Bohong?

2K 119 0
                                    

Ranti menjadi agak tidak peduli dengan suaminya. Wanita ini sibuk dengan urusannya sendiri di toko roti. Burhan sih tidak masalah karena ia tahu istrinya ini pasti tahu tentang kewajibannya sebagai seorang istri.

Burhan yang sudah bisa memakai kruk sendiri sekarang tidak terlalu bersandar kepada Taufik. Lelaki ini sekarang di kurangi jatah menjaga Burhan. Dari jam 12 siang sampai jam 4 sore saja. Tapi, badai agaknya akan menerjang keluarga kecil ini.

Taufik permisi pulang jam 4 sore. Ranti belum pulang karena memang biasanya jam 5 sore baru ada di rumah. Burhan tenang saja karena tidak memerlukan keperluan mendesak juga ketika istrinya belum pulang. Tapi, ketika Ranti pulang, rupanya wanita itu di antar oleh sang perawat.

"Kitty..? Kenapa Taufik bisa mengatar kamu..?" tanya Burhan agak heran ketika Taufik terlihat berjalan untuk naik ojek online yang agaknya sudah di pesan oleh lelaki itu.

"Hmm.. tadi saya sakit perut Aa.. Jadi menelpon Taufik karena dia mungkin sudah tidak menjaga Aa lagi jam 4an tadi." balas Ranti agak cuek.

Burhan tambah mengernyit. Istrinya sakit perut, tapi kenapa minta bantuan Taufik. Kenapa tidak naik kendaraan online saja.

"Saya tadi langsung ke klinik ibu Aa.. periksa sakit perut ini.." lanjut Ranti yang melihat wajah suaminya berkerut curiga.

"Hmm.." repson Burhan. "Apa masih sakit Kitty..?" tanya Burhan khawatir.

"Tidak kok Aa.. tidak usah khawatir.." jawab Ranti ringan, bahkan terlalu ringan seolah ada yang di sembunyikan dari Burhan.

Burhan mau berdiri dari kursi ruang tamu. Ranti langsung mau mendekati lelaki itu.

"Tidak usah Kitty.. aku bisa sendiri.. Kamu bisa menganti baju dan mandi sore dulu.." cegah Burhan pada istrinya itu.

Ranti angkat bahu saja ketika suaminya ini berkata seperti itu. Wanita ini permisi masuk ke kamar tidur meninggalkan Burhan yang berdiri dengan
bantuan kruk.

"Ada apa dengan Kitty..?" gumam Burhan pada dirinya sendiri.

Sampai malam, Ranti tidak terlalu banyak bicara. Wanita ini mempersiapkan suaminya tidur, kemudian langsung tidur tanpa banyak cingcong.

***

Satu minggu berlalu, Ranti masih terlihat cuek pada suaminya. Burhan menahan diri saja, lelaki ini sudah kembali bekerja tapi hanya bisa
duduk di depan komputer mengetik laporan tanpa bisa berbaur dengan para prajurit komando kalau mereka latihan. Ia berdiri lama saja agak susah, bagaimana mau berlatih.

Burhan bekerja di antar oleh istrinya. Dan kalau kembali, ia nebeng naik mobil tetangga yang kebetulan rumah dinas dengan kantor tidak terlalu jauh.

Kali ini Burhan melihat istrinya di antar oleh Taufik lagi. Ia sudah lepas dari sang perawat, tapi kenapa istrinya ini masih berhubungan dengan lelaki itu? batin Burhan panas. Ia mencoba berpikir jernih karena mungkin istrinya ada urusan lain dengan sang perawat.

Burhan yang tiba duluan di rumah, berdiri di depan pintu.

Mengamati Taufik yang masih dengan cara lama ketika pergi dari rumah mereka, yaitu dengan kendaraan online.

Ranti melihat Burhan. Wanita ini tidak tersenyum, wajah datar Ranti membuat Burhan hampir saja meledak.

"Kamu kenapa lagi Kitty..?" tanya Burhan pada sang istri.

"Saya pusing Aa.." balas Ranti pendek dan masuk ke rumah tanpa mengindahkan suaminya yang ikut masuk ke rumah.

"Pusing karena apa Kitty..?" lanjut Burhan agak memaksa dan berderap cepat dengan bantuan kruk di lengannya itu.

Ranti stop dan menoleh ke wajah suaminya. "Pusing biasa.. mungkin tadi di toko roti salah makan.." balas Ranti dengan agak ketus.

Burhan menarik lengan istrinya memaksa wanita itu mendekati tubuh besarnya.

