampai kesetanan.




Cousin [Hendal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang