Suara ayam berkokok di rumah tetangga Burhan membanggunkan lelaki itu. Burhan mengeliat dan merasakan kalau istrinya sudah memeluk tubuhnya dengan kaki berada di pinggangnya. Burhan langsung tegang. Lelaki ini merasa kalau dress tidur istrinya terangkat sampai ke pinggang, tangannya mengusap lembut pinggul Ranti malah menimbulkan sensasi nikmat di tubuh bagian bawahnya.
Ranti mengeliatkan tubuhnya, merasakan hawa hangat di perutnya. Wanita ini mengeratkan pelukan kakinya di pinggang sang suami. Berdebat sih boleh saja, tapi urusan yang satu ini tidak pernah berdebat malah belum pernah.
Burhan mengeram, memerosotkan sarungnya dan membebaskan arrow dari boxer miliknya. Napas Burhan menderu, tangan lelaki ini mengusap ke tubuh istrinya dengan gerakan lembut tapi stabil. Memeriksa apakah istrinya sudah siap untuknya jika ia langsung berlabuh. Ternyata belum batin Burhan keki, istrinya sih terasa hangat tapi tidak cukup untuk menerima tubuhnya yang tegang.
"Kitty..?" panggil Burhan pada istrinya, jari Burhan sudah mengekspansi tubuh lembut istrinya, keluar masuk sehingga Ranti terbangun dari tidurnya.
Kelopak mata Ranti mengerjap, kemudian mengerang ketika kedua jari Burhan membuat pinggulnya bergerak ke depan dan ke belakang menerima usapan sang suami.
"Hmm.. Hmm.." respon Ranti setengah linglung. Tangan Ranti mencari tubuh suaminya di balik selimut dan terkesiap merasakan kalau tubuh Burhan terasa hangat dan luar biasa tegang.
Tangan Ranti mengusap-usap tubuh suaminya ketika lelaki itu sibuk dengan urusan yang lain.
Keduanya terengah-engah, kepala Burhan tersuruk ke leher Ranti, mencari sesuatu di sana. Burhan mendapatkan apa yang ia inginkan. Melepaskan sebentar tubuh istrinya, lelaki ini menarik lepas dress tidur Ranti. Burhan menyeringai melihat tubuh Ranti yang tidak pernah memakai bra di saat tidur. Dengan sigap Burhan menundukkan kepalanya, mengeksplore kekenyalan tubuh sang istri.
"Izin masuk Kitty..?" bisik Burhan lembut pada istrinya.
"Izin di terima Kapten.." balas Ranti dengan tersenyum mengantuk.
Well, Burhan tanpa di perintah dua kali langsung melabuhkan tubuhnya di dalam pelabuhan sang istri. Bergerak lembut membangun simponi di pagi hari. Burhan mengatur kaki istrinya yang berada di pinggang, sehingga ia tidak merasa terlalu nyeri untuk bergerak. Untung cuma satu kaki yang cedera parah. Kaki kanan Burhan tidak terlalu cedera.
Ranti mengerang dan mengeram membuat Burhan senang. Setidaknya wanita ini tidak marah untuk menerima dirinya di pagi hari. Masalah kemarin akan mereka bahas di lain waktu, sekarang waktunya meleburkan rasa resah, gelisah, dan gengsi di dalam diri Burhan. Napas tersenggal-senggal di barengi dengan rasa nikmat dan puas di rasakan keduanya.
"Good morning Kitty..?" bisik Burhan dengan lemas ketika tubuhnya selesai bergetar.
"Morning Aa..?" balas Ranti dengan tersenyum lembut.
Kemudian, pipi Burhan merona dan agak salah tingkah.
"Ada apa Aa..?" tanya Ranti pada suaminya.
"Aku.. hmm.. itu.." Burhan tanpa gelisah.
"Katakanlah Aa.. Ada apa..?!" lanjut Ranti dengan waspada.
"Akumaupipis.." gumam Burhan pada istrinya.
Ranti terdiam, mencerna ucapan suaminya kemudian terkekeh geli membuat Burhan menjitak kepala istrinya.
"Kamuuu..?!!" desis Burhan seolah tidak tahan lagi.
"Iya.. iya.. maaf Aa.. Ayo.." ajak Ranti dengan tubuh polos kemudian mengambil dressnya yang terselip di dekat bantal. Memakai dengan cepat, lalu memegangi lengan Burhan dan memapah lelaki itu ke kursi roda.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALADA CINTA KAPTEN BURHAN {Geng Rempong: 10}
RomanceSeorang lelaki, abdi negara, Burhan Cahyadi Arifin. Tampan, mempesona, membuat para wanita klepek-klepek karena wajah juga pekerjaan lelaki ini masih dipandang sangat layak bagi kaum hawa. Ranti Wulandari Budiman, wanita yang membuka usaha bakery. C...