Burhan yang sibuk dengan urusan pelatihan tahap terakhir para komando yaitu Long March dari Situ Lembang ke Cilacap membuat lelaki ini tidak bisa berkomunikasi dengan Ranti selama satu minggu kedepan.
Di pihak lain, dokter Benny mengunjungi Ranti di saat lelaki itu sudah selesai dengan urusan pekerjaannya walaupun jam kerja dokter itu panjang dan terkadang harus di panggil secara mendadak.
Ketika dokter Benny datang, Ranti terlihat santai dan tidak merasa gerah karena lelaki itu membawa rasa adem juga nyaman. Tidak seperti Burhan yang membawa rasa panas juga membara, namun bisa memberikan rasa aman. Bukannya dokter Benny tidak bisa memberikan rasa aman, hanya saja kedua lelaki ini memberikan dampak berbeda untuk Ranti.
Ranti menerima pertemanan dengan Benny sangat baik. Ia tidak memberikan harapan palsu untuk kedua lelaki itu, ia hanya ingin kalau lelaki yang sekitarnya memberikan rasa nyaman kepada dirinyalah yang akan ia pilih. Ia tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing dari kedua lelaki tersebut. Mereka berdua lelaki hebat, tidak mungkin seorang wanita menolak untuk di dekat oleh keduanya.
Namun, yang pasti, ia akan menetapkan satu di antar dua lelaki itu untuk lebih dekat dengan dirinya. Ranti akan memutuskan pilihannya yang agak sulit ini. Tapi, harus segera ia lakukan agar tidak berlarut-larut.
"Ti.. apa kamu suka dengan film tadi..?" dokter Benny bertanya pada Ranti ketika mereka selesai menonton film Jumanji.
"Suka, overall, film itu bagus karena memberikan nilai dalam kehidupan kalau di lihat dari segi pertemanan.. " balas Ranti seraya tersenyum mengingat seorang aktor yang berperan menjadi pria padahal dirinya seorang wanita.
"Iya.. hmm.. aku senang kalau kamu suka.." Benny terlihat mengencangkan pegangan di kemudi mobilnya itu.
Mobil Benny menuju Wulan Bakery untuk mengantarkan Ranti pulang, mereka pergi nonton tadi jam 7 malam, dan sekarang sudah hampir jam 9 malam. Cukup malam batin Benny agak gusar karena tidak mau memberikan kesan tidak baik pada Ranti karena mereka harus pulang malam.
Ranti tidak menjawab ucapan dokter Benny, wanita ini sibuk dengan pikirannya tentang bagaimana memberikan sinyal kalau dirinya mau di dekati lelaki ini. Ia sangat berat hati karena sepertinya menolak Aa Burhan secara halus. Ia agaknya belum siap untuk di dekati sang cang ijo itu. Ia sih tidak masalah dengan profesi Burhan sebagai abdi negara, hanya saja, bisakah ia menjadi calon istri sang abdi negara ini? Ia pernah mendengar dari orang-orang kalau kehidupan dengan abdi negara ini harus mengikuti aturan yang berlaku seperti kalau sudah menikah sebaiknya tinggal di asrama supaya kalau ada urusan dengan kantor tidak terlalu jauh. Atau kalau sudah menjadi ibu persit kegiatannya akan bertambah karena kemungkinan untuk berkumpul dengan para ibu persit lainnya dalam bersosialisasi dll. Ia tidak ada masalah dengan itu semua, hanya saja apakah dirinya mampu?
Ranti gamang, ia sebenarnya tahu hatinya lebih condong ke arah Burhan, namun otaknya mengatakan kalau ia sebaiknya mencondongkan diri ke dokter Benny. Kalau jadi istri seorang dokter juga harus siap kalau jam bertemu dengan sang suami tidak bisa teratur karena sang suami harus dinas dengan jam kerja yang terkadang panjang. Sama seperti menjadi seorang istri abdi negara yang siap di tinggal jika sang suami sedang tugas, apalagi Burhan seorang Kopassus, kalau lagi tugas keluar seperti 'misi khusus', otomatis ia akan di tinggalkan.
"Hei.. kita sudah sampai nih.. " ujar Benny lembut dan ternyata sudah berada di pintu penumpang membukakan pintu untuk Ranti.
Ranti merasa tersanjung oleh perbuatan Benny ini, lelaki ini sangat gentleman. Dengan sigap, Ranti segera turun dari mobil.
"Terima kasih kang.." bisik Ranti seraya tersenyum. Wanita ini ingin berkata banyak namun belum bisa. Entahlah seolah ada yang menganjal di lidahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/162799342-288-k923364.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BALADA CINTA KAPTEN BURHAN {Geng Rempong: 10}
RomanceSeorang lelaki, abdi negara, Burhan Cahyadi Arifin. Tampan, mempesona, membuat para wanita klepek-klepek karena wajah juga pekerjaan lelaki ini masih dipandang sangat layak bagi kaum hawa. Ranti Wulandari Budiman, wanita yang membuka usaha bakery. C...