Hari pertama kuliah semester dua dimulai. Penyiksaan kembali akan kami jalani, dari lelahnya kuliah renang dua, lari di atletik dua, dan berbagai siksaan cabang olahraga lain.
Di Senin pagi yang mendung ini. Kita semua sudah berkumpul di pinggir kolam renang. Berbaris dengan rapih dengan sikap sempurna. Dua orang dosen laki-laki maju ke depan kita.
"Selamat pagi!" teriak dosen tua itu
"Pagi!"
"Oke, di kuliah renang yang kedua ini, kalian akan memperlajari dua gaya berenang baru. Yaitu gaya punggung dan kupu-kupu" ujar dosen dengan nada tegasnya "Tapi tenang, belum sekarang. Hari ini kita hanya akan mengulang gaya bebas dan dada, takutnya kalian ngaco lagi gerakannya"
"SIAP!" balas kita semua
"Dan perlu diingat! kolam untuk semester dua ini, dalamnya akan selalu dua meter!"
Sontak itu membuat orang yang belum bisa berenang panik. Setelah itu kita semua di presensi, kemudian berbaris memanjang di pinggir kolam. Saya bersebelahan dengan Panji di jajaran sebelah kiri.
Kemudian dosen memberikan intruksi dari pinggir kolam "Sekarang pemanasan dulu selama sepuluh menit!" ujarnya, lalu dia meniup peluit untuk memulai pemanasan.
Langsung kita semua melompat dan berenang menyebrang kolam bulak-balik. Lelah, pegal, dingin, takut, semuanya terasa sekaligus. Emang kalo kuliah renang kita semua harus siap mental dan fisik. Setelah beberapa lama, terlihat beberapa orang malah diam di pinggir kolam karena kelelahan, dan parahnya mereka malah ngobrol dan ketawa-ketawa. Termasuk Panji dan beberapa orang yang ada di sebelahku.
"Ji, hayu lanjut, diem aja daritadi!"
"Ahh Med! cape edan, bahaya kolamnya dalem lagi" balas Panji sambil ngos-ngosan
"Itu diliatin dosen terus Ji! ntar di sleding kita!"
Dia tidak menjawab hanya menunduk kelelahan. Lalu saya berdiri bersiap akan melompat lagi, PRIITT!! tiba-tiba terdengar suara peluit keras dari dosen. Semua langsung terdiam mendengar itu.
"KOMPUL SEMUA DI PINGGIR KOLAM!" teriak dosen yang terlihat marah
Kita semua langsung berlari terbirit-birit ke pinggir kolam dan berbaris sambil mengigil.
"BUAT SATU JAJARAN YANG RAPIH!" teriak dosen "CEWE DI BELAKANG COWO DI DEPAN!" Sontak kita semua langsung membuat satu jajaran panjang. Saya bersebelahan dengan Jefry dan Panji. Kita berada di jajaran tengah.
"Ada apaan nih?" Jefry berbisik pada saya sambil mengigil
"Gatau Jep, marah kali"
"Bahaya nih, kayanya kita bakal di eksekusi" ujar Panji
Dua dosen laki-laki itu mulai berjalan ke depan kita dengan tatapan tajamnya. Kita semua masih kebingungan kenapa di kumpulkan.
"Perhatikan semua!" teriak dosen.
Kita semua fokus memperhatikan dosen laki-laki itu. Dia marah besar pada kita, karena saat tadi disuruh pemanasan malah banyak yang diam di pinggir kolam. Bahkan seperti nongkrong ketawa-ketawa, terutama mereka yang berada di jajaran pinggir kolam. Mungkin anak-anak tidak sadar dari awal mereka diperhatikan dosen.
"Ayoo ngaku! diantara kalian banyak yang diam kan?!" tanya dosen
Tidak ada satupun yang menjawab. Kita semua menunduk ketakutan. Dan yang pasti beberapa dari kita harus merasa bersalah dan mengaku, karena imbasnya kena semua satu angkatan.
"Kalian memang tidak menghargai saya!" kita semua masih terdiam, karena terlalu lama tidak ada yang mengaku dosen akan memberikan hukuman tamparan pada kita semua yang laki-laki, kalo yang cewe disuruh push up.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On My Way
Non-Fiction(Serial kedua dari Cinta, Sepak Bola dan Persahabatan) Berdasarkan kisah nyata penulis saat di bangku kuliah semester awal. Catatan remaja bernama Ahmed setelah lulus SMA. Ia mencoba menahan diri untuk tidak kembali ke jalan hidup seperti masa SMA...