Saat aku berada di dalam, diam-diam kami ber 4 menguping pembicaraan Milo dan Rio.
Milo : lo tau kan Lusy cewe gue?
Rio : iya tau
Milo : kenapa lo pepet terus?
Rio : oke sorry bro, ini yang terakhir.
Milo : coba lo di posisi gue, cewe lo di deketin sama cowo lain? Apa lo terima?
Rio : kalo gak bisa buat dia bahagia, setidak nya jangan buat dia kecewa.
Milo : gue cowok nya. Gue tau apa yang terbaik buat dia.
Rio : sip. Sorry sekali lagi. Yaudah gue cabut duluan.
Ternyata setelah Rio cabut Putri, Rendi, dan Barna juga ikutan pulang, seakan mereka memberi waktu aku dan Milo untuk menyelesaikan semuanya.
Aku masih dengan posisi nangis.
Milo nyamperin aku.
" kenapa nangis? "
" engga ko "
" huh cengeng "
" kenapa harus begitu? "
"begitu gimana? "
"kenapa harus begitu sama Rio"
"lah gue gak ngapa ngapain dia, cuma ngobrol doang"
Aku cuma bisa diam dan tetap menangis, entah apa yang aku tangisin saat itu.
"lo suka sama Rio? Lo sayang sama Rio? Iya? "
Aku begitu kaget dengan pertanyaan Milo yang amat sangat mendesak itu.
Melihat mata Milo yang berkaca-kaca menahan tangis, dan mata nya tak pernah berpaling dariku.
"jawab gue lusyyyy lo suka sama Rio?jawaaaaabbb"
Dan akhirnya, air mata Milo keluar dengan deras nya. Matanya memerah, dia menangis amat sangat tersenggak-senggak.
Aku tidak kuat meliat Milo nangis sampai seperti itu, rasanya aku seperti orang paling jahat yang tega nyakitin orang yang bener-bener sayang dan tulus denganku.
Melihat Milo yang menangis seperti itu, langsung saja aku peluk tubuh nya sangat erat dan tidak ingin melepasnya samasekali.
Air mata ku pun tidak kalah derasnya dengan Milo.
"maa... Maaf Milo maaf" ucapku tersenggak-senggak.
"gue sayang banget sama lo Lusyy jangan tinggalin gue, gue mohon, gue udah sayang banget sama lo" ucap Milo sambil menangis terus menerus, dan mengeratkan pelukan nya ke gue.
Setelah lama dia menangis di pelukanku, akhirnya dia melepaskan pelukan nya dan menatapku penuh, dengan mata yang merah dan bengkak, dan masih mengeluarkan air mata.
"tolong jangan tinggalin gue"
Aku amat sangat melihat ketulusan dari mata Milo.
Belum pernah sebelum nya aku nemuin laki-laki yang sebegininya denganku.
Aku hanya bisa mengangguk-kan kepala.
Dan Milo memeluku erat kembali.
"jangan nangis lagi, gue gak bisa liat lo nangis kaya gini" ucapku.
"tapi janji jangan tinggalin gue lagi"
Aku pun langsung memeluk nya dengan amat sangat erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Believe Me
Fiksi RemajaMencintai seseorang bukan hanya tentang rasa ingin memiliki seutuhnya, tetapi juga tentang bagaimana menerima kenyataan dan mengikhlaskan nya. Cerita ini menceritakan suatu hubungan yang bertahan selama bertahun-tahun, dan selalu ada saja permasala...