Keluarga Ranti makan bersama Burhan dengan agak tegang. Pak Budiman tidak terlalu menghiraukan kehadiran menantunya itu. Dokter Puspa tersenyum tidak enak hati karena suaminya seakan kesal dengan sang menantu.
Burhan makan dalam diam. Ia sih merasakan aura permusuhan dari sang ayah mertua. Ranti mengamati wajah suaminya yang datar tanpa ekspresi itu.
"Apa pekerjaan kamu lancar nak Burhan..?" tanya dokter Puspa ketika mereka selesai menyantap makanan utama. Sekarang mereka sedang menikmati irisan buah-buahan.
"Iya bu.. Lancar untuk saat ini.. " jawab Burhan tenang.
Pak Budiman mendengus mendengar ucapan menantunya itu. Burhan mengertakkan rahangnya karena hal itu. Dokter Puspa meletakkan tangannya di lengan sang suami untuk menenangkan lelaki itu.
Ranti jadi khawatir melihat ayahnya tidak bersahabat dengan Burhan.
"Ayah..?" Ranti memandangi ayahnya dengan permintaan jangan bertengkar dengan suaminya.
Pak Budiman menarik napas panjang. Lelaki ini sebenarnya sangat menyanyangi Burhan. Hanya saja, ia tidak ingin anak perempuannya sedih lamaran sikap Burhan waktu itu.
"Baiklah.. ayah permisi ke ruang kerja dulu.. Ada yang ingin ayah urus.. Kalian silahkan bercakap-cakap saja.. " pak Budiman bangkit dari kursi makan tanpa menunggu lagi. Lelaki ini memang ingin mengurus sesuatu perihal memberikan pelajaran kepada sang menantu bersama Tony dan Syarif. "Biar tahu rasa tuh cah ijo.." gumam pak Budiman menyeringai sinis.
Burhan bersantai di ruang keluarga rumah mertuanya itu. Melihat Ranti juga santai sembari menonton TV yang acaranya action. Wanita ini tidak berkedip ketika menatap para aktor yang menurut istrinya itu macho terlibat pertempuran.
Burhan mendengus melihat wajah istrinya bersemu ketika ada adegan romantis di layar televisi itu.
"Kitty.. jangan melotot seperti itu dong.. " ujar Burhan di deket telinganya Ranti.
Ranti sontak terkejut karena napas suaminya sudah berhembus di dekat telinganya.
"Hmm.. siapa yang melotot.. Mata saya mah memang besar.." balas Ranti keki dan kembali menikmati acara TV di saat tangan suaminya mempermainkan jarinya dengan sedikit penasaran.
Burhan memikirkan semua yang sudah ia lakukan pada istrinya ini. Mata Burhan turun ke perut Ranti yang masih rata tapi ada calon bayi di sana. Hati Burhan mengatakan istrinya tidak mungkin melakukan perbuatan yang tidak pantas untuk menghancurkan pernikahan mereka. Tapi, otaknya berpikir kalau istrinya ini sudah sedikit berlebihan dalam bergaul dengan Taufik.
Mengingat nama perawat itu, Burhan menjadi kesal seketika. Lelaki ini bangkit dari sofa membuat Ranti bingung.
"Ada apa Aa..?" tanya Ranti agak waspada. Wajah Burhan sudah sudah tidak bersahabat terhadap Ranti.
"Aku mau pulang Kitty.. kamu tetap di sini saja sampai keadaanmu membaik.. " ujar Burhan dengan sedikit ketus yang kemudian pergi dari rumah istrinya tanpa pernah permisi dengan ayah dan ibunya Ranti.
Ranti tidak bisa mencegah suaminya yang sudah berderap cepat menuju pintu depan.
"Aa..?" Ranti mengikuti suaminya yang berjalan terpincang menggunakan kruk.
"Aku akan pergi Kitty.. maafkan aku.. aku agak badmood.. Aku akan pesan online saja untuk mengantarkanku ke rumah.." Burhan sudah mengeluarkan handphonenya, menekan aplikasi ojek online. Segera memesan mobil dan memberitahukan lokasi tepatnya penjemputan.
"Tapi.. Aa bisa tinggal di sini.. Besok pagi-pagi Aa pulang untuk kerja.. " bujuk Ranti pada suaminya. Wajah wanita ini sudah berkerut sedih karena mau di tinggalkan sang suami.
![](https://img.wattpad.com/cover/162799342-288-k923364.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BALADA CINTA KAPTEN BURHAN {Geng Rempong: 10}
RomanceSeorang lelaki, abdi negara, Burhan Cahyadi Arifin. Tampan, mempesona, membuat para wanita klepek-klepek karena wajah juga pekerjaan lelaki ini masih dipandang sangat layak bagi kaum hawa. Ranti Wulandari Budiman, wanita yang membuka usaha bakery. C...