Staff Ranti sibuk membersihkan pecahan kaca dan juga sampah yang berserakan di luar. Syarif dan Tony ikutan membantu karena staff lelaki di Bakery baru ada 2 orang saja. Amel mengawasi Ridwan yang mau membantu ayahnya dengan mengambil sekop sampah. "Anak pintar" ucap Syarif pada Ridwan yang menyeringai.
Tri permisi untuk melihat anak lelakinya di ruangan anak. Ranti mau berdiri dari kursi tapi di tahan Burhan.
"Jangan berdiri dulu, tenangkan diri kamu.." ucap lelaki tersebut.
"Tapi.. saya mau membereskan toko.." balas Ranti dengan agak ketus karena di halangai Burhan.
"Itu sudah ada staff dan akang Syarif juga bro Tony mengurusnya. Kamu duduk saja dulu.." lanjut Burhan dengan agak tegas sekarang.
Mulut Ranti jadi manyun, Amel terkekeh melihat hal itu. Burhan dengan tenang berdiri memperhatikan Ranti yang perlahan sudah tidak shock lagi.
"Kenapa Aa bisa ada di sini..?" tanya Ranti tiba-tiba dan ruangan menjadi agak sepi karena pertanyaan itu terdengar agak keras.
Burhan terdiam sebentar dan memperhatikan mata Ranti yang bersinar agak kesal kepadanya. Apa salahku sih? batin Burhan. Kenapa wanita ini seolah tidak suka denganku? lanjut Burhan keki di dalam hati.
"Aku tadi kebetulan lewat jalan ini karena ada pertemuan di suatu tempat sekitar 2 KM ke arah ujung jalan sana. Ketika aku pulang dari pertemuan itu, orang-orang ada yang berkumpul di seberang toko ini tanpa mau mendekat ke arah sini. Aku awalnya tidak ngeh kalau Wulan Bakery ini adalah usaha milik kamu. Hanya saja langsung teringat ketika aku makan kue yang ada di ruang ibu-ibu arisan di Yon 14 waktu itu karena di kotak snack ada nama tersebut. Yah.. selanjutkan kamu sudah lihat tadi.." ucap Burhan tenang tapi terdengar tegas.
Ranti terdiam mendengar ucapan Burhan. Ia memang agak tidak terlalu mau berdekatan dengan Burhan. Entahlah, seolah ada kekuatan yang menariknya ke arah lelaki ini. Ranti jadi gelisah, ia jadi mengamati seragam yang terlihat sangat gagah di pakai oleh Burhan ini. Pipinya memanas karena sadar memelototi tubuh jantan di depannya itu. Tidak..tidak.. jangan terpesona dengan para anggota, khususnya anggota di depannya ini tampar batin Ranti keras di otaknya.
Seseorang berdehem, itu suara Syarif yang jahil karena tahu Ranti mengamati tubuh Burhan. Ranti tambah merah padam dan menunduk memandangi tangannya. Sesorang terkikik, itu suara adalah milik Amel yang seolah tahu kalau suaminya jadi jahil pada Ranti.
"Agaknya ruangan ini jadi panas, sepanas oven roti di belakang sana.." ujar Syarif dengan suara mendayu membuat Tony terkekeh. Kedua lelaki yang sudah beristri itu melanjutkan membersihkan sisa terakhir kaca yang pecah.
Ketika semuanya sudah beres. Syarif dan Tony permisi untuk mencuci tangan mereka di wastafel secara bergantian sambil bercanda tentang air bisa mendidih kalau ada pasangan yang membara. Tony terbahak karena Syarif sangat jahil pada Burhan.
"Aku mendengar semuanya bro. Kalian mengolok aku..?" ucap Burhan keki. Untung tidak ada Amran di sini pikir Burhan masih lega, coba kalau ada tambah parah ia kena olok dua kakak beradik jahil ini.
"Heloo.. kami hanya sedang bercakap-cakap.. iya kan bro Tony..?" ucap Syarif pada Tony ketika mereka berdua sudah mencuci tangan. Ridwan di angkat baby sitter untuk di bersihkan juga.
Amel yang duduk sambil memangku Annisa hanya tersenyum lebar. Bocah perempuan itu terlihat tenang mengamati Ranti dan Burhan secara bergantian.
"Umi..?" panggil Annisa pada ibunya. "Hmm..?" balas Amel.
"Auntie Ti tidak suka dengan seragam itu..?" bisik Annisa pada ibunya. Amel mengenyit tidak paham. "Kenapa ya nak..?" Amel jadi penasaran ketika anak perempuannya ini mulai menerawang orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALADA CINTA KAPTEN BURHAN {Geng Rempong: 10}
RomantizmSeorang lelaki, abdi negara, Burhan Cahyadi Arifin. Tampan, mempesona, membuat para wanita klepek-klepek karena wajah juga pekerjaan lelaki ini masih dipandang sangat layak bagi kaum hawa. Ranti Wulandari Budiman, wanita yang membuka usaha bakery. C...