Setelah apa yang terjadi di WC, sedikitnya memberiku rasa waspada. Mulai terlihat juga sebagian senior-senior disini yang senang menindas. Tapi kebanyakan jarang dilakukan di dalam kampus. Karena saya yakin kalo misal mereka ketauan oleh dosen, mereka akan kena sangsi. Yakali tahun segini masih ada plonco gajelas gitu.
Akhirnya perkuliahan pertama selesai, berlanjut ke matkul Anatomi. Perkuliahan dilaksanakan di ruangan Auditorium yang besar. Terdapat banyak kursi, dan di depan ada panggung kecil dan meja besar.
Sudah banyak teman-temanku yang duduk di kursi paling belakang. Tinggal tersisa beberapa kursi kosong di barisan depan.
"Duhh ... Males duduk di depan euy" batin saya sambil melihat-lihat kursi kosong
Saya masih terdiam di depan mereka semua yang sudah duduk, beberapa orang melihatku dengan tatapan anehnya. Saya jadi malu sendiri.
"Med, Kadieu! Hulang-huleng wae!" panggil Panji yang duduk di barisan paling depan (Kesini! Ngelamun aja)
Bersyukur ada yang memanggil, jadi ga terlalu malu. Segera saya menghampiri dia dan duduk di sebelahnya "Ji, jangan di depan atuh... Pindah belakang yuu"
"Belakang gimana, penuh gitu ah!"
Tiba-tiba datang seorang pemuda dari pintu masuk, dia berpakaian sangat rapih dan bersih. Dia menggunakan kacamata dan kemeja biru "Assalamaualikum!" tegas dia sambil berjalan ke depan kita semua.
"Walaikumsalam!" semua menjawab.
"Kiww ... Kiww!!" Seketika banyak wanita yang kecentilan sambil berteriak-teriak melihat pemuda di depan kita itu. Pemuda itu hanya tersenyum manis, tentu saja itu membuat wanita semakin menjadi-jadi. Perlu diakui, dia emang ganteng sih. Tapi sayang, lebih ganteng saya.
"So ganteng gitu, Ji! Masih gantengan say ahh!"
"Ehh, da emang ganteng... Emangnya kamu, udah botak, badan gede, item lagi hahaha" ledek Panji
"Ehh Ji, kalo udah berambut mah saya lebih ganteng... belum tau we saya playboy cap codet"
Panji hanya membalas dengan tertawa. Kemudian pemuda itu mulai berbicara lagi "Perkenalkan, nama saya Rama. Saya berdiri disini sebagai asisten dosen... kebetulan dosen sedang berhalangan hadir. Panggil saya akang aja ya, saya masih muda ko" ujarnya sambil tersenyum
Wanita-wanita disekitarku semakin kegirangan karena gaya asdos ini yang kalem. Dan ini otomatis membuat para lelaki iri hati, termasuk saya.
Tapi saya jadi kepikiran, ternyata ga semua senior galak dan senang melonco seperti yang tadi di wc. Emang gila mereka. Terus pulang kuliah saya diancam bakal di tahan lagi. Gajelas emang.
Kang Rama mulai berbicara lagi "Oke, sebelumnya saya mau bertanya... Disini sudah ada ketua kelasnya belum?"
"Beluuum" semua cewe menjawab dengan cepat
"Waduh semangat sekali ya kalian"
"Iyadong semangat kalo Akang terus yang ngajar!" balas salah satu cewe
Semua cewe tertawa. Kecuali kita para lelaki yang cemburu.
Kang Rama berbicara lagi "Oke udah yaa hahaha. sekarang lebih baik cari dulu ketua kelasnya... Ayoo siapa yang mau?"
Semua mendadak terdiam. Saya melihat kanan kiri tak ada satupun yang mengacung. Suasana mendadak sunyi.
"Ko tiba-tiba sunyi gini ya?" tanya Kang Rama
Saya jadi kepikiran, supaya mudah dikenal cocok juga tuh jadi ketua kelas. Lagian saya juga di SMA kelas 11 dan 12 jadi ketua kelas. Yasudahlah saya aja mengajukan diri. Perlahan saya menghela nafas lalu berkata "Saya... kang!" teriak saya sambil mengacung
![](https://img.wattpad.com/cover/151724891-288-k371273.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On My Way
Non-Fiction(Serial kedua dari Cinta, Sepak Bola dan Persahabatan) Berdasarkan kisah nyata penulis saat di bangku kuliah semester awal. Catatan remaja bernama Ahmed setelah lulus SMA. Ia mencoba menahan diri untuk tidak kembali ke jalan hidup seperti masa SMA...