Setelah sekitar lima bulan lebih kita berkuliah, akhirnya minggu-minggu UAS semester satu tiba. Dari semua UAS, semua setuju yang paling berat adalah kuliah renang dan atletik. UAS ini seperti terror turun menurun, semua pasti merasa resah menghadapi dua ujian ini.
Di UAS renang kita harus bisa tiga gaya berenang yaitu gaya dada, bebas dan pungung. Kita semua tes di kolam sedalam dua meter, dengan jarak tempuh 100 meter. Untuk ini bebas menggunakan gaya apa saja, kemudian yang kedua tes 3x 25 meter bulak-balik dengan berganti 3 gaya renang. Dan terakhir kita akan berenang zig-zag dari pojok kolam ke pojok kolam satunya lagi. Edan bukan? Tentu saja itu sangat menguras tenaga karena tes itu dilakukan sekaligus dalam waktu kurang lebih dua jam.
Hari Senin tiba, ini adalah hari pertama kita di minggu UAS. Kita semua akan melaksanakan UAS renang di jam enam pagi. Sampailah saya di tribun kolam berenang, semua sedang bersiap mengganti pakaian renang. Cuaca sedang dingin-dinginnya di Bandung, mendadak sedikit ada embun pagi yang membuat kolam renang tampak semakin horror. Kita semua langsung turun kebawah hanya menggunakan celana renang kecuali yang cewe, kemudian berbaris di pinggir kolam. Saya berbaris di jajaran tengah.
Tiga orang dosen berdiri di depan kita, lalu satu dosen tua berbaju putih mulai berbicara "Selamat pagi!"
"Pagi!" semua menjawab
Dosen itu melihat kita dari ujung kanan sampai ujung kiri dengan tatapan tajamnya. Semua mendadak tegang karena tatapan dosen itu.
"Keliahatannya, bakal banyak yang gagal!" ujar dosen "Wajah kalian sudah memperlihatkan kalah sebelum bertanding, masa mental anak olahraga begini!"
Semua terkejut mendengar ucapannya, beberapa semakin memperlihatkan wajah cemasnya. Mereka takut karena belum lancar berenang dan kolamnya sedalam dua meter, plus jarak tempuh yang jauh. Kerad ga tuh? hahaha
Kemudian dosen memaparkan tiga bentuk tes dan penialainnya, persis seperti yang saya katakan tadi. Dosen sangat menegaskan bahwa siapapun yang berenang tidak sampai finish atau gayanya tidak benar akan langsung gagal. Tanpa terkecuali. Kita semua semakin tertekan dengan peraturannya itu. Terlebih mereka yang tidak bisa berenang otomatis mereka panik luar biasa. Walaupun saya sudah bisa tiga gaya berenang itu, tapi kalo tau dari tesnya se edan gitu ya jadi sedikit panik.
Setelah itu kita melakukan pemanasan berupa peregangan dan berlari mengitari kolam. Selesai kita pemanasan, kemudian berbaris di panggil satu-per satu untuk melakukan tes yang pertama yaitu tes berenang 100 meter. dengan cara dua kali bolak balik panjangnya kolam ini yang berukuran 50 meter. Untung saja saya kelas B, jadi bisa agak lama nunggunya karena dari kelas A dulu. Setiap tes dilakukan sepuluh orang langsung berbarengan.
Mereka bersepuluh sudah posisi bersiap melakukan tes di atas papan lompat.
"Bersedia!" teriak dosen
Mereka bersepuluh menunduk bersiap melompat.
"SIAP! ... GO!!"
Mereka semua langsung melompat dari papan lompatan dan berusaha berenang.
"AYOOO!!"
"BISAAA!! HABISKAAANN!!" teriak semua teman-teman
Beberapa bisa bulak-balik dengan lancar dan sampai ke tempat pertama, tinggal tersisa dua orang laki-laki dan perempuan di jajaran kanan. Mereka berdua terlihat sangat kelelahan ketika berenang jalur balik.
"AYOOO PAKSAA!"
"BISAA!!" teriak semua yang melihat mereka
Berenang mereka semakin melambat ditambah gerakannya yang mulai ngaco kesana kemari. Sementara mereka baru sampai tengah kolam, sangat berbahaya bila mereka tenggelam di tengah kolam itu. Semua yang melihat tampak panik melihat mereka, termasuk saya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On My Way
No Ficción(Serial kedua dari Cinta, Sepak Bola dan Persahabatan) Berdasarkan kisah nyata penulis saat di bangku kuliah semester awal. Catatan remaja bernama Ahmed setelah lulus SMA. Ia mencoba menahan diri untuk tidak kembali ke jalan hidup seperti masa SMA...