Sekitar jam dua siang di cuaca yang panas terik ini, kita berempat mulai melangkah menuju gedung kampus itu.
"Heh Bang!" tiba-tiba ada yang memanggil kita dari belakang, ternyata satpam kampus ini "Bang, pindahin dulu motornya, jangan parkir di pinggir jalan"
"Ohh iyaiya Pa, punten" balas saya (maaf)
Memang tiga motor kita parkirnya sembarangan, tepat di jalur keluar masuk kendaraan di parkiran mobil.
Segera kita berempat memindahkan motor, dua motor Panji dan Alfin sudah diparkirkan di pinggir kampus. Tinggal saya sendiri, lalu perlahan motor saya mundurkan tanpa melihat kebelakang Duakk!! Tanpa disadar saya menabrak mobil hitam yang parkir di pinggir jalan.
Saya sangat terkejut karena bagian depan mobilnya penyok, dan lampu sebelah kanannya pecah. Tidak terlihat ada orang atau tidak di dalam mobil, karena kaca depannya gelap. Tanpa lama-lama segera saya kabur dan memarkirkan motor di sebelah motor Panji.
"Yo ahh mulai!" ujar Panji
Kemudian kita berempat melancarkan rencana dengan cara yang brutal, yaitu dengan mencekik siapapun yang ada, lalu menanyakan dimana si Rando. Tapi dari sekian orang belum ada satupun yang memberikan info. Suasana sekitar mulai berubah, beberapa orang mulai memperhatikan tingkah kita yang brutal ini.
Saya melihat ada empat orang laki-laki yang sedang duduk di trotoar pinggir jalan, lalu saya hampiri mereka "Heh siah! Mana nu ngaranna Rando?!" (mana yang namanya Rando?)
Mereka berempat terlihat bingung "Jawab woyy!!" bentak saya
"Ehh sorry bang, kita kaga ngerti Bahasa Sunda. Kampus hukum kan kebanyakan orang Jakarta" balas salah satu dari mereka yang berbaju putih.
Seketika saya merasa malu karena sudah marah-marah, tapi mereka ga ngerti. Tengsin jadinya hehe.
"Euhh dasar! saya nyari yang namanya Rando, mahasiswa sini. Kalian kenal?"
"Ohh iya Bang, saya tau. Dia senior disini. Tapi kayanya lagi gaada kuliah dia, soalnya belum liat"
"Euh atuh percuma kalo gaada" balas saya
"HEH TOLOL!" tiba-tiba terdengar teriakan wanita, saya lihat ternyata ada wanita berbaju pink yang memarahi Panji.
"ELU YANG NABRAK MOBIL GUE HAH?!" bentak cewe itu
"Apaan ehh?!" balas Panji kebingungan
Sontak saya teralihkan pada mereka yang saling cek cok di depan gedung kampus.
"BUKAN SAYA EHH!" balas Panji
"ALAHH NGAKU AJA LOE! GUE MINTA GANTI RUGI POKONYA!"
"Ganti rugi apaan?! Orang saya gasalah!"
Saya langsung sadar diri, karena yang menabrak mobil kan sebenarnya saya, tapi kenapa cewe itu malah marahnya ke Panji.
Perlahan saya hampiri mereka yang semakin memanas, bahkan sebagian besar orang disini memperhatikan mereka.
"Ayo mana ganti rugi loe! Tanggung jawab!" bentak si cewe lagi
"Ahhh berisik lah anjing!! Saya nyari orang, bukan malah nemu cewe bawel gini!"
"Wahh! Loe beraninya ngomong anjing ke gue?! Gue bilangin ke cowo gue!" ujar dia sambil menununjuk Panji
"Alaahh udah bilangin aja sana! Ga takut saya, ANJING EMANG!" bentak Panji
Si cewe itu berlari sambil menangis ke dalam kampus. Kayanya sih dia sakit hati banget dibilang anjing sama si Panji, tapi wajar juga si Panji kesel, orang dia gasalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On My Way
Phi Hư Cấu(Serial kedua dari Cinta, Sepak Bola dan Persahabatan) Berdasarkan kisah nyata penulis saat di bangku kuliah semester awal. Catatan remaja bernama Ahmed setelah lulus SMA. Ia mencoba menahan diri untuk tidak kembali ke jalan hidup seperti masa SMA...