"Apa kamu berbohong padaku Kitty..?" desis Burhan dengan napas memburu. Pikiran tentang wanita ini menyeleweng membuat hatinya sangat panas.

"Berbohong..? Ngapain saya berbohong.. Saya tadi memang pusing.. Sudah ya Aa.. saya mau ganti baju dulu.. sebentar lagi mau masak untuk makan malam. Aa menonton TV saja biar tidak suntuk.." jawab Ranti dengan menarik lengannya dari cengkraman Burhan.

Ranti bergegas ke kamar tidur meninggalkan suaminya yang meradang di ruang tamu. Burhan seolah ingin meninju sesuatu atau bahkan melemparkan kruk ke dinding.

Ketegangan berlanjut sampai malam, kedua orang ini tidak banyak bicara. Makan dalam keheningan. Setelah makan malam, Ranti membereskan semua peralatan makan. Kemudian, menyiapkan tempat tidur dan bersiap tidur.

Burhan menonton TV di kamar dengan dongkol. Lelaki ini melihat istrinya tidur hanya bergumam selamat malam kepadanya dan berkata akan tidur cepat lantaran masih muyeng. Burhan jadi diam, menonton TV dengan tidak semangat. Lelaki ini ke kamar mandi dengan pelan, cuci muka, sikat gigi kemudian ikut merebahkan tubuhnya di samping sang istri yang sudah duluan tertidur.

"Ada apa dengan kamu Kitty..?" bisik Burhan lembut sembari menutup matanya tidur.

Suara alam di malam hari terdengar syahdu. Semua makhluk di bumi ini beristirahat di rumah mereka masing-masing.

Keadaan Ranti yang sakit ini tentunya bukan tanpa sebab. Wanita ini sakit karena ada alasannya. Namun, Ranti belum mau memberikan informasi kepada suaminya perihal sakitnya itu. Ranti ingin menunggu suaminya agak sehat sehingga mereka bisa bicara secara tenang.

Alam bawah sadar Ranti rupanya tidak bisa jauh dari sang suami. Wanita ini berbaring miring ke arah Burhan, mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang sang suami. Bergumam tanpa arti sembari mengusap-usapkan wajahnya di leher lelaki itu.

Burhan membalas pelukan sang istri. Menarik istrinya itu lebih erat ke arah tubuhnya. Mendesah bersama kemudian melanjutkan tidur dengan nyenyak sampai sang fajar memanggil keduanya untuk bangun dan menghadapi esok hari.

Taufik menjemput Ranti untuk pergi ke Wulan Bakery. Burhan sempat shock karena lelaki itu dengan berani datang ke rumahnya.

"Kang..? Kami permisi dulu ya.. " ujar Taufik dengan senyuman lebar seolah tidak terjadi sesuatu.

Ranti mengambil tas hitam miliknya. Kemudian pamit dengan suaminya, mencium pipi Burhan dengan cepat.

"Maafkan saya ya kang.. saya meminta Taufik untuk mengantarkan ke Wulan Bakery.." ujar Ranti pada suaminya itu.

Burhan langsung berkata, "Kenapa kamu tidak naik kendaraan online saja..? Apa Taufik penjaga kamu..?"

"Hmm.. tidak kang.. Saya hanya sekalian saja mau ke rumah sakit. Karena teteh menelepon mau di antar ke Wulan Bakery yang searah.. " balas Taufik dengan tenang.

Burhan mengernyit, lelaki ini mau bicara lagi. Tapi, Ranti langsung berkata, "Sudah ya Aa.. saya harus cepat ke toko roti. Pesanan dari sekolah maritim banyak sekali hari ini.."

Burhan jadi diam, mengangguk dengan berat hati.

"Ayo Fik.." ajak Ranti pada Taufik.

"Permisi kang.. " Taufik mengambil kunci mobil yang di sodorkan oleh Ranti kepadanya.

Burhan tidak menjawab perkataan Taufik. Mengamati wajah istrinya yang tiba-tiba langsung sumringah ketika berjalan dengan Taufik.

"Ada apa dengan Kitty..? Apa ini hanya perasaanku saja kalau istriku ini ada main dengan lelaki itu..?" gumam Burhan ketika mobil merah milik istrinya melaju ke jalanan. Dengan kaki yang tiba-tiba nyeri, Burhan masuk ke rumah dan mulai menelepon seseorang untuk mengecek sesuatu.

***

BALADA CINTA KAPTEN BURHAN {Geng Rempong: 10}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang