Gerimis

2K 124 0
                                    

Burhan menyetir dari Cilacap ke Bogor dengan kecepatan normal. Urusan long march para prajurit komando sudah sukses di lakukan. Ia yang mengawal jalannya pelatian merasakan pegal di sekujur tubuh. Tapi, ini adalah tugasnya, ia tidak mengeluh. Di dalam sanubarinya juga sudah tertanam semangat untuk tidak gagal dalam bertugas.

Ketika ia memasuki kota Bogor, ia melihat mobil berwarna merah yang sangat ia kenal. Mobil itu melesat dengan kecepatan normal juga.

"Kitty..." desah Burhan tanpa sadar.

Hawa panas dan getaran senang naik dari kakinya menuju arrow, membuat lelaki ini mengeratkan kedua tangannya di kemudi supaya bisa berkonsentrasi dengan 'buruannya' yang jaraknya satu mobil di depannya.

"Diam kamu arrow.." rutuk Burhan pada tubuhnya, dan arrow ternyata membandel seolah tahu kalau sang kekasih berada tidak jauh dari dirinya. Burhan menggertakkan giginya karena denyut yang ia rasakan pada arrow membuat dirinya mengebut dan sekarang berada di belakang mobil Ranti.

"Dasar tidak sopan.." lanjut Burhan yang merutuk pada tubuh bagian bawahnya itu. Si arrow mah malah membuat celana seragam Burhan mengetat.

"Aku akan menyiram kamu dengan air dingin kalau tidak bisa di kendalikan..." Burhan masih mengoceh sendirian seperti orang hilang akal. Dan, tubuhnya tidak juga menuruti perkataan lelaki tinggi tegap itu.

"S*al..!"

Burhan membuka kaca jendela demi menyegarkan hawa panas di tubuhnya, AC mobil tidak berpengaruh banyak untuk dirinya.

Ia akan menyegarkan pikiran yang melenceng dari otaknya sehingga arrow agak patuh. Baru melihat mobil Ranti saja, arrow sudah seperti ini, apalagi kalau nanti kami bertemu batin Burhan keki sambil geleng-geleng kepala. Arrow yang masih berdenyut di sana tidak di gubriskan oleh Burhan, lelaki ini ingin sampai di toko Ranti dalam keadaan selamat.

Lelaki ini mengawasi mobil Ranti yang berjalan sesuai prosedur.

"Aduh Kitty.. kamu gemesin deh.." bisik Burhan sendirian sambil masuk ke arah jalan Wulan Bakery.

Lelaki ini tidak tahu kalau separuh hatinya itu lebih memilih sang dokter daripada dirinya.

Burhan mungkin akan mengalami sedikit rasa shock dan sakit hati. Tapi, seorang prajurit komando tidak akan melemah. Lelaki ini pasti bisa melewati semuanya dengan baik.

Ketika mobil Ranti sudah stop di pekarangan Wulan Bakery. Mobil Burhan hanya parkir di pinggir jalan. Ranti turun dari mobil dan melihat kalau toko sudah hampir mau tutup. Burhan pun turun dari mobil dan mendekati Ranti dari belakang.

"Kitty..?" panggil Burhan pada Ranti.

Ranti tersentak, jantungnya berdebar dengan sangat kencang karena mengenali suara dari belakang punggungnya itu. Sang lelaki yang rupanya sudah melekat di hatinya tanpa ia sadari.

Ranti menoleh dan pipinya terasa panas ketika langkah kaki panjang Burhan mendekati dirinya.

"Apa kabar Aa..?" desah Ranti dengan lembut membuat Burhan menyeringai lebar dan seksi.

Burhan langsung menunduk dan menatap ke dalam mata Ranti. Hawa panas dari tubuh lelaki itu membuat Burhan harus mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Lelaki ini seakan takut untuk menarik Ranti ke dalam pelukannya tanpa sadar.

"Hai.." ucap Burhan lembut.

"Hai juga Aa.." balas Ranti sambil menarik napas. Tubuhnya jadi bergetar karena bau dari Burhan sangat menggoda. Keringat jantan dan collonge dari lelaki ini bisa membuat kaki seorang wanita lemas seketika.

"Apa aku bisa membeli minuman di tempat kamu.. maaf jika Wulan Bakery mau tutup.." Burhan menoleh ke arah toko roti milik Ranti.

"Tidak apa-apa kok Aa.. mari.. saya akan mengambilkan minuman untuk Aa.." ajak Ranti seraya membalikkan tubuhnya untuk masuk ke toko.

BALADA CINTA KAPTEN BURHAN {Geng Rempong: 10}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang