Ide

2.2K 115 3
                                    

Tony terpaksa menuruti kemauan istrinya untuk 'menghajar' Burhan karena membuat adik iparnya itu sedih. Berita kehamilan Ranti tidak di respon dengan baik oleh Burhan.

Tony sebenarnya sangat menyayangkan sikap itu. Adik iparnya itu tidak mungkin melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan dalam kehidupan rumah tangga mereka sendiri. Awalnya ia tidak mau ikut campur urusan ini, namun, Trang, istrinya terus merongrong dirinya dan membeberkan fakta kalau Ranti tidak bersalah.

"Huhh.. " Tony mendesah secara dramatis.

Syarif yang kebetulan berada di kantornya untuk alasan pekerjaan jadi penasaran. Lelaki ini tadinya sedang bernyanyi sembari menuliskan kata-kata di atas laporan.

**Uang yang pas-pasan karuan buat makan (o, o)
Itu cara sehat ? tuk bisa bertahan
Uang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)
Itu cara sehat ?tuk jadi hartawan

"Bro..?" panggil Syarif ketika menghentikan nyanyiannya dan menatap Tony yang agak terganggu sesuatu.

"Huh..?" respon Tony terkejut dan menyadari kalau ada Syarif di depan mejanya.

"Apa yang kamu risaukan..? Trang hamil lagi..?" tanya Syarif sembari menyeringai menjengkelkan Tony.

"Bukan..!" sembur Tony keki.  "Kalau Trang hamil lagi, aku sudah jingkrak-jingkrak dan bernyanyi bersama kamu bro.." lanjut Tony sembari melotot pada Syarif karena lelaki itu tertawa. Ayah 3 orang anak itu sepertinya sangat senang kalau Tony keki.

"Ya sudah kalau tidak hamil.. buat hamil saja biar kita bisa menyanyi.. " balas Syarif santai.

"hmmy.. ini bukan soal Trang.. Tapi adiknya itu.." ujar Tony bingung harus membicarakan masalah Burhan dan Ranti pada Syarif.

"Ranti..? Ada apa dengan Ranti bro.. aduh bro kenapa tidak bilang sedari tadi sih.. Nissa mengoceh terus akhir-akhir ini. Katanya uncle Burhan jahat sama auntie Ti, dan ada dedek bayi lucu terlihat di langit. Terus, ada.. hmm.. uncle lain yang kepo.. entahlah.. aku tidak mengerti ucapan anakku itu. Hanya saja, mungkin maksudnya Nissa ada kabar baik dari pasangan ini..?" oceh Syarif memborbardir Tony dengan ocehannya itu. Syarif menyingkirkan kertas di dekatnya, meliputi kedua tangannya dan menunggu Tony untuk bercerita seperti seorang anak sekolah menunggu ibu gurunya mendongeng. Untung mata Syarif tidak mengerjap-erjap layaknya di film kartun.

Tony mendengus melihat tingkah Syarif yang ternyata lebih kepo ini.

"Berjanjilah padaku bro Arif.. jika hal ini bisa membuat Burhan sadar apa artinya kepercayaan, maka kamu juga harus membantuku. Kita ikat cang ijo ini di sebuah gudang bila perlu, kita masukkan kepalanya ke dalam tong berisi ular biar lelaki ini tahu kalau sampai salah satu anggota keluarga kita tersakiti... " Tony membuat tanda yang tangannya menggorok leher.

Maka, Tony pun mulai menceritakan perihal Tri kepada Syarif. Bukan untuk membeberkan aib keluarganya, hanya saja ini meminta bantuan kepada temannya ini.

Ia tidak bisa sendirian memberi pelajaran kepada Burhan yang terlihat tinggi serta tegap itu.

Syarif pun menyeringai sangat mengerikan. Membuat Tony jadi menelan air ludahnya karena sikap dingin muncul di wajah Syarif. Tidak ada lagi kata selengean dari lelaki 'cantik' itu.

"Hmm.. cang ijo ini agaknya sedikit depresi bro. Dengan kesulitan berjalan karena masih proses penyembuhan, mungkin ada syaraf yang kejepit di otaknya itu sehingga konslet dan menyebabkan susahnya untuk mencerna mana yang baik dan mana yang keliru.. " ujar Syarif dengan manggut-manggut paham.

Tony juga manggut-manggut. Mereka berdua jadi berdiskusi untuk melancarkan rencana Tri membantu Burhan 'sengsara'.  Dua lelaki hebat yang bisa mengambilkan bulan jika istrinya mau itu tersenyum layaknya serigala ketika rencana Tri menjadi lebih berbahaya untuk Burhan.

BALADA CINTA KAPTEN BURHAN {Geng Rempong: 10}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